52

973 126 35
                                    

Okta hendak membuka pintu kamar, tapi Stefi sudah lebih dulu membukanya dari dalam.

"Kenapa?" Okta meraih tangan Stefi yang banyak bercak darah.

"Tangan kamu kenapa? Yang mana yang luka?" Okta terlihat sangat panik, selalu seperti itu jika menyangkut tentang anak kesayangannya itu.
Stefi menggeleng. Ia menarik tangan Papa nya untuk masuk ke kamar mandi.

"GRE.."

Okta semakin panik ketika melihat Gracia yang terduduk lemas di kamar mandi dan darah dikakinya.

"Okta Gre Kenapa?"

"Tolong siapin mobil" Ucap Okta pada Vino.

"Tahan ya sayang" Okta mengangkat tubuh Gracia dan membawanya menuju mobil.

"Ota.."

"Iya, aku disini. Sabar ya? Bentar lagi sampai" Okta juga sebenarnya gelisah karena melihat Gracia terus menahan sakitnya. Ia tidak mengerti apa yang terjadi pada Gracia, tapi ini adalah pertama kali baginya.
Dulu ketika mengandung Stefi, sampai saat akan melahirkan. Tidak ada kejadian seperti ini.

"Ota.. Sakit.." Okta semakin bingung apa yang harus ia lakukan untuk mengurangi rasa sakit Gracia.

"Anak kita kayaknya cowok ya? Sampai bikin Mama nya gini" Okta meraih tangan Gracia lalu ia tempelkan di pipinya.

"Nanti pipi nya kayak aku, hidungnya kayak aku, bibirnya kayak aku, matanya kayak kamu deh biar makin cakep" Okta terus bercerita sambil mengarahkan tangan Gracia untuk menyentuh wajahnya.

"Nanti kita anterin sekolah, kita jalan bareng beliin dia baju sama mainan. Oh iya, kita ajak liburan juga nanti.. Kamu mau kita kemana? Sebut aja, nanti aku bakal usahain. Aku bakal sering luangin waktu untuk kalian." Okta mengecup kening Gracia lalu tersenyum.

Meski hanya tersenyum tipis, setidaknya Okta merasa berhasil mengalihkan rasa sakit Gracia.

Okta berhasil mengurangi rasa sakit Gracia dengan cerita-cerita dan rencana mereka kedepannya. Tanpa Okta sadari, ia telah menimbulkan rasa sakit di hati seseorang yang sedari tadi hanya diam mendengarkan ucapannya.

~~~

Setiba di rumah sakit, Gracia langsung di bawa masuk kedalam ruangan Okta yang ingin masuk untuk menemani istrinya pun haru berhenti karena suster tidak mengijinkannya untuk masuk.
Okta hanya bisa berdoa untuk kelancaran proses persalinan istrinya.

"Ayah.." Panggil Stefi pada Vino yang duduk di sampingnya.

"Kenapa?"

"Papa.. Nunggu banget hari ini ya?" Vino mengikuti arah pandang Stefi yang sedari tadi terus memperhatikan Papa nya yang mondar-mandir tak tenang menunggu proses persalinan.

"Tentu, setiap kelahiran pasti selalu dinantikan oleh semua orang" Jawab Vino.

"Papa bakal lebih senang sekarang karena udah punya anak kandung" Stefi menunduk lalu berdiri dari tempatnya.

"Stefi.."

"Aku mau kedepan nyari angin dulu, Yah" Stefi langsung pergi tanpa menunggu jawaban dari Vino.

Vino berdiri menghampiri Okta dan menceritakan yang terjadi.

"Gre bisa, gue bakal disini lagian Mama Papa sama yang lain juga bentar lagi sampai. Susul gih, jelasin sejelas-jelasnya. Jadi gak akan ada masalah lagi untuk kedepannya."

"Titip Gre ya" Okta menepuk pundak Vino sebelum ia pergi untuk mencari Stefi.

Setelah berkeliling mencari Stefi, akhirnya Okta menemukan anak gadisnya itu sedang duduk sendirian di bangku taman rumah sakit sambil memperhatikan orang-orang berlalu-lalang.

Forever YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang