28

1K 115 32
                                    

"Kak Okta nya ada?" Tanya gadis itu.

"Ada, tapi belum bangun. Ada perlu apa ya?" Tanya Gracia. Ia merasa risih dengan kehadiran tamu nya itu.

"Oh iya, lupa. Selamat ulangtahun ya Kak Gracia. Kita nya kecepetan kali ya datangnya. Kita dapet chat kalau hari ini, Kak Okta bakal ngerayain ulangtahun Kak Gre." Gracia mengerutkan keningnya masih tidak mengerti dengan maksud dan tujuan sebenarnya dari kedua gadis di depannya ini.

"Yuth, mana Hp lo?" Gadis yang di panggil Yuth atau Ruth itu memberikan ponselnya yang menampilkan pesan dari nomor tidak di kenal.

"Besok pagi, jam 8 ke apartemen Kak Okta ya? Kak Okta mau ngerayain ulangtahun Kak Gre. Ajak Vio sama Pucchi juga. Inget, pagi ya. Jadi bisa sarapan bareng. Nanti aku ngasih tau alamatnya"

Gracia tampak terkejut membaca chat tersebut. Ia memberikan kembali ponsel itu pada Ruth.

"Maaf ya, belum siap apa-apa. Masuk dulu" Ucap Gracia mencoba bersikap ramah.

"Iya, Kak. Makasih. Vio juga masih di jalan" Ucap Pucchi.

"Di tinggal sebentar gak apa-apa kan?" Ruth dan Pucchi mengangguk.

Gracia melangkah menuju kamarnya dengan langkah kesal. Okta tidak bilang akan mengundang ketiga juniornya itu.

"Okta, bangun" Gracia memukul Okta dengan bantal agar Suaminya itu segera bangun dan menjelaskan tentang kejadian menyebalkan sepanjang abad ini.

"Kenapa, Gre?" Tanya Okta yang masih berusaha mengumpulkan seluruh kesadarannya.

"Kata kamu kita cuma makan-makan bareng keluarga kita. Sejak kapan mereka jadi keluarga kita?!" Ketus Gracia.

Okta mengerutkan keningnya tidak mengerti.

"Maksudnya apa?"

"Itu di luar ada junior kamu. Ngeselin banget sih" Omel Gracia sambil memukuli Okta.

"Loh, Gre. Hei, aku gak tau apa-apa. Aku gak ngundang mereka. Aku beneran cuma ngasih tau ke keluarga kita aja" Ucap Okta sambil berusaha menangkap tangan Gracia yang terus memukulnya.

"Terus kenapa mereka bisa di sini? Iiih.. Ngeselin. Aku kesel sama kamu"

Tidak ada pilihan lain. Okta langsung memeluk Gracia, mengecup Puncak kepalanya berulang kali agar istrinya itu sedikit tenang.

"Sayang, aku beneran gak tau. Jangan kesel-kesel dong." Ucap Okta dengan lembut.

"Bodo, aku kesel. Aku gak mau ada mereka" Gracia memberontak dalam pelukan Okta.

"Ya udah. Kan mereka udah dateng juga. Gak apa-apa lah, di rayain sama yang lain." Ucap Okta. Namun Gracia masih tidak terima.

"Sayang, walaupun kamu gak suka sama mereka. Tamu tetep tamu. Kamu gak boleh memperlakukan tamu dengan gak sopan. Walaupun kamu benci sekalipun." Gracia memalingkan wajahnya, tak ingin bertatap langsung dengan mata Okta.

"Ini hari spesial kamu, Gre. Sekarang mandi yuk. Trus kamu dandan yang cantik ya. Kan aku mau pamer ke junior aku, kalau aku punya istri yang cantik kayak bidadari"

"Apaan sih, gombal dasar" Gracia mendorong pipi Okta menjauh agar berhenti mencium pipi nya yang tampak memerah karena gombalan receh dari Okta.

"Mandi bareng gak?" Goda Okta.

"Gak. Udah, mandi sana. Entar gantian" Ucap Gracia lalu beranjak dari tempatnya.

"Dih, pake malu-malu segala. Biasanya juga ngajak mandi bareng" Cibir Okta.

Forever YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang