10

2.3K 482 28
                                    





Kim Rae In meletakkan beberapa lembar foto sedikit kasar ke atas meja kerja miliknya.

Jemari lentiknya meraih gagang cangkir teh dan mengarahkan gelas teh tersebut kearah bibirnya. sebelum menyesap rasa hangat dan manis teh, wanita paruh baya tersebut menyeringai tipis.

"Apa yang kau dapatkan dari kerjamu kali ini,  Max?" Tanya Rae In dengan mata melirik kearah orang kepercayaannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa yang kau dapatkan dari kerjamu kali ini,  Max?" Tanya Rae In dengan mata melirik kearah orang kepercayaannya.

Pria berperawakan besar dan kekar yang di panggil Max tersebut mengangguk dengan sebuah senyuman lebar, merasa jika boss besarnya akan puas akan kerja keras yang ia lakukan.

"Wanita yang berada di dalam foto bersama tuan muda adalah wanita yang namanya tercantum dalam daftar mahasiswi di salah satu Universitas ternama di Seoul, semester akhir di jurusan Hukum. Ayahnya seorang__"

"Kau tahu, kau tak perlu latar belakang serumit itu Max! Intinya saja..." potong Rae In dengan tatapan mata menajam kearah pria berjaket kulit hitam tersebut.

Max memgangguk paham, "dia wanita baik-baik dengan reputasi terpandang, nyonya."

Rae In menyeringai puas, itu yang sedari tadi ia ingin dengarkan. Ia tak perlu latar belakang berlebihan, Rae In tak mementingkan apa profesi serta jabatan ayah dan ibu gadis tersebut. Walau terlahir dari seorang tukang kayu miskin asal dia wanita baik baik dan tak memiliki catatan buruk di lingkungan dan hukum maka sudah cukup baginya.

Ia bukan tipe orang tua yang gila harta serta jabatan, ia bukan orang tua yang akan menentang hubungan dari putranya hanya karena terhalang status ekonomi serta bibit, bebet dan bobot belaka karena seorang Kim Rae In adalah seorang ibu yang peka, ia terlalu peka jika selama ini ia tak mampu membahagiakan anak-anaknya, ia sadar jika terlalu sibuk dengan dunianya hingga kedua putranya benar benar berjarak dengannya.

Dan Rae In tahu, dengan membebaskan pilihan putra sulungnya maka ia sudah mengupayakan kebaikan untuknya. Dan Rae In berharap jika Kim Myungsoo akan kembali normal seperti seorang Kim Myungsoo yang dahulu ia kenal.

"Nyonya..." sentak Max membuat Rae In membuyarkan gelembung lamunan dan sontak menatap kearah anak buahnya.

"Ada fakta lain dari gadis ini nyonya.."

"Apa, Max? Katakan!" Gunam Rae In datar dengan sebelah alis terangkat.

"Nona ini adalah saudara dari kekasih tuan muda Mingyu..."

Rae In membola mendengar fakta yang berhasil Max dapatkan. "Benarkah?" Tanya Rae In antusias.

"Benar nyonya..."

"Hm.. menarik, Max. Siapa nama gadis itu?" Tanya Rae In sembari memandang wajah Sooji lagi dari balik lembaran foto.

"Namanya... Bae__Sooji.. nyonya!" Cicit Max ragu.

IRISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang