25

2.1K 490 41
                                    

Setelah memberikan sebotol susu formula dan berhasil menidurkan bayi perempuan itu, Sooji berdiri di ambang pintu ruangan khusus bayi. Sesekali pandangannya beredar kesana kemari mencari Oh Sehun yang tak ia ketahui keberadaannya.

"Dimana pria itu?" Gunam Sooji seorang diri.

Dari arah kanan tubuhnya, Sooji tak sengaja mendengar suara keributan anak - anak. Merasa penasaran, Sooji mengikuti arah suara tersebut. Setelah melewati lorong yang cukup panjang, Sooji berada berdiri di ambang pintu dengan hamparan tanah lapang yang cukup luas di hadapannya.

Sebuah senyuman terpatri di wajahnya kala tak sengaja atensinya terjatuh pada sekelompok anak kecil berusia lima tahunan tengah berebut bola plastik dengan seorang pria dewasa jangkung.

"Hey, nyonya Kim... ikutlah bermain..." teriak sehun dari tengah lapangan. Pria itu tampak lebih mempesona ketika keringat membasahi area depan rambutnya dengan lengan kemeja tergulung asal di siku. Sooji menggeleng pelan, setampan apapun Oh Sehun pria itu tetaplah orang lain bagi Sooji dan ia sadar jika tak seharusnya mengagumi pria lain ketika ia telah bersuami.

"Nyonya Kim ayo ikut bermain..." teriak beberapa bocah laki - laki dari tengah lapangan sembari mengibaskan tangan kearah Sooji.

Sooji mendengus mendengarnya, oh astaga sampaikan seorang Oh Sehun akan memanggilnya nyonya Kim sehingga anak - anak ikut memanggilnya dengan sebutan itu juga.

"Paman... nyonya Kim - mu cantik.." tutur salah satu bocah laki - laki di sebelah Sehun dengan suara berbisik.

Sehun yang semula mengerutkan dahi kini terbahak ketika ia menyadari arti dari ucapan anak lima tahun tersebut. Entah apa yang bocah itu pikirkan sehingga berbicara sedemikian rupa.

"Hmm.. nyonya Kim - ku memang cantik. Tetapi dia milikku jadi kau bocah kecil jangan berani - beraninya mendekati dia." Ledek Sehun dengan kekehan kecil serta usapan lembut di rambut bocah lelaki itu. Dengan tampang polosnya bocah itu mengiyakan dan kembali berlari mengejar bola.

"Hai.. wanita cengeng mau bertanding bola denganku?" Teriak Sehun lagi dengan dagu terangkat keatas serta kedua tangan berkacak pinggang.

Sooji melototkan matanya ketika pria dewasa di hadapannya bertingkah seperti anak kecil. "Tidak! Aku tidak pandai bermain permainan laki - laki. Aku akan bermain di dalam saja bersama yang lain." Tolak sooji sembari berbalik masuk ke dalam rumah panti lagi.

"Ayo bertanding, maka aku akan menuruti dua permintaanmu." Tantang sehun lagi.

Sooji berbalik dan terdiam sejenak dengan memasang wajah berpikir. setelah beberapa detik berpikir untuk menerima tawaran kekanakan dokter di hadapannya itu, Sooji tersenyum miring dengan kepala mengangguk mengiyakan.

_I R I S _

Jika berpikir Sooji menerima tantangan Sehun maka wanita itu akan turut berlarian di tengah lapang dengan terik panas yang lumayan, maka jawabanya adalah tidak.

Nyatanya, wanita itu saat ini tengah duduk santai di atas rumput tepat di bawah pohon beringin rindang di pojokan halaman belakang panti. Sooji sesekali bersorak ketika koloninya berhasil memasukkan benda berkulit bundar yang saat ini tengah di perebutkan oleh Sehun yang harus melawan lima orang anak di bawah umur, meski dengan berat hati Sehun harus melakukan apa yang telah ia lontarkan dari mulutnya.

Bertanding dengan imbalan jika ia kalah maka ia akan melakukan apapun keinginan Sooji dan hal itu berlaku juga untuk kebalikannya.

Sooji dengan liciknya mengekploitasi anak - anak untuk menjadi teamnya. Dengan sogokan sebatang lolipop susu, Sooji tidaklah susah untuk bersekutu dengan mereka.

IRISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang