11

2.2K 505 55
                                    

Suara dencitan ban terdengar ketika mobil minicooper milik Sooji berhasil terhenti di depan kediaman keluarga Kim.

"Ayo.. jangan gugup." Sooji menepuk bahu Soojung pelan setelah ia melepaskan sabun pengaman yang membungkus tubuhnya.

Soojung meremas kedua tangannya yang berkeringat dengan wajah yang menengang kaku. Bahkan debaran jantung berpacu telampau keras, bukan karena ia akan bertemu dengan Mingyu melainkan karena ia untuk pertama kalinya bersitatap dengan kedua orang tua Mingyu yang memiliki reputasi tinggi.

"Ji, aku gugup dan takut." Cicit soojung dengan pandangan sendu kearah Sooji yang saat ini tengah memoleskan kembali lipstick berwarna nude ke atas bibirnya.

Sooji memainkan bibirnya agar lipstick yang ia bubuhkan merata di seluruh sisi bibirnya, "jangan gugup seperti itu, kau akan terlihat kampungan. Tenangkan dirimu, semuanya akan baik baik saja."

Soojung menarik napasnya dalam dalam kemudian menghembuskannya pelan, "baiklah... semoga semuanya berjalan lancar." Sooji mengangguk lalu membuka pintu mobil dan di ikuti Soojung.

Seorang pelayan wanita berpakaian rapi dengan rok span selutut dan kemeja hitam serta rambut tersanggul rapi menyambut keduanya di depan pintu.

"Selamat malam, nona. Selamat datang di kediaman keluarga Kim." Sapanya ramah sembari membungkuk sopan kearah Sooji dan Soojung yang mematung di hadapannya.

Sooji membalasnya dengan senyuman hangatnya, "iya.. malam!"

"Silahkan masuk, nona. Tuan dan nyonya sudah menunggu kehadiran anda." Pelayan tersebut mempersilhakan Sooji dan Soojung masuk terlebih dahulu dengan dirinya yang berjalan mengikuti dari belakang.

Sooji kembali melempar senyumannya ketika atensinya melihat dua orang pelayan yang berjejer rapi di dalam ruangan yang Sooji yakini adalah ruang tamu.

Soojung meremas tangan Sooji, mengisyaratkan jika ia benar benar gugup saat ini. Sooji menatap manik Soojung dan menganggukkan kepala, meyakinkan soojung jika semuanya akan baik baik saja.

"Semua sudah menunggu di meja makan, nona. Jadi mari kami antar.." salah satu pelayan tersebut mempersilahkan keduanya mengikuti langkahnya, masuk semakin jauh ke dalam mansion keluarga Kim.

Setelah melangkah beberapa meter serta melewati pintu penghubung antar ruangan, langkah pelayan yang membimbing Sooji dan Soojung terhenti di depan meja makan besar dan panjang.

"Nyonya besar, nona Sooji dan nona Soojung sudah datang!"

Sooji tak merasa heran mengapa pelayan tersebut mengetahui namanya dan Soojung, sudah di pastikan jika pelayan tersebut sebelumnya sudah di beritahu.

Seorang wanita dewasa beranjak dari kursi makan, berjalan anggun kearah Sooji dan Soojung dan berdiri di hadapan keduanya.

Sooji meneguk saliva keringnya ketika pandangannya terjatuh kearah objek di hadapannya, berdiri dengan anggun seorang wanita berpotongan rambut sebahu dengan pakaian rapi dan berkelas, rahangnya tegas dengan sorot mata yang teramat tajam.

Ia kini menyadari dari mana asal sorot mata tajam bak elang milik Myungsoo dan Mingyu, gen dari sosok wanita yang andil penuh akan kelangsungan hidup mereka benar benar mendominasi. Aura mencekam dan misterius Myungsoo terpatri jelas dari sosok wanita dewasa di hadapannya. Sooji menyeringai dalam hati, menertawakan akan bagaimana kehidupan Soojung nantinya jika berkumpul dengan ibu mertua yang berwajah bak debt collector.

Sooji segera berdehem tipis, kembali mencoba menyadarkan diri dan segera membungkuk hormat. Bagaimanapun ia adalah pihak muda jadi sudah seharusnya ia terlebih dahulu memberi hormat kepada pihak yang dituakan. Perkara di terima atau tidak, itu urusan belakangan. Dan Sooji tak pernah ambil pusing.

IRISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang