21

2.1K 510 62
                                    

Sudah seminggu dari hari dimana bayi mungil bernama Kim Mina terlahir kedunia, sudah seminggu pula Soojung terbaring di rumah sakit serta selama itu juga hubungan Sooji dan Myungsoo tidak ada perubahan. Datar dan hambar namun semuanya sedikit teratasi ketika bayi perempuan yang bernama Mina yang berarti Krystal dalam bahasa Persia itu hadir di tengah - tengah hawa dingin pernikahan keduanya.

Sooji sempat mengira jika Kim Myungsoo memiliki pribadi yang plin plan. Setelah menyerukan dengan lantang jika ia tidak suka berdekatan dengan anak - anak namun kenyataannya pria itu yang paling antusias dengan tingkah laku Mina.

Seperti saat ini, ketika Sooji baru saja memandikan Mina yang tentunya di bantu oleh salah satu suster yang sengaja ia sewa. Myungsoo enggan beranjak dari ranjang, duduk setengah berbaring di samping Mina yang saat ini tengah Sooji dandani secantik mungkin.

Pria itu sudah sangat rapi, mengenakan jas formal mahal berwarna biru navy dengan dasi bercorak garis hitam putih serta rambut yang tersisir rapi namun sudah sepuluh menit yang lalu Myungsoo tidak juga segera berangkat ke kantor bahkan saat ini sudah lewat dari jam biasa pria itu berangkat.

"Sudah jam delapan. Kau akan terlambat." Gunam Sooji melirik sejenak kearah Myungsoo yang sedang memainkan jari jari mungil Mina.

"Aku berangkat agak siang." Jawab sekena Myungsoo sebelum melanjutkan memainkan jemari Mina dan sesekali mengarahkan kearah bibir tipisnya untuk di kecup.

"Kenapa?" Tanya Sooji lagi, gadis itu masih dengan telaten memakaikan popok untuk sang keponakan.

Sejenak Kim Myungsoo terpaku, seolah ada aliran yang menghangat di dalam tubuhnya ketika tanpa sengaja atensinya terjatuh kearah sang istri yang tengah merawat dan memberikan yang terbaik terhadap Mina meski Sooji bukanlah wanita berpengalaman.

Dari caranya mencoba memandikan, memakaikan baju hingga menggendong jika Mina rewel adalah pemandangan yang seminggu ini Myungsoo minati dan nikmati. Melihat interaksi Sooji dan Mina benar benar membuat Myungsoo merasa seakan keduanya adalah dua wanita dalam hidupnya yang berharga, dalam kata lain adalah istri dan putri kecilnya.

Rengek Mina membuat kesadaran Kim Myungsoo kembali dengan cepat, Myungsoo berdehem kecil merasa pertanyaan Sooji belum ia jawab. "Tidak ada. Aku hanya ingin berangkat agak siang. Tidak terlalu banyak yang dapat ku kerjakan hari ini."

Sooji mengangguk seolah enggan ambil pusing dengan alasan Kim Myungsoo. "Wah, Mina sudah cantik." Seru Sooji sembari memberikan sentuhan terakhir di kepala bayi imut tersebut berupa topi. "Hmmm.. wangi..." Sooji menciumi pipi serta leher kecil Mina hingga bayi mungil itu menggelinjang kegelian.

Sooji meraba ruam merah pada lipatan leher Mina ketika atensinya terjatuh kearah bagian tubuh Mina itu. Sooji mengelus bercak merah muda yang sedikit berair.

"Astaga.. ini kenapa?" Sooji panik lalu kembali menyingkap baju bayi Mina guna mencari apakah ada ruam lainnya. "Ada apa?" Tanya Myungsoo dengan alis terangkat ketika ia menyadari kepanikan Sooji.

Sooji mneggeleng, sejenak ia terpaku. Memikirkan apa yang salah selama ini. Mungkin saja ada produk bayi yang tidak sesuai atau lainnya. Bayi sekecil Mina harus memiliki ruam memerah berair adalah kelalaian yang besar baginya.

"Apa yang salah? Mina alergi apa atau ada yang salah.. kenapa memerah kulitnya.. atau__astaga..." Sooji memekik sembari menutup mulutnya ketika ia teringat sesuatu.

"Ada apa Sooji?" Myungsoo beranjak dari posisi setengah beraringnya kemudian menarik sebelah tangan Sooji agar pria itu dapat melihat wajah sang istri. "Apa yang salah?"

"Antarkan aku ke rumah sakit, Kim. Sepertinya aku melakukan kesalahan.." Sooji panik, segera ia ingin meraih tubuh Mina untuk ia gendong sebelum sebuah tangan kekar menghentikan aksinya. "Tidak. Biarkan Leo meminta salah satu dokter anak kemari. Mina masih terlalu rapuh untuk keluar rumah dan terkena angin secara langsung." Myungsoo menatap dalam kedua iris mata yang bulat dan jernih di depannya. Sorot mata yang akhir akhir ini menjadi kesukaannya. "Tenangkan dirimu. Apa yang kau kira kesalahan untuk Mina?" Sambung Myungsoo lagi.

IRISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang