32

2.5K 463 71
                                    

"Ayo pulang!" Tarikan kuat di pergelangan tangan Sooji segera wanita itu tepiskan. Tak ingin semakin berlarut dengan semua yang selama ini menurutnya ganjil, Sooji lebih memilih menarik napas panjang kemudian membuangnya. Memantapkan hati untuk kemungkinan yang akan terjadi.

Sejak awal, Sooji sudah menduga jika dua pria di hadapannya ini tak hanya saling mengenal saja layaknya formalitas semata. Di lihat dari tatapan keduanya yang menyiratkan akan sebuah kebencian yang teramat besar meski Sooji akui jika Kim Myungsoo dan Oh Sehun terlalu pandai berlakon sebagai pemeran yang beralur tenang namun mematikan.

"Apa yang sebenarnya kalian berdua sembunyikan dariku?" Tatapan tajam dari mata merah sooji seakan menguliti secara bergantian dua pria di hadapannya.

Diam dan mengaku serta rahang yang sama - sama mengeras membuat rasa penasaran yang selama ini Sooji tampik semakin berdesakan ingin keluar.

"Jawab!" Bentak wanita itu dengan suara tinggi serta wajah memerah.

Sama halnya dengan Sooji, wajah Kim Myungsoo semakin memerah dan mengeras. Genggaman di kedua telapak tangannya menguat seiring dengan degup jantung yang semakin kencang, seakan aliran darahnya berhenti dengan denyutan nyeri di kepala.

"Tidak jangan, ku mohon L!" Lirih Kim Myungsoo "biarkan aku menyelesaikan semuanya." Mata elang itu memejam seakan memohon untuk apa yang di harap dapat terkabul untuk kali ini saja.

Beberapa detik berperang dengan dirinya sendiri, mata tersebut kembali terbuka dengan sorot dan airmuka yang berbeda.

"Bae..." suara serak tersebut membuat Kim Sooji terbelalak namun sedetik kemudian berganti dengan kekehan sarat akan kefrustasian. Semuanya akan semakin runyam menurutnya.

"Kebetulan kau datang, L!" Sapa Sooji sarkas, panggilan yang akhir - akhir ini dapat memudahkannya untuk membedakan antara Kim Myungsoo dan sisi gelapnya."ku rasa kau mengetahui semuanya. Kim Myungsoo dan Oh Sehun enggan membuka mulut jadi harapanku satu - satunya adalah dirimu." Sooji melirik dokter muda di hadapannya sekilas kemudian memilih melangkah mendekat dan berakhir mencengram lengan berbalut jas milik L.

Pria tersebut menggeleng dengan kecepatan kilat balik mencengram lengan Sooji hingga wanita tersebut memekik kesakitan. "Ayo pulang!" Sentak L menatap tajam kearah bola mata memerah milik Sooji. " Tidak! Sebelum kau ataupun Sehun menjelaskan semuanya kepadaku!" Kekeh Sooji di sela rintihan yang timbul akibat cengraman kuat L.

L membuang muka lalu menghela napas panjang menatap Sooji seolah hanya dengan tatapannya saja, pria itu mampu membunuh wanita terkasihnya saat itu juga. " jangan keras kepala, bae. Tidakkah Myungsoo sudah memintamu secara baik - baik. Jadi ketika aku yang mengambil alih, ku harap kerjasamamu!" Desis L dengan suara semakin serak.

Sooji menggeleng dengan buliran airmata satu persatu turun dari kelopak matanya "cukup jelaskan dan selesai. Mengapa semuanya seolah bermain drama di hadapanku. Tidak kau, Myungsoo, Sehun ataupun yang lainnya semua sama saja. Aku muak!" Teriak Sooji keras tepat di depan wajah L, isakannya lolos tanpa dapat ia bendung kembali.

Cukup selama ini ia mencoba menutup mata, dari awal pernihakan hingga saat ini Sooji merasa semuanya penuh drama. Palsu! Kedua orang tua Kim Myungsoo yang menaruh harap tinggi terhadapnya namun enggan menjelaskan serta kemunculan Oh Sehun yang mendadak tidak sesederhana yang orang katakan. Kebetulan? Sooji tidak percaya dengan istilah kata tersebut.

"APA MAUMU? HAH?" L mendorong bahu Sooji penuh tenaga hingga tubuh ringkih tersebut mundur beberapa meter.

Oh Sehun yang sedari tadi menikmati semuanya dengan kepalan tangan yang mengeras, tidak lagi dapat berdiam diri ketika tubuh Sooji terhuyung. "Brengsek!" Maki Sehun kearah L dengan wajah memerah.

L menyeringai sinis, "lagi - lagi kau yang memerankan tokoh superhero nya, aku bosan" decak L tak suka lalu dengan segera menarik tangan Sooji agar menjauh dari rengkuhan Sehun yang menurutnya teramat sialan. "Jaga sikapmu, L! Jangan lagi menyeret orang yang tidak tahu apa - apa." Desis Sehun dengan sorot mata semakin menajam. "Sudah cukup Bae Suzy, jangan ada lagi!"

Sooji menegang kala bibir tipis Oh Sehun menyebutkan nama yang menurutnya famaliar itu.

Bae Suzy?

Bae Sooji?

"Astaga!" Sooji mendekap mulutnya sendiri mencoba menahan rasa terkejutnya.

L terkekeh angkuh dengan dorongan keras di bahu kanan Sehun hingga pria itu mundur tiga langkah dari Sooji, enggan menyia - nyiakan kesempatan. Dengan segera L menarik Sooji hingga wanita itu menubruk dada kerasnya. "Berbeda, Bae Suzy dan Sooji akan memiliki akhir yang berbeda. Apapun yang terjadi aku tidak akan menyakiti Sooji karena apa? Wanita ini mengandung bayiku bukan bayi Myungsoo seperti wanita masa lalu itu."

"Bajingan!" Teriak Sehun tidak terima. Bagaimana bisa iblis sekelas L tidak memiliki sedikitpun hati. Seolah pria itu cukup puas akan kematian Suzy, seakan Bae Suzy benar - benar sebuah parasit bagi L. Dengan menahan geraman Sehun mencoba mengontrol diri, namun melihat sikap pongah L benar - benar membuat Sehun tidak dapat lagi menahan semuanya.

"Bae Sooji, asal kau tahu. Wanita yang berada di ponselku dengan pemilik makam yang tempo lalu kita kunjungi adalah orang yang sama. Wanita bernasib malang karena telah berurusan dengan iblis seperti Kim Myungsoo." Sehun menatap lekat wajah pucat Sooji " dia Bae Suzy mantan terindah suamimu yang sayangnya menemui ajal di tangan Kim Myungsoo pula"

Tidak dapat lagi mencerna semua ucapan Sehun dengan benar, kenyataan yang selama ini ingin sekali ia ketahui nyatanya lebih baik tidak ia dengar. Semuanya rumit dan tidak masuk akal.

"Bae Suzy meninggal tepat di detik terakhir acara pemberkatannya dengan kim myungsoo. Suzy hamil dan berharap banyak akan kebahagian yang menantinya di ujung altar namun kau tahu? Iblis ini, Kim Myungsoo membunuhnya. Membunuh Suzy dengan nyawa lain yang berada di dalam rahimnya tanpa dosa bahkan rasa bersalah."

Pening itu yang Sooji rasakan. Semuanya terlalu mengangetkan. Jadi selama ini seolah kim myungsoo menyesali kematian mantan kekasihnya hingga pria itu seperti orang gila adalah kamuflase atas apa yang pria itu lakukan.

Sooji cukup terkejut akan kelaianan kehidupan seksual Kim Myungsoo ataupun kemunculan sisi lainnya yang bernama L, kini ia harus mengetahui kembali apa yang selama ini tidak ia ketahui. Rasa kagetnya melebihi apa yang ia rasakan sebelumnya. Entah Kim Myungsoo ataupun L pelakunya, tindakannya tidak dapat Sooji terima begitu saja. Ia merasa apa yang wanita itu, Bae Suzy rasakan seolah berputar di dirinya.

Mencintai teramat sangat, mencoba menerima semuanya, mengandung benihnya hingga saat akhir dari semuanya dan Sooji merasakan hal itu juga. Sooji juga merasakan akhir dari dirinya entah dengan cara yang sama ataupun berbeda.

"Tidak, bae. Jangan dengarkan sayang.." suara L sedikit bergetar dengan rengkuhan semakin erat di tubuh lemah Sooji. Kim Sooji enggan memberontak. Membawa tubuhnya untuk tetap berdiri saja ia kesusahan.

"Kau sadar atau tidak? Namamu dan nama wanita masa lalu Kim Myungsoo memiliki kesamaan dan itu artinya apa?" Sehun terkekeh keras "pelarian? Nah, tepat sekali! Sayang sekali perjuanganmu selama ini tidak ada artinya, Bae!"

"Tidak.. ini bukan salah Kim Myungsoo---"

"L ataupun Kim Myungsoo sama saja. Mereka satu kesatuan tanpa dapat di pisahkan!"

"Brengsek!" Teriak L muak, di lepaskannya rengkuhan tangannya pada tubuh Sooji hingga wanita lemah itu terduduk begitu saja di atas tanah kemudian menerjang Sehun dengan hantaman keras di rahang kokoh pria tersebut.

"Hentikan omong kosongmu, Wilis!"

_ To Be Continue _

Jangan pusing, baca aja!

Aku sutradaranya aja pusing sama konfliknya! 😂

IRISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang