12

2.3K 503 51
                                    


Light in My Life unpublish!

---------------------------

Sunyi, beberapa saat hanya ada hembusan napas yang saling bersautan di dalam mobil hitam mewah yang saat ini tengah membelah jalanan.

Dua puluh menit sudah roda mobil tersebut membawa dua orang anak keturunan adam menuju tempat yang sebenarnya sang pengemudi sendiri tak tahu yakin harus kemana. hanya mengandalkan insting dan kerja kedua tangannya untuk mengendalikan kemudi mobil, Myungsoo menyusuri jalanan sepi nan gelap.

Sorot dari kedua sisi lampu depan mobil mampu membuka jalanan yang sepi dan gelap. Setelah beberapa saat melalui keriuhan dan gemerlap lampu kota, kini hanya suara jangkrik yang memekakan telinga.

Sengaja pria tersebut membuka separuh kaca pintu mobil di samping tubuhnya, menikmati semilir angin malam, suara jangkrik yang bersautan dan rasa menenangkan dari isapan demi isapan batang rokok yang saat ini memanjakan bibir tipisnya.

Berbeda dengan gadis yang saat ini duduk menegang di kursi penumpang sebelah Kim Myungsoo, beberapa kali ia bertanya akan pergi kemana dan beberapa kali juga hanya hembusan napas panjang yang ia dapatkan.

Merasa aneh dan sedikit tak benar, Sooji mencengram jok kursi sebelah tubuhnya dengan kuat. Pria dingin dan tak terjamah di sebelahnya membawa seorang anak gadis perawan seperti dirinya membelah hutan yang jauh dari perkotaan.

Jika di jabarkan, saat ini perasaan wanita berbibir ranum tersebut tak mampu lagi di ungkapkan. Semua rasa takut, gugup, resah, gelisah bercampur menjadi satu belum lagi jantungnya yang terus berdebar dan keringat dingin mulai membasahi kedua telapak tangannya.

Setelah Kim Myungsoo mengejutkan semua pihak dengan ajakan yang membuat spot jantung Sooji berdetak ekstrim dan menggeret tubuh limbung Sooji kini pria tersebut bak mengabaikan kehadirannya, Sooji hanya bagaikan bayangan yang tak terlihat serta kasat mata.

Merasa mulai bosan di abaikan, akhirnya Sooji memutuskan untuk membuang pandangan keluar menembus jendela mobil. Matanya menelisik kearah hamparan kegelapan yang tersaji sepanjang jalan. merasa bergidik ngeri dengan segala macam pemikiran yang bersarang di dalam kepalanya, Sooji memutuskan memejamkan mata erat erat dengan rapalan doa doa yang ia panjatkan, mulai meminta perlindungan dan pertolongan Tuhan dari serangan hewan buas, makhluk astral serta makhluk Tuhan yang paling tampan di sebelahnya hingga meminta Tuhan untuk memberi kelapangan dada bagi kedua orang tuanya jika besok mereka mendapatkan kabar jika putrinya ini di temukan mengenaskan karena tak mampu menyelamatkan diri dari serangan manusia Es yang saat ini tengah menikmati nikotin di tangannya.

"Sampai. Buka mata!" Suara berat bass memenuhi gendang telinga Sooji di ikuti suara mesin mobil di matikan.

Setelah menarik napas dan membuang napas, Sooji mencoba membuka mata perlahan lalu mengedarkannya kesegala arah.

Mata yang tadi sengaja ia buka setengah kini mulai terbelalak sempurna, bagaimana tidak. Malam malam setelah menempuh perjalanan yang menguras waktu serta akses jalan yang mengerikan tapi tidak lebih mengerikan dari sosok di sebelahnya kini di hadapannya terhampar luas gulungan ombak laut yang tengah menerjang bebatuan di pinggir pantai.

"Kenapa?" Sooji mengalihkan atensinya kearah samping, menatap pria yang saat ini tengah memejamkan mata setelah memerintah dirinya untuk membuka mata. "Kenapa mengajakku kemari?" Sambung Sooji dengan hembusan napas panas.

Enggan langsung menjawab, Myungsoo malah meraba tombol di sisi pintu mobil kemudi. Memencet pelan tombol tersebut hingga kaca mobil di pintu penumpang terbuka dengan sempurna.

Seketika, hembusan angin pantai yang deras serta dingin langsung menerobos kedalam mobil. menyadari kelakuan pria gila di sebelahnya, Sooji segera membelalakkan mata namun tanpa ada niatan untuk memekik protes karena Sooji tahu itu akan percuma.

IRISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang