flashback

2.1K 436 72
                                    

Warning!!

Next? 500 vote and 200 vomment!!

-----------------------------------------------------------

"Kim Myungsoo, aku mohon jangan gunakan hatimu. Aku-aku mencintaimu, tidak tapi teramat mencintaimu. Dia polos dan tidak berpengalaman jadi manf---" wanita dewasa dengan deraian airmata dan suara bergetar itu tercekat ketika selangkah kaki di hadapannya mendekat dan sedetik kemudian mencekik kuat leher miliknya hingga untuk melanjutkan apa yang ingin ia katakan tak mampu lagi di lakukan.

Pria dengan wajah memerah namun dengan tatapan datar dan kaku itu terus mencoba menguasai dirinya, meski usahanya tak sepenuhnya berhasil. Gejolak amarah serta jengah benar benar mendominasi terlebih rengekan serta racauan tak jelas yang keluar dari wanita tak tahu diri di hadapannya membuat pening di kepalanya semakin bertambah.

Dengan sekali cengkraman, wanita di hadapannya benar - benar tersengal napas dan seketika wajah putih mulusnya berubah merah ke biruan. Menandakan jika pasokan udara di dalam tubunnya sudah benar benar terkuras. Dengan seringainya pria bermata tajam tersebut melumat bibir yang saat ini terbuka lebar, merasa puas pria berbalut kemeja hitam dengan celana jeans biru gelap segera menarik kepalanya menjauh.

"Berhenti membual, Bae Irene. Pergi atau kau benar benar akan mati di tanganku. Bagaimanapun usahamu untuk meyakinkanku atas perasaan kotormu itu, aku akan tetap mengambil pilihan yang sebelumnya telah kau sediakan untukku."

"Bae Suzy tidak mencintaimu, L. Aku tahu itu." Suaranya terbata lalu wanita bernama Bae Irene itu terbatuk hebat dan tak lama, tubuhnya terkulai lemas dan meluruh ke tanah jika tidak terhalang oleh tangan kekar yang masih setia mengetat di lehernya.

Kembali, seulas seringai terbit dari bibir tipis L sebelum pria itu meludah tepat di wajah Bae Irene yang sudah membiru.

***

"Cari keberadaan Bae Suzy saat ini. Vernon!" Suaranya tidak tinggi namun mampu membuat pria muda di hadapannya mengangguk cepat dengan wajah memucat.

Tanpa membuang waktu Vernon segera menarikan jemarinya di atas papan persegi digital seukuran buku tersebut, meski dengan tangan bergetar pria tersebut mencoba terus melakukan apa yang sang tuan pinta. Vernon tak henti hentinya memaki dirinya sendiri dalam hati, mengapa tangannya tak berhenti untuk bergetar karena ia yakin jika sang tuan tahu ia tak fokus maka mungkin kali ini laptop keras di hadapannya akan melayang di wajahnya. Vernon menggeleng, menyingkirkan pikiran buruk yang menguasai otaknya.

Lima menit berlangsung, sebuah senyuman lega terbit di belahan bibir Vernon "Nona Bae saat ini berada di rumah sakit, Tuan. Lebih tepatnya berada di ruang inap nona Bae---"

"Batalkan jadwalku setelah ini dan katakan kepada Leo untuk menyusulku di rumah sakit." Sela sang tuan tanpa memandang wajah tegang Vernon.

Kim Myungsoo melangkahkan langkah lebarnya menuju pintu keluar ruangan dan menuju dimana wanitanya berada dengan aura semakin kelam, setidak bagi karyawan di perusahaan yang saat ini ia pimpin aura gelap ataupun terang tetaplah sang pemimpin yang tampan tanpa mampu membedakan sosok lain yang bersarang di dalam dirinya.

***

"Jauhi Kim Myungsoo!" Tegas wanita berbibir pucat yang saat ini setengah berbaring di atas ranjang inap rumah sakit.

Setelah kejadian dimana ia hampir saja merengang nyawa di lapang parkir pria iblis beberapa hari lalu, saat ini keadaannya sudah semakin membaik meski tenggorokannya masih terasa sakit dan perih.

"Kapan kau kembali ke Jerman?" Mengalihkan pembicaraan, itulah yang dilakukan wanita mungil yang saat ini tengah sibuk menbersihkan serabut putih yang menjalar di permukaan buah jeruk.

"Kau mengalihkan pembicaraan. Sayang" Irene terkekeh kecil namun terkesan sinis dan mengejek. Bae Suzy menghela napas dengan gerakan menyandarkan tubuh di punggung kursi.

"Aku mengandung bayi Kim Myungsoo jika kau lupa." Jawab Suzy sembari menatap dalam sorot mata sang kakak.

Sekali lagi, Irene terkekeh sedikit keras "kau tahu, pria itu gila. Kim Myungsoo adalah iblis, Bae Suzy. Apa yang kau harapkan dari pria seperti dia?" Sinis Irene dengan tangan terlipat di dada.

"L, yang gila dan iblis adalah L jika kau lupa. Apapun yang terjadi aku tidak akan meninggalkan Myungsoo. Kami saling mencintai." Sanggah Suzy sedikit jengah, meski kakak telah bersuami namun ia tahu jika wanita itu masih memiliki sisi serakah. Dengan seribu satu cara Bae Irene terus mencoba mendapatkan Kim Myungsoo setelah ia memilih menikah dengan pria yang saat ini tengah berstatus sebagai suaminya.

"Lalu, kau mencintai Myungsoo begitu juga L?" Tidak, Bae Suzy tahu jika itu bukan pertanyaan namun sebuah pernyataan. Kakaknya licik dan ia sudah tahu akan hal itu.

Suzy menggeleng lalu menyodorkan sepiring buah jeruk yang siap makan. "Tidak. Aku mencintai Kim Myungsoo tidak dengan L. L parasit, sekeras apapun dunia mencoba mengakui jika L dan Myungsoo adalah satu kesatuan namun kenyataan jika mereka berbeda dan L sosok yang tak seharusnya hadir tidak dapat di tampik begitu saja."

"Kau mencintai Kim myungsoo maka kau juga harus mencintai sisi gelapnya juga"

"Karena aku mencintai Kim Myungsoo maka aku tidak akan berdiam diri saja melihat pria yang aku cintai tersiksa seumur hidup karena sisi terdalamnya." Suzy menatap tajam Irene sebelum kembali melanjutkan ucapannya "sudah cukup L bertingkah sebagai benalu untuk Kim myungsoo, kau juga akan menjadi sepertiku jika kau berada di posisiku."

"Aku pernah di posisimu, zy."

"Tidak, kau tidak." Sanggah cepat Suzy "kim myungsoo dan L dua jiwa berbeda yang tak seharusnya bersatu. Kim myungsoo berhak bahagia begitupun L, L berhak bahagia tetapi di dimensi yang seharusnya."

Bae Irene berdecak kesal, mendebat sang adik tidak akan membuatnya menang. "Terserah kau saja." Acuh Irene sebelum kembali memakan buah jeruk.

"Singkirkan, Bae Suzy!" Seringai kecil terbit dari bibir tipisnya sebelum melangkah menjauh dari pintu kamar inap rumah sakit.

Leo terbirit mengejar langkah lebar Sang tuan. "T-tuan apa maksud anda? Anda dan nona Bae akan melangsungkan pernikahan lusa."

"Ah lusa?" Tanya Kim Myungsoo dengan mendadak menghentikan langkah kakinya dan berbalik menghadap Leo yang hampir saja menubruk tubuhnya. Dengan wajah pias, Leo mengangguk bodoh.

"Agar tidak menyita tenaga dan waktumu, singkirkan Bae Suzy di hari pernikahan kami!" Kim Myungsoo tersenyum iblis ke arah Leo yang semakin membeku "lakukan bersama Vernon jika kau tak sanggup sendiri."

"Enyahkan ekspresi bodohmu itu!" Lanjutnya sejurus dengan pekikan kesakitan Leo sembari memeluk perutnya yang terasa nyeri.

"Sekecil apapun batu kerikil harus tetap di singkirkan meski krikil itu terbuat dari kristal." Guman Kim Myungsoo ah L dengan kekehan masa bodohnya.

***

Jadi ini flashback buat jelasin kenapa L benci dan bunuh Bae Suzy.

Kelanjutannya, baca peringatan diatas 👌🏻👌🏻

Bye gue mau leyeh - leyeh 😏😏😏

IRISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang