14

2K 474 34
                                    

Bae Sooji - berjalan cepat bahkan sedikit berlari memasuki lobi apartement miliknya setelah pria gila bernama Kim Myungsoo berhasil ia kecoh.

Setelah Sooji sempat bungkam beberapa jam di dalam mobil Myungsoo yang terparkir tak indah di pinggir pantai, Sooji memutuskan untuk kembali menggunakan apa yang dulu di ajarkan ketika di senior high school , mengikuti ekstrakulikuler kelas drama tampaknya memberikan keuntungan tersendiri untuk Sooji.

Buktinya, Myungsoo percaya jika ia tengah kesakitan karena masa datang bulannya tiba, Sooji meringis di bumbui desahan kesakitan serta meremas remas perutnya sendiri. Setelah menatap Sooji penuh selidik dan akhirnya pria itu memilih untuk mengalah, dari raut wajahnya Sooji benar kesakitan ditambah uraian airmata yang terus mengalir di pipinya. myungsoo enggan mengambil resiko jadi ia rela kembali ke Seoul tepat pukul setengah satu malam.

Tak sampai di situ saja, Sooji meringis kecil ketika ia berhasil membooking satu tiket ke Tokyo serta menceritakan semuanya ke Soojung melalui Chat dan untungnya wanita itu tak banyak tanya seperti yang Sooji pikirkan.

Dengan tergesa Sooji menarik sebuah koper besar dari dalam lemari miliknya, meraih baju baju miliknya dengan acak serta beberapa barang penting lainnya. Sedangkan sisa barang yang ada besok pagi Sooji meminta salah satu pelayan rumahnya untuk mengurus serta ia juga telah meminta pengacara keluarganya untuk mengurus penjualan apartement miliknya segera mungkin.

Sooji mendesah panjang sembari mengacak rambutnya, ia lelah. Seakan saat ini ia adalah seorang tersangka korupsi yang ingin melarikan diri dari pemeriksaan serta kejaran para aparatul negara.

Sooji yakin jika seorang Kim Myungsoo lebih bahaya dari hanya seorang polisi. Pria itu teramat misterius dan Sooji enggan untuk menikah dengan tipe pria seperti itu.

Ia penganut menikah satu kali seumur hidup, jadi ia akan menolak jika harus menikah dengan lelaki yang salah apalagi lelaki gila seperti Kim Myungsoo.

Melawan percuma maka pilihan terakhir adalah kabur sejauh mungkin. Ia akan terbang ke Tokyo dan menemui orang tuanya sebelum ia memutuskan untuk pergi ke California dan melanjutkan study serta kariernya disana.

_ I R I S _

Satu hari berlalu, hidup Sooji seakan kembali tenang. Kedua orang tuanya tak banyak tanya, ia merasa beruntung ketika harus terlahir di tengah keluarga yang hangat dan terbuka serta menghormati pendapat dirinya asalkan itu yang terbaik.

Meski ayahnya sibuk mengatur bisnis yang ia rintis demi memenuhi vinasial dirinya serta kepulan asap dapur dan ibunya yang saat ini sibuk dengan toko roti yang baru di buka satu bulan yang lalu namun mereka tetaplah orang tua yang terbaik. Dan Sooji sangat bersyukur akan hal itu. Setidaknya ia bukan salah satu tipikal gadia liar yang haus akan kasih sayang dari orang tua.

Sooji mengurai langkah riang sembari bersenandung pelan, hentakan kakinya seakan mengikuti irama lagu yang ia nyanyikan meski nada yang ia ambil tak tepat, suaranya pun tak semerdu Ailee namun Sooji sudah bangga akan hal itu, setidaknya Tuhan masih mau memberkahinya dengan pita suara meski seperti kaleng rombeng.

Sooji mencuri ciuman kecil di pipi ibunya kala ia sampai di meja pantry dapur. "Pagi, Pahlawanku!" Serunya dengan gerakan mencomot satu pastry berisi abon sapi yang sedang ibunya bungkus ke dalam plastik.

Dengan cepat ibunya memukul tangan Sooji dengan desisan tak suka, "kebiasaan! Anak gadis itu harus mandi dan wangi dulu baru makan!"

"Ini, cuci muka saja belum. Bagaimana nanti jika sudah berkeluarga dan mengurus suami?" Omel ibu Sooji berkacak pinggang menatap Sooji.

IRISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang