"Maaf"

7K 243 2
                                    

Biarkan aku pergi dan hilang dari hatimu.

☕☕☕

"Natalie!" panggilnya.

Suara itu. Hanya suara itu yang bisa membuatnya berhenti berjalan. Dia terbelalak. Matanya dipenuhi air, hatinya sakit, tapi perasaan tetaplah perasaan. Kala itu jalanan sepi, dia pikir tidak ada yang mengikuti. Ternyata Revin ada di belakangnya kali ini, atau ini hanya khayalan Natalie saja? Tidak mungkin! Suaranya begitu jelas, dan nyata.

"Natalie!"

Dia tidak bisa mengelak. Revin membuatnya jatuh lagi. Seberapa kuat usaha Nata untuk berdiri, tapi Revin tak mengizinkannya. Dia menahan Nata untuk tetap berkeliaran di perasaan yang sering dia katakan; cinta?

Tapi apa Natalia harus sebodoh ini? Tetap berbalik hanya karena Revin memanggilnya. Hanya karena sebuah kata dengan lima huruf itu? Padahal Revin sama sekali tidak bisa menghargai secuil perasannya. Kenapa?

"Natalie, Kalau lo mau pergi, bawa juga perasaan lo! Jangan sampai lo sakit hati gara-gara gue, karna hakikatnya gue ga bakal nyakitin perasaan lo!"

Natalie terhenti. Matanya terbelalak. Apa ini benar Revin? Dia berbalik akhirnya, kemudia memang melihat Revin berada di hadapannya. Sungguh nyata. Bukan khayalan. Jujur membuat hati gadis itu kembali jatuh hati, dan semua luka yang dibawanya seolah-olah terasa manis. Padahal bukan begitu. Yang namanya sakit hati, ya sakit.

"Revin?"

"Gue ga bakal nyakitin hati lo Nat! Tapi kalau lo ga bisa percaya, lo bisa pergi! Gue ga bodoh buat nahan lo di sini."

"Apa peduli gue?" ujar Nata sembari menatap nanar ke arah Revin.

"Jelas lo peduli, apa yang bisa buat gue yakin kalau lo ga peduli?"

"Gue bisa lupain lo."

"Mungkin engga!" Revin melangkah mendekati gadis itu, sehingga ruang antar mereka hanya bersisa satu meter saja.

"Tapi lo nyakitin gue."

"Gue ga baka nyakitin lo!" kata Revin, dengan nada suara datar juga wajah dingin yang selaku membuat Natalie terpikat. "Apapun yang lo pikirin tentang gue, itu semua ga bener."

"Ga bener gimana? Cukup ya! Gue udah puas sama taktik lo! Gue juga paham tentang siapa lo sebenernya dari Haydar!"

"Lo percaya Haydar, dia itu--"

"Kenapa gue?" potong seorang lelaki. jelas dia Haydar. Lafal suaranya sudah dikenal baik oleh Revin dan Natalie.

"Bukan urusan lo!" Revin memutar bola matanya, dia masih kesal karema pertengkaran memalukan anrara dia dengan Haydar di tribun tadi. Revin saja yakin kalau berita itu akan hangat dibincangkan di sekolahan besok.

"Jelas urusan gue. Lo bicarain gue?" Haydar mengerutkan dahinya.

"Haydar!" panggil Natalie sembari mendekat ke arannya. "Lo anterin gue pulang ya? Gue harus les matematika sekarang!"

Haydar mengangguk mengiyakan, kemudian dengan cepat berjalan menuju parkiran diikuti oleh Natalie. Memang seharusnya gadis itu pergi, daripada berurusan dengan Revin yang bukan membuatnya semakin benci, tapi juga semakin tidak bisa untuk melupakan. Padahal tujuan Nata ialah melupakan lelaki itu sekarang. Apapun yang keluar dari mulut Revin, tidak ada gunanya mulai saat ini.

"Gue bakal lupain Revin!" kata Natalue setibanya di parkiran.

"Malah bahas itu. Bahas gue dong, yang tadi ditonjok."

Mr. Ice (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang