"Dia Haydar"

14.1K 574 10
                                        

Kadang kau mencoba untuk mengubah seseorang agar mencintaimu. Tetapi itu salah, yang kau lakukan haruslah mengubah dirimu sendiri agar dicintai oleh seseorang.

☕☕☕

Natalie menyesal menanyakan banyak hal tentang Revin kepada Haydar. Lelaki yang kini memanggilnya dengan sebutan "REVINERS" itu mengancam akan mengatakan perasaan Natalie kepada sepupunya. Dia menyesal.

"Andai waktu bisa diulang." dengusnya sambil menatap wooden clip dan tumbrl light yang menggantung menghiasi kamarnya yang unik. Nuansa merah yang terkesan di kamarnya karena lampu-lampu hias membuatnya menutup mata sambil sesekali mengatakan hal yang sama berulang kali. Dia menoleh pelan ke arah meja belajar yang menghadap ke balkon kamarnya. Meja itu berantakan oleh buku dan beberapa kertas warna-warni. Natalie bangkit dan menuju ke arah tumpukan kertas itu lalu meraih yang berwarna hijau. Dia baru saja menyalin sesuatu disana. Natalie melirik kertas itu pelan.

"Nama-Revin winata.

Tanggal lahir: 16-januari-2000.

Hal yang disukai: warna hitam putih, makanan yang simple, air putih, hidup damai, komik, basket.

Hal yang dibenci: minuman dingin, cewe yang sok dekat.

Pacar: no detected

Mantan: no detected

Account facebook: Revin Winata

Account instagram: @Revin

Pin bbm: -

Id line: -"

Natalie tertawa pahit melihat biodata itu. Demi secarik kertas biodata dia rela mencatat perkataan Haydar yang sangat cepatsatu per satu. Menurut Natalie, Haydar itu sengaja mengerjainya. Gadis itu menghela napas panjang sembari membuka pintu kaca dan berdiri di balkon. Yang kelihatan hanyalah halaman belakang rumahnya yang dihiasi beberapa lampu taman dan lantai dua sebuah rumah yang bagian bawahnya tertutup pepohonan dari jarak pandang Natalie. Rumah itu sudah lama kosong, tapi beberapa hari terakhir ini, Natalie sering melihat lampu menyala dari balkon kamar rumah itu yang berhadapan juga dengan balkon kamarnya. Dia bahkan tidak tahu siapa tetangga barunya itu.

Natalie tersenyum ketika melihat biodata yang baginya terlihat sangat lucu itu. Revin tidak memiliki akun yang aktif atau foto sekalipun. Natalie sudah mencoba memburu foto lelaki itu dengan cara stalk akun Ridan atau teman-teman basketnya yang lain, tetapi percuma. Kalaupun mereka foto bersama, Revin tidak akan pernah ikut.

"Reviners?" tanya Natalie kepada dirinya sendiri.

Natalie kembali ke dalam kamarnya sambil senyum-senyum tidak jelas lalu menghempaskan tubuhnya di tempat tidur. Dia memandangi langit-langit kamarnya yang ditempeli sticker-sticker. Dia benar-benar sudah menganggap Revin menjadi bias. Kegilaannya tidak kalah layaknya seorang penggemar artis korea. Gadis itu bangkit kembali dan melihat sebuah kertas yang ditempel di cermin kamarnya. Itu kertas curian tadi pagi di sekolah tepatnya di gudang olahraga. Sebuah kalimat indah yang menjadi motivasi terbesar bagi Natalie untuk berjuang meluluhkan hati Revin.

"Natalie." panggil mamanya dari luar kamar sembari menggedor-gedor pintu kamar.

"Iyaaa." teriak Natalie sambil bangkit dan berlari menuju pintu.

"Apaan sih ma?" gadis itu mengerutkan dahinya kesal.

"Tuh, si Ridan datang. Udah lama ga main ke rumah, sekali nya datang malah jam sembilan malam." komentar mamanya.

Mr. Ice (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang