"gue cariin ternyata disini" suara akrab itu berada di belakangnya tanpa perlu menoleh ia sudah tahu siapa si pemilik suara. Gadis berambut sebahu itu duduk di kursi sebelahnya. "kita balik ke dalem yuk..." ajaknya seraya berdiri akan mendorong kursi rodanya.
"tunggu Ji..." ia menolak ajakan itu halus. "setelah seminggu tidur, gue pengen ngerasain dunia baru ini" katanya sambil membuang nafas keras-keras. Jihan kembali duduk di sampingnya sembari melihat ke arah matahari terbenam. Taman Rumah Sakit yang penuh bunga warna warni dan pohon berukuran besar memayungi mereka berdua yang larut dalam pikiran masing-masing. "kapan berangkat?"
Jihan menoleh ke arah Athar, kemudian tersenyum getir. "besok..." jawabnya.
"apa karena gue gak bisa jalan? Itu sebabnya lo pergi?" Athar mengarahkan kursi rodanya menghadap ke Jihan.
"bukan itu Thar..."
"Ji... gue rasa waktu koma, gue ngikutin lo kemanapun lo pergi, tapi lo gak bisa lihat ataupun mendengar suara gue padahal gue berdiri di samping lo..." Athar mengusap wajahnya. "waktu bangun gue tahu yang harus dilakuin adalah ngedengerin lo, jadi apa lo punya kata-kata yang perlu gue denger?" tanyanya pada Jihan yang terlihat mulai berkaca-kaca.
Kepala Jihan menunduk. "aku suka kamu Athar.... dari dulu sampai sekarang masih tetap sama" Jihan semakin menundukan kepalanya, tetesan air matanya membasahi kedua tangannya.
"terus kenapa lo pergi?"
"karena kamu udah punya Kania" Jihan menjawab sambil terus menangis.
Athar mengelus puncak kepala Jihan. "aku gak ada hubungan apa-apa lagi sama dia" Jihan mengangkat kepalanya perlahan, Athar segera mengusap air mata Jihan menggunakan kedua tangannya. "tapi... aku gak bisa nahan kamu pergi" mata Athar menatap Jihan lama seperti sedang menimbang mengucapkan kata selanjutnya atau tidak. Athar membulatkan tekad dan mengatakannya. "Ji... aku tahu ini permintaan egois, tapi bisa kan kamu nunggu aku sembuh? Aku janji tidak akan lama, aku hanya perlu...."
"Dasar bodoh!!" potong Jihan. "tentu saja aku akan menunggumu berlari ke arahku" katanya diiringi senyuman manis yang membuat Athar terpesona.
Athar menarik Jihan ke dalam pelukannya. "terima kasih Jihan...."
-TAMAT-