HALLO HATERS

1.4K 30 0
                                    


"kita harus gimana sekarang? Diluar keadaannya benar-benar rusuh" seorang lelaki bertubuh gempal menghampiri Quthb Arkana yang terlihat tenang-tenang saja. "Q!!! Kamu gak akan bisa keluar kantor kalau begini ceritanya" wajah Patu memucat seperti mayat.

"tenang aja.... kalo aku gak bisa keluar yaudah kita berdua nginep aja di kantor"

"Heh!!! Mana bisa kita tenang" Patu berkaca pinggang dan berteriak di depan Q. "kenapa haters kamu itu datengnya harus sekarang? Saat kita di kantor? Dan kenapa kamu selalu membuat masalah?!!"

Q menghembuskan napas keras-keras tanpa mengalihkan perhatiannya pada game di ponselnya. "abang tanya aja sama haters aku di luar sana" jawabnya enteng.

"yaa... Tuhan inikah yang namanya ujian? Kenapa aku harus jadi manajer makhluk semacam ini?" Patu menggelengkan kepalanya lalu pergi keluar ruangan rapat untuk melihat situasi terkini.

Beberapa menit kemudian Patu menubruk pintu dan melemparkan sebuah jaket hitam. Q langsung menangkapnya dengan sebelah tangan. "Pake!!" perintah Patu. "kita keluar dari kantor lewat parkiran di basemant " melihat Q bengong Patu berteriak lagi. "cepetan pake!! Kita masih harus menghadiri acara tanda tangan buku"

Q membolak balikan jaket itu. jaket hitam di belakangnya terdapat tulisan dengan tinta merah. BARISAN ANTI FANS Q. "Bang, kenapa aku harus pake jaket ini? Aku harus jadi anti fans diriku sendiri?" tanya Q kesal.

"kamu mau selamat nyampe acara tanda tangan buku kan?" Q mengangguk. "yaudah pake.... sekarang kita ke bawah" dengan terpaksa Q memakainya.

***

"kenapa aku harus ngikutin si abang pake jaket beginian?" keluhnya sambil melihat ke jam tangan. "terus kenapa dia lama sekali ngambil mobilnya?"

Terdengar suara segerombolan orang yang keluar dari beberapa mobil tepat di depan Q berdiri menunggu Patu. Mereka mengeluarkan beberapa spanduk, banner dan segala macam dari dalam mobil. Q tersenyum senang melihat orang-orang itu, mereka adalah fans semua buku-bukunya. Kakinya bersiap berlari kearah fans yang masih berkumpul tetapi kemudian seseorang menyeret tubuhnya dan bersembunyi di balik tembok dekat parkiran.

Q bisa mendengar suara detak jantung orang yang sedang berjongkok bersamanya di dekat tempat sampah. Orang itu menempel di tembok lalu mengintip ke arah para fansnya. Saat semua fansnya itu pergi dari basemant baru Q bisa melihat wajah orang itu. Dia seorang perempuan. Dan dia memakai pakaian anti fans, sama seperti dirinya.

"Ahhhh.... tadi itu hampir saja" perempuan itu menatap matanya. buru-buru Q menutupi kepalanya memakai hoodi. Kalau perempuan ini anti fans berarti jiwanya dalam bahaya. "kamu...." perempuan itu berpikir sejenak.

"a-aku pergi dulu" Q segera berdiri tetapi sedetik kemudian perempuan itu menariknya lagi supaya jongkok.

"kamu gak liat apa tadi itu ada fans nya Q!! Kita berdua bisa mati dihajar sama mereka"

Kening Q berkerut. Apa orang ini gak tau siapa dirinya? Dia anti fans kan? Mustahil dia tidak mengenali wajah tampannya ini. "ka-kamu gak tau siapa aku?" tanya Q pelan.

Perempuan itu menunjuk jaket yang dikenakannya. "haters kan? Dan barusan orang –orang itu fans nya" matanya melebar saat menatap matanya sekali lagi. "aku gak bisa ngebayangin kalo kita berdua sampai papasan sama mereka" ia memegang pundaknya sendiri. "ahhh... menakutkan"

Q semakin tidak mengerti kenapa perempuan di hadapannya itu sama sekali tidak mengenalinya atau..... mungkin karena pencahayaan di sana terlalu gelap? Orang ini benar-benar aneh. "kapan kita bisa keluar dari tempat ini?" tanyanya iseng.

Orang itu menempel lagi di tembok dan mengintip ke luar sana. Q terus memperhatikan tingkah aneh perempuan itu. tanpa sadar ia tersenyum melihat orang dihadapannya yang seperti menirukan adegan polisi akan menangkap penjahat. "kamu kesini naik apa? motorku di sebelah sana"

Bang Patu maafin aku.... tapi aku penasaran sekali dengan orang ini... "hmm.... aku di tinggalin jemputan tadi"

"di tinggal??!!" setengah teriak perempuan itu bertanya padanya. "kalo gitu sekarang kita lari ke motorku yang disana itu" tangannya menunjuk pada sepeda motor matic berwarna hitam dan coklat. "yang penting kita berdua keluar dari gedung ini. Aku gak mau sampai kena masalah gara-gara ketahuan ikutan demo di depan sana"

Kepala Q mengangguk mendengarkan penjelasan orang itu. ia mengikuti perempuan itu sampai ke motornya. Mata mereka kembali bertemu. Tetapi orang itu tetap tidak menunjukan kalau dia mengenalnya. "ohh iya... aku boleh pinjem masker gak?" tanyanya ketika orang itu menyerahkan helm padanya. Orang itu membuka bagasi motornya lalu menyerahkan masker baru berwarna hijau.

Dengan mudah Q melewati para fans dan anti fans nya yang sedang demo di depan kantor. Mereka berjumlah banyak dan saling beradu yel-yel. Siapa sangka seorang penulis terkenal sepertinya naik motor. Dan memakai jaket anti fans dirinya sendiri. Sungguh luar biasa.

***

CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang