Untuk pertama kalinya dalam hidup, Q begitu penasaran. Banyak pertanyaan muncul di kepalanya. Kenapa Najma tidak mengenalinya? Kenapa orang-orang menjauhinya?
"ada apa sama mukaku?" Najma bertanya padanya. Q menunduk lalu tertawa. "kenapa? Apa porsi makanku banyak?" tanyanya lagi sambil mengunyah nasi goreng pinggir jalan itu dengan lahap.
"aku mau bertanya sesuatu ke kamu"
"apa?"
"kamu tidak tahu siapa aku? Dan sedang apa kamu di kantor penerbitan?" gadis itu berhenti makan kemudian terlihat berpikir.
"aku sedang menyelidiki kasus yang menimpa Q.... kata orang novel terbarunya hasil jiplakan novel abad pertengahan, aku iseng keluar rumah dan menyamar jadi anti fansnya. Kalau kakek nenekku sampai tahu aku pasti sudah kena marah"
"jadi.... kamu sedang menyelidiki kasus itu?" apa bener Najma tidak mengenalinya? "terus apa kamu pernah liat Q?"
Najma menggeleng pelan. "aku bosan setengah mati di rumah, jadi aku keluar dan nyari masalah"
"nyari masalah?" tanya Q heran.
"iya...." Najma menghembuskan napas panjang. "kakek nenekku selalu bilang kalau aku keluar rumah, pulang nanti aku bakalan kena masalah"
"jadi kamu tinggal sama kakek-nenek?" Najma sekali lagi menganggukan kepalanya. "ayah-ibu kamu? Ahhh... maaf aku terlalu banyak nanya"
"kamu gak akan nyangka siapa kakek-nenekku" katanya pelan. "ayo kita pulang, ini udah malem" ajaknya.
Tidak.... aku tidak mau pulang, kemungkinan kita bertemu lagi sangat tipis... "aku belum pernah ke pasar malam, apa kamu mau pergi bersamaku?"
Tanpa berpikir Najma mengiyakan dengan tersenyum lebar. "aku menantikan ajakan kamu itu" katanya terus terang. "makannya tadi aku milih makan di sekitar pasar malam" ia menambahkan dibarengi tertawa panjang.
Aku tidak pernah merasa se bebas ini.... Najma tidak mengenaliku sama sekali, orang-orang mengenali dirinya di semua tempat, hidupnya menjadi tidak bebas, setiap kakinya melangkah selalu ada orang yang mengikutinya, memintanya untuk berfoto, atau meminta tanda tangan. Tetapi Najma seperti teman yang dikenalinya sejak lama.... mungkinkah ia pernah bertemu Najma di suatu tempat? Jangan pikirkan apapun sekarang, aku begitu bahagia hari ini.....
***
Motor berhenti di depan rumahnya. Ia turun dari motor dan menyerahkan helm pada Najma. "aku tinggal disini" katanya. Najma membuka kaca helmnya. "hari ini menyenangkan... tapi aku tidak bisa bebas bertemu siapapun, apa kamu bisa pura-pura tidak mengenaliku kalau kita bertemu lagi nanti?" hatinya tiba-tiba terasa perih begitu mengucapkannya.
"kamu tenang saja.... aku paling pandai melupakan wajah seseorang" Najma berkata sambil tersenyum. "kamu tau? Ternyata kita tetangga.... aku tinggal di Blok B"
Apa lagi ini? Dia tetanggaku? Blok B? Blok tempat orang-orang berpengaruh tinggal?
"kalau begitu, aku pulang dulu. Bye..." Najma melajukan motornya menjauh dari tempatnya berdiri bengong sendirian disana. Q tetap berdiri disana sampai Patu menyadarkannya dengan heboh seperti biasa. Bertanya macam-macam. Tetapi Q tidak menjawab pertanyaan Patu, ia langsung mengunci diri di kamarnya.
Shakila Najma.... gadis penuh misteri. Di otaknya terbayang semua hal yang dilakukannya tadi bersama Najma. untuk pertama kalinya ia bisa menaiki berbagai wahana di pasar malam. Q bahkan melupakan ponselnya yang selalu menjadi kebutuhan primernya. Memikirkan gadis itu membuatnya tidak bisa tidur. Q memandangi langit-langit kamarnya sampai pagi.
***