....2016-2019....
Aku benar-benar tidak mengerti tentang pengaturan semesta untukku. Mati-matian aku menghindar dari Mahesa, tetapi seluruh alam sepertinya berkomplot untuk mempertemukan kami.
Seperti sekarang, ketika kelasku masuk pagi. Biasanya kelas kami kosong karena menurut teman-teman "terlalu pagi" buat belajar. Teman-temanku sebagian masuk jam kedua setelah kelasku bubar.
Begitu pula, Kakak tingkat yang mengulang atau yang belum mengambil kelas ini juga memilih jam kedua. Namun hari ini berbeda.
Ketika aku sedang berusaha membuat mataku terbuka dengan melihat MV idol korea. Seseorang duduk di sebelahku. aku masih fokus pada ponselku yang menampilkan taehyung tersenyum ke arah kamera dan seperti pengaturan otomatis aku juga ikut tersenyum.
"Dia cewek apa cowok sih?" Tanya sebuah suara serak di sebelahku.
Mataku mendelik padanya namun beberapa saat kemudian berubah menjadi Pelototan Horor. Mahesa Wistara ikut-ikutan menonton BTS di layar ponselku.
Kepalaku menengok ke sebelah kiri, kursi yang harusnya diisi teman sekelasku terisi oleh kakak tingkat teman Mahesa. Sewaktu kepalaku berpaling ke belakang, temanku sedang menelungkupkan kepalanya di meja. Tidur lelap.
Tuhan!! Kenapa aku sampai tidak sadar temanku pindah, dan Mahesa Wistara duduk di sebelahku. Apakah Ini semua karena pesona Taehyung yang begitu dahsyat.
"Nuha..."
Aku menoleh ke asal suara. Lalu tersenyum kecil pada Mahesa. Lelaki itu tampan dari waktu ke waktu, wajahnya tidak pernah membosankan untuk di pandangi.
Mungkin karena ekspresi anehku saat itu makannya Mahesa tertawa Manis. Ralat tertawa ganteng.
"Malam ini ada acara ngga?" Tanyanya tiba-tiba.
Aku sok berpikir, padahal begitu sampai rumah dan masuk kamar yang kulakukan adalah streaming film atau nonton MV BTS berulang kali sampai ketiduran.
"Mmm... emang kenapa kak?" Aku balik bertanya.
Lagi-lagi Mahesa tersenyum. "Tunggu aja kejutannya nanti malam"
Aku mengerutkan kening tidak paham. Ulang tahunku masih lama, lagipula Mahesa ngga tahu kapan aku ulang tahun. Oke tenang Nuha... dengan begitu kamu jadi wanita beradab nan anggun.
***
Malam harinya dengan sangat bodoh, aku menunggu kedatangan Mahesa ke rumah. Meskipun aku tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh laki-laki itu, atau dimana dia akan menemuiku. Aku bahkan melewatkan streaming acara variety BTS!
Mahesa sialan! harusnya aku sudah bisa menebak kalau Mahesa yang dulu juga sekarang sama saja. Dia tidak datang dan tidak akan pernah datang.
Semesta lalu membantuku menemukan jawaban kenapa malam itu Mahesa Wistara tidak menemuiku.
Ke 3 kakaku dengan sangat baik menyeretku dari kamar untuk pergi dengan mobil ayah karena kakak ke 3 ku alias Raiden sudah menyelesaikan kursus mobilnya. Jadi kami berempat ingin merasakan bagaimana Raiden membawa mobil
Dan yaaa Raiden membawa mobil bak di sirkuit yang membuatku jantungan. Raka udah ngomel semenjak Raiden berhasil mengeluarkan mobil dari garasi. Dan Rayi sejak tadi searching tempat makan baru untuk kami datangi.
"Heh! Heh!! Gausah di gas kalo lagi macet gini! Gila maneh !! Mau nabrak orang!!!"
"Tenang... Seloww A...."
"A kesini nih tempatnya, di depan bentar lagi. Baru buka jadi pasti banyak diskon mayan kan hemat duit"
Di belakang aku hanya terdiam sambil merasakan mual. "Guys" ucapku dan ketiga kakakku langsung berhenti bicara. "Aku mual!!"
"Astagfirullah Nuha maneh hamil?!" Teriak Raka yang membuat rasa tidak enak dari perutku itu semakin naik.
Rayi berada di sebelahku mengusap punggungku pelan. "De atuhlah nyetir yang bener dikit kasian si Nuha lemah"
"Di depan ada POM Bensin Nuha tahan... jangan muntah di mobil siah" Raiden membelokan mobil ke sebelah kiri dengan sembrono dan nyaris menabrak pantat bis Pariwisata yang sedang isi bensin.
"Pelan dikit maneh Raiden!! Itu belakang bis segede bis ngga keliatan?!"
"De mobil si ayah ini kamu emang bisa ganti?"
Begitu Raiden selesai parkir, aku langsung melesat ke Toilet memuntahkan segala yang kumakan tadi sembari nunggu Mahesa datang.
Ngomong-ngomong Mahesa. Sepintas tadi aku melihat dia ada di mini market POM. Ketika aku sudah menuntaskan urusan di Toilet, aku kembali pada kakak-kakakku.
Dan benar saja Mahesa ada di mini market POM dengan seorang perempuan. Bukan Ajeng tentu saja. Tapi perempuan lain yang tidak ku kenal. Raiden juga ada disana mengobrol dengan Mahesa, apakah aku melewatkan sesuatu? Kenapa aku tidak tahu salah satu kakakku berteman dengan Mahesa.
"Malam kak" sapaku berusaha ramah.
"Nuha--" ucapnya sambil bergantian memandangi aku dan Raiden.
"Adek gue" jawab Raiden. "Eh iya kan kalian satu SMA yaa? Ohh jadi yang lo ceritain itu dek?"
Dengan panik aku langsung membekap mulut Raiden yang nyaris saja membocorkan rahasiaku tentang manusia bernama Mahesa.
"Dunhil" bisikku menyebutkan merk rokok.
"Tresurer alumunium gold" Raiden tersenyum licik.
Shit!! Raiden menyebalkan!! beli rokok itu berarti harus menguras tabunganku. Padahal dikit lagi aku bisa nonton konser BTS di Singapura.
Pasrah aku pun mengangguk. Raiden lalu dengan baik hati memperkenalkanku pada perempuan di samping Mahesa. Untung saja Raka dan Rayi memanggilku setelah itu. Karena aku bisa muntah lama-lama disana.
Kejutan dari Mahesa membuatku susah kembali mempercayai apapun yang terucap dari mulutnya. Mungkin aku terlalu terbawa perasaan sampai begini. Yaa.. mungkin itu. Mahesa ngga bertanggung jawab atas hatiku yang sudah salah paham. Yang patut disalahkan adalah diriku sendiri.
***
Selamat berpuasa😘