Mysterious Neighbour : 3. Siapakah dia?

1.1K 44 7
                                    

Sebelum ke kampus aku mampir ke toko buku milik mas Andi untuk mengembalikan novel yang kupinjam. Toko itu sangat kecil dengan buku-buku yang berjajar di rak yang ada di sekeliling ruangan. Disana ada pintu masuk menuju rumah, aku masuk ke dalam untuk meminta izin ke mas Andi kalau aku akan pergi ke kampus.

"assalamualaikum... mas Andi, aku harus ke kampus sekarang... aku pergi dulu----"

"SUDAH KU BILANG TUNGGU DISANA!!!"

Aku terlonjak kaget melihat mas Andi yang sudah berdiri disana dengan sebuah pemukul base ball, wajah mas Andi yang ramah menghilang berganti dengan seringai menakutkan. aku tidak sempat menghindar saat tongkat base ball itu melayang ke kepalaku.

Dunia terasa berputar kencang, semuanya menjadi suram, suara mas Andi yang sedang marah-marah terdengar samar dan jauh, telingaku berdengung, aku terjatuh di lantai tak berdaya, kepalaku sangat sakit, aku melihat ujung pemukul base ball itu berwarna merah, mungkinkah itu darahku? Semuanya gelap.

***
Perlahan aku membuka mata saat seseorang mengguncangkan tubuhku dan memanggil namaku berulang-ulang, aku merasa tidak sanggup membuka mataku karena cahaya disana terlalu terang, tapi aku juga ingin memastikan kalau aku tidak mati konyol karena tongkat base ball itu.

Pertama yang kulihat orang yang memanggil namaku, dia memakai pakaian serba hitam, memakai pelindung kepala dan juga masker wajah, yang bisa kulihat hanya matanya yang sayu berwarna coklat bening menatap penuh kekhawatiran.

Mata yang tak akan pernah kulupakan, alisnya yang tebal dan bulu matanya yang lentik. Aku ingin memeriksa apa dia juga memiliki tanda luka di tangan kirinya tapi aku merasa tidak sanggup lagi... kepalaku terlalu sakit untuk berpikir... mungkinkah penyelamatku dia?

"Sofi!! Sofi!! Sofia!! kamu mendengarku? Kamu sudah sadar? Kepala kamu masih sakit?"

Suaranya terdengar begitu jauh padahal dia berada tepat di depanku, samar-samar aku bisa mendengar suaranya yang besar.

Aku menganggukan kepala memberitahunya kalau aku sudah sadar. Aku bergumam tentang mas Andi, lelaki itu mendekatkan telinganya dan langsung mengusap kepalaku dengan lembut.

"kamu aman sekarang Sofi... kamu selamat... jangan memikirkan apa-apa, kita ke Rumah Sakit sekarang"

Lelaki itu mengangkatku dan membawaku ke ambulance, aku sempat melihat ke belakang bahu penyelamatku lalu tiba-tiba mataku terasa panas ingin menangis.

rumah mas Andi sekarang tak sama lagi, semuanya terlihat berantakan, orang-orang berkumpul di depan rumahnya, mobil-mobil polisi terparkir di semua tempat, suara teriakan terdengar dari mana-mana...

SELESAI...

CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang