Kalau bukan Mas Ridho yang menyadarkanku toko akan ditutup, sepertinya aku akan terus bengong disana tidak pulang-pulang, memikirkan tetangga misteriusku itu.
Mas Ridho orangnya sangat menyenangkan, dia bisa menceritakan apa saja tanpa ada yang ditutup-tutupi. Sosok kakak idaman bagi semua orang, dia bekerja di toko itu sekitar 6 bulan lalu, setelah gagal masuk tentara karena takut kecoa.
Memang terdengar tidak masuk akal orang berbadan tinggi besar seperti Mas Ridho itu takut kecoa, tetapi aku sudah melihatnya sendiri, lelaki itu lompat-lompat ketakutan melihat kecoa di gudang. Dengan gaya bak superhero aku membunuh kecoa itu, menyingkirkannya dari pandangan Mas Ridho.
Sejak hari itu lelaki itu mau melakukan apapun untuknya. Aku tidak meminta hal yang sulit pada Mas Ridho, aku hanya memintanya berfoto denganku. Tujuannya apalagi kalau bukan pamer ke teman-teman kuliah.
Oke baiklah, karena aku menyukai kata "sendirian lebih baik daripada berdua" makannya sampai sekarang aku tidak pernah pacaran. Di saat semua temanku jalan bersama dengan pacarnya, aku hanya jalan sendirian.
Hujan deras turun saat aku berjalan di sepanjang gang menuju ke kosan, jalanan terasa sepi orang-orang mungkin sedang berada di bawah selimutnya masing-masing. Aku berniat akan mengembalikan novel yang kupinjam tapi toko bukunya sudah tutup, aku meneruskan langkahku dan berusaha mempercepatnya tidak sabar ingin rebahan di kasur.
Otomatis langkahku terhenti sewaktu melihat lelaki tetangga baru itu juga sedang berjalan sekitar satu meter di depanku.
Aku berjalan perlahan sambil memperhatikannya dari belakang. Lelaki itu berhenti dan membalikan badannya melihat kebelakang. Lagi-lagi Tanpa sadar aku bersembunyi di tembok rumah milik warga.
Kenapa aku sembunyi? Memangnya apa salahku? Ahhh... Sofia ada apa denganmu? Ini semua gara-gara gosip ibu-ibu tadi!! dengan hati-hati aku mengintip lelaki itu dari tembok, tapi lelaki itu sudah menghilang. Mungkin dia sudah masuk rumah, tapi kenapa cepet banget?
Jam tangan menunjuk setengah 9, perut keroncongan, dan kedinginan membuatku dengan berani meneruskan jalan ke kosan yang tinggal beberapa rumah lagi.
Akhirnya aku sampai di depan kosan, aku iseng berjalan kedepan rumah kecil berwarna biru muda, berjinjit di pagar rumah berusaha melihat kedalam. Apa cowok itu udah di dalem? Kenapa sepi banget? Jangan-jangan cowok itu lagi mengasah pisau-pisau tajamnya!! Atau dia sedang menghitung uang-uang hasil rampoknya?!!
"mau mampir?" tanya seseorang dari belakang.
Suara ini... aku membalikan badan dan melihat lelaki tetangga baru berdiri tepat di depanku. Aku mundur dan secepat kilat berlari ke dalam kosan lalu mengunci pintu. Sofia!!! Kamu bodoh banget!! Kenapa pergi ke rumah itu?? kepergok memata-matai cowok itu lagi!! Mau di taro dimana ini muka??
***
TBC