Prancis, Paris.
07.45 am."Fiuhh."
Salsha membuang nafas panjang nya, mengusap kan kedua telapak tangan agar terasa hangat, udara pagi ini di Paris sangat lah membuat siapapun menggigil karena telah memasuki musim dingin.
Sepagi ini CEO menyebalkannya itu menghubungi nya untuk datang ke kantor dan menghadiri rapat. Padahal Salsha sebagai model disini, sebenarnya tidak ikut rapat pun tak masalah. Namun, atasannya memberi tahu bahwa ini adalah rapat penting dengan perusahaan asing. Yasudahlah, Salsha mencoba untuk menghargai nya sebagai atasan.
Salsha sejak pagi tadi sudah mengomel pada Steffi karena Steffi mendahului nya berangkat ke kantor dengan alasan bahwa dirinya akan menjalani seleksi untuk siapakah yang akan terpilih menjadi photographer yang akan memotret model dan produk makanan dari perusahaan asing tersebut. Entahlah Salsha tidak memahami tentang urusan seperti itu.
"Hai," Sapa Salsha pada rekan model nya yang sudah duduk pada kursi yang telah mengelilingi meja rapat.
Bahkan ruangan ini pun masih sepi, hanya ada beberapa orang dan Salsha hanya terfokus pada Steffi yang sedang berkomat-kamit seperti membaca suatu mantra.
"Ga kuliah Sha?" Tanya Kiara, gadis blasteran Indonesia—Eropa model perusahaan, sama seperti Salsha.
Salsha tersenyum dan menggeleng, "Ga ada kuliah pagi hari ini," Ucap Salsha lalu menarik buku dihadapan Kiara dan merobek nya sedikit lalu Salsha membentuknya menjadi bulatan kecil.
Pluk.
Tepat sekali, bulatan kertas tersebut mengenai kepala Steffi hingga membuat Salsha dan Kiara terkekeh diikuti oleh Steffi yang melebarkan matanya pada Salsha.
"Salsha, gue lagi grogi! Jangan jahil!" Ucap Steffi pelan namun penuh penekanan. Steffi tidak ingin emosi dan berteriak karena ruangan rapat sudah mulai ramai.
Salsha hanya terkekeh melihat Steffi yang kembali berkomat-kamit, sepertinya ia sedang berdo'a, meminta keajaiban.
"Katanya rapat sama perusahaan asing ya, ra?" Tanya Salsha menghentikan kekehannya dan menoleh pada Kiara.
Kiara mengangguk, "Katanya sih dari Indonesia loh. Produk makanan gitu." Jawab Kiara dengan senyum yang mengembang.
Salsha seketika langsung teringat pada Aldi, setau Salsha selama ini Aldi memegang perusahaan makanan ringan, atau mungkin jika ini adalah kerja sama dengan perusahaan Aldi? Ah, tidak mungkin. Salsha membuang jauh-jauh fikiran tersebut karena beberapa faktor. Yang pertama, perusahaan makanan di Indonesia bukan hanya milik Aldi. Kedua, tidak mungkin Aldi tidak mengabari nya jika benar ini adalah kerja sama dengan perusahaannya.
"Shaa?"
Salsha tersentak ketika Kiara menyenggol lengan nya. Tanpa sadar sedari tadi fikiran Salsha sudah kemana-mana.
"Lo kenapa?" Tanya Kiara yang merasa heran dengan tingkah Salsha.
Salsha hanya meresponnya dengan gelengan beserta senyum manisnya. Lalu Salsha merogoh isi tas nya, mencari benda pipih persegi panjang miliknya. Membuka kontak dan menyentuh beberapa opsi untuk menghubungi kontak tersebut.
Aldi.
Tutt..
Satu, dua, tiga.. Hingga seterusnya, masih saja tidak ada jawaban dari kekasihnya itu. Salsha merasa gusar, sejak kemarin Aldi tidak sama sekali memberinya kabar. Bahkan Pesan dan Panggilan dari Salsha tidak mendapatkan respon darinya.
"Cihh!!"
Salsha berdecak kesal memilih opsi berwarna merah dan kembali memasukkan ponselnya kedalam tas dengan kasar membuat Kiara kembali menoleh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Back. (Sequel)
Fanfic[END] Hello. Sequel dari cerita SUNFLOWER. Sebelum membaca cerita ini sebaiknya membaca dahulu cerita SUNFLOWER♡