Aldi memandangi beberapa bingkai foto yang tergantung di dinding apartemen Salsha. Tersusun sangat rapih. Terdapat foto Salsha hasil dari pemotretan, terdapat foto Salsha dengan Aldi, terdapat foto Salsha dengan Mama, dan Oma nya, terdapat foto Salsha bersama Aldi, Chika, Kevin, Farhan, dan Riyan teman semasa SMA, dan masih banyak lagi bingkai foto lainnya.
Disisi lain, terdapat juga bingkai foto tergantung di dinding. Terdapat foto Steffi yang sedang asik memotret, foto Steffi bersama keluarga, bersama Salsha, dan yang lainnya.
Otomatis Aldi mengembangkan senyuman, dua wanita yang bersahabat layaknya saudara. Padahal Salsha dan Steffi sama sekali tak ada hubungan darah. Bahkan mereka baru bertemu saat Salsha di Paris.
Aldi menoleh ketika Salsha datang membawa dua cangkir hot chocolate ditangannya. Aldi dapat mengenali aroma dari cokelat panas tersebut.
"For me?" Tanya Aldi menunjuk dirinya sendiri, tak hilang pula senyuman diwajah tampannya.
Salsha mengangguk membalas senyuman Aldi, meletakkan dua cangkir hot chocolate diatas meja dan ikut terduduk disofa.
Salsha meraih cangkir miliknya, lalu menggenggamnya untuk mendapat kehangatan, malam ini cukup dingin.
Keheningan yang menyelimuti keduanya. Salsha masih setia menggenggam cangkir berisi cokelat panas, sesekali jarinya memutari bibir cangkir tersebut.
Aldi yang sempat sibuk dengan ponselnya pun akhirnya meletakkan ponselnya diatas meja, lalu meraih cangkir diatas meja. Sadar akan Salsha yang terdiam, Aldi melingkarkan tangannya di pundak Salsha lalu sedikit menariknya agar Salsha bersandar pada Aldi.
Salsha masih diam, menikmati aroma tubuh Aldi yang selalu tercium di indera penciuman nya. Salsha mulai menyesap secangkir hot chocolate miliknya, lalu meletakkannya dimeja tanpa menjauhkan diri dari Aldi.
"Liat deh," Aldi memecah keheningan, menunjuk salah satu bingkai yang tergantung di dinding.
Salsha mengikuti arah tunjuk Aldi, bingkai foto yang berisi dirinya, Aldi, Chika, Farhan, Kevin dan Riyan. Sebersit kenangan melewati pikiran Salsha. Salsha tersenyum memandangi bingkai foto tersebut.
"Kangen ga?" Tanya Aldi mengusap lembut kepala Salsha.
"Sama mereka?"
Aldi mengangguk, "Dan, masa SMA. Kangen ga?"
Salsha menghela nafasnya. "Kangen.., banget," Jawab Salsha sedikit memberi jeda.
"Kamu libur kuliah, kita pulang ke Indo, Okey?"
"Okay, sebelum semester depan aku udah sibuk nyiapin skripsi," Jawab Salsha menyetujui dengan senyuman yang menghiasi wajahnya.
"Cepet selesain skripsi kamu dong," Ucap Aldi dengan nada manjanya.
"Mulai aja belum, emang kenapa, sih?" Tanya Salsha dengan dahi berkerut.
"Kalau udah mulai nyusun skripsi, kamu break dulu ya dari dunia model. Ini perintah tidak boleh di bantah," Aldi berucap tegas menatap Salsha.
"Emang kenapa, sih?" Tanya Salsha—lagi.
"Biar cepet nyelesain skripsinya, hehe..," Jawab Aldi diikuti dengan cengiran khasnya.
"Gajelas. Kenapa kalau udah selesai?" Tanya Salsha melipat kedua tangannya di dada.
"Kalau kamu udah selesain skripsinya..,
Aldi menggantung ucapannya, hingga membuat Salsha duduk tegap menggeser posisi duduknya agar dapat menghadap Aldi.
"Aku mau lamar kamu," Ucap Aldi tegas dengan tatapan teduhnya menatap Salsha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Back. (Sequel)
Fiksi Penggemar[END] Hello. Sequel dari cerita SUNFLOWER. Sebelum membaca cerita ini sebaiknya membaca dahulu cerita SUNFLOWER♡