Lalu lintas yang ramai disore hari membuat Aldi semakin gelisah. Terlebih Aldi belum mendapat kabar sama sekali dari Salsha. Bagaimana tidak ramai, ini adalah jam dimana banyaknya pekerja yang pulang dan juga siswa/mahasiswa yang pulang dan berangkat ke kampus nya.
"Stef cari tau korban dilarikan ke rumah sakit mana?" Bastian yang duduk di kursi pengemudi sebisa mungkin untuk fokus mengemudi. Membelah jalanan yang ramai.
Steffi tak menjawab, tenaga nya sudah terkuras akibat terus menangis. Namun, Steffi tetap menuruti perkataan Bastian. Saat ini Steffi sibuk berkutat dengan ponsel ditangannya.
Sementara Aldi, entahlah apa yang sedang ia rasakan. Pandangannya kosong lurus ke depan.
"Di!! Angkat itu telfon!" Bastian berteriak kesal, sedari tadi ponsel Aldi bergetar diatas dashboard mobil, namun Aldi mengabaikannya.
Aldi tetap diam, entah ia mendengar atau tidak perkataan Bastian. Bastian semakin pusing dibuatnya.
"Gimana kalau itu penting di? Gimana kalau itu Salsha?" Ucapan Bastian kali ini mendapat dengusan kasar dari Aldi yang langsung meraih ponselnya dengan wajah kusutnya.
Bastian menoleh, melihat Aldi yang memperhatikan layar ponselnya yang menyala dan masih bergetar. "Apa? Masih ga diangkat juga?"
"Nomor tidak dikenal, Bas." Aldi mencebikkan bibirnya, ia tak ingin waktunya terbuang demi mengangkat panggilan tak jelas seperti ini.
"Astaga!! Apa susahnya diangkat sih di!!" Bastian mengacak rambutnya. Aldi tetaplah Aldi yang berkepala batu, Bastian merebut ponsel ditangan Aldi lalu menekan opsi berwarna hijau.
"Halo? Ini siapa?" Bastian menyatukan alisnya ketika mendengar suara tangisan disambungan telepon.
"Cewe nangis," Bastian sedikit menjauhkan ponselnya dan berbicara dengan Aldi dan Steffi.
Aldi terdiam sejenak dan merebut ponsel di tangan Bastian.
"Halo? Hikss..,"
Aldi mengenalnya, Aldi mengenal suara ini. Sungguh suara ini tak asing ditelinganya. "Astagaa!! Ca? Ini kamu?" Ucap Aldi panik, tangannya bergetar memegang ponsel.
"I'm scared. I lost my phone. Di, I'm scared. I'm so sorry."
Suara isakan Salsha semakin menjadi terdengar lewat sambungan telepon. Membuat Aldi semakin panik.
"Kamu dimana?" Aldi tidak tahu harus berkata apalagi. Aldi hanya ingin tahu saat ini bagaimana keadaan Salsha.
"Forgive me. I made your car lost."
Aldi semakin geram ketika Salsha masih juga belum memberi tahu dimana gadis itu berada. "Ca, berenti! Please, tell me where are you now?"
Aldi segera memutus sambungan telepon ketika Salsha memberi tahu dimana ia berada. "Bas, puter balik," Perintah Aldi panik memukul-mukul lengan Bastian.
***
"Maafin aku, di." Isak Salsha terus-menerus didalam dekapan tubuh Aldi. Aldi hanya diam tak menjawab. Dirinya masih bersyukur keadaan Salsha masih baik-baik saja.
"Mobil kamu—
Belum sempat Salsha melanjutkan ucapannya, Aldi terlebih dahulu memotongnya. "Sstt, udah sayang. Ga usah peduliin mobil aku, aku justru bersyukur mobil itu diambil orang dan bukan kamu yang kecelakaan naik mobil aku," Ucap Aldi gelisah, mengusap rambut kekasihnya dengan lembut.
Salsha sedikit terperangah mendengar apa yang diucapkan oleh Aldi. Astaga, dirinya tidak tahu jika perampok yang mencuri ponsel Salsha dan mobil Aldi mengalami kecelakaan. "Jadi mobil kamu gimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Back. (Sequel)
Фанфик[END] Hello. Sequel dari cerita SUNFLOWER. Sebelum membaca cerita ini sebaiknya membaca dahulu cerita SUNFLOWER♡