27

2.1K 161 18
                                    

Tiga hari telah berlalu setelah kejadian hari dimana tubuh Salsha dibuat melemas seutuhnya. Hari ini Salsha duduk dikursi taman, ditemani oleh semilir angin yang menusuki pori-pori kulitnya.

Hanya sendiri, Salsha ingin mencari udara segar. Salsha bosan, sangat bosan mencium aroma obat-obatan dirumah sakit. Salsha sangat benci suasana rumah sakit. Untuk itu Salsha ingin Iqbaal segera pulih kembali.

Namun nyatanya, sampai sekarang keadaan Iqbaal sama sekali tak ada perubahan, membuat Salsha sedikit kehabisan nafas jika kembali mengingat penuturan dokter tadi.

"Iqbaal masih dalam masa kritisnya. Dan, sama sekali tak ada perubahan, kami hanya bisa berharap Iqbaal dapat melewatinya karena kami sudah berusaha semaksimal mungkin,"

"Huh," Salsha menghela nafasnya, mendongak keatas melihat birunya langit sore ini.

"Hai, kak Salsha,"

Salsha tersentak ketika ada yang menepuk pundaknya lalu duduk disampingnya. Salsha tersenyum, Nisa. "Hey," Balas Salsha.

Nisa adalah adik Iqbaal yang kemarin baru saja datang kerumah sakit bersama orangtua Iqbaal. Nisa merupakan gadis cantik berumur sekitar delapan tahun. Baru sehari bertemu dengan Salsha, Aldi, Steffi, Bastian, dan Chika namun Nisa sudah bisa akrab dengan mereka.

"Kak Salsha ngapain disini?" Tanya Nisa dengan wajah lucu nya menggengam tangan Salsha.

"Mau lihat bunga, tuh liat deh Nisa," Salsha menunjuk beberapa bunga Mawar di ujung taman. "Bagus, kan," Salsha masih tersenyum.

Nisa mengangguk senang, mengikuti arah telunjuk Salsha.

"Nisa sama siapa kesini?" Tanya Salsha mengingat jarak kamar Iqbaal dan taman cukup jauh. Tak mungkin Nisa sendirian.

"Sama kak Aldi," Nisa menjawabnya dengan terkekeh pelan membuat Salsha menyatukan alisnya.

"Kok Nisa ketawa?" Salsha mencubit gemas pipi Nisa.

"Hehe, Nisa pinjem kak Aldi nya dulu ya kak," Nisa menutup mulutnya melanjutkan kekehan nya.

Salsha membelakkan matanya, Nisa sungguh menggemaskan. "Ih kamu," Ucap Salsha merangkul bahu Nisa. "Mana kak Aldi nya?"

Nisa terlihat celingukan mencari Aldi disekitar taman, seingatnya tadi sewaktu sampai ditaman, Aldi menyuruhnya untuk menghampiri Salsha terlebih dahulu. "Ah! Itu dia," Tunjuk Nisa antusias membuat Salsha mengikuti arah telunjuk Nisa.

Salsha tersenyum melihat Aldi dari kejauhan sedang mengobrol dengan anak seumur Nisa diatas kursi roda, Aldi berjongkok menyamakan tinggi anak tersebut yang duduk diatas kursi roda.

"Samperin yuk kak?" Ajak Nisa menoleh kearah Salsha.

"Jangan, biarin kak Aldi disana. Kita disini aja, oke?" Salsha mengacungkan jempolnya otomatis Nisa ikut mengacungkan jempolnya sambil berucap "Oke," Lalu keduanya terkekeh bersama.

"Kak Salsha tau ga?" Nisa berhenti terkekeh lalu menatap Salsha serius.

"Apa?" Tanya Salsha menatap lembut wajah Nisa.

"Kak Iqbaal kalau pulang ke Indo sering banget ceritain kak Salsha," Ucap Nisa tersenyum manis, sangat manis.

Salsha tertegun sejenak, lalu berusaha mengontrol ekspresi wajah nya di depan Nisa. "Oh ya?"

Nisa mengangguk. "Kata kak Iqbaal dia punya sahabat disini, namanya kak Salsha, dia orangnya cantik, baik, pintar, dan selalu bisa buat kak Iqbaal senyum, gitu kata kak Iqbaal. Terus kakak tau ga Nisa jawab nya gimana?" Nisa terus berceloteh dan Salsha dengan setia mendengarkannya.

Please, Back. (Sequel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang