12

2.6K 182 161
                                    

Ada adegan 17+ dan kekerasan disini, setidaknya sudah ku beritahu yaa hehe🙏 oiya yang belum cukup umur inget dosa. Yang udah cukup umur inget dosa juga:( Wkwk dahhh ahhh selamat membaca💛

***

Aldi mengerjapkan matanya setelah tertidur sejenak. Tadi, ia merasakan kepalanya sedikit pusing. Untuk itu ia memutuskan untuk beristirahat. Aldi mulai melihat sekeliling ruangan. Sepi, sangat sepi hingga Aldi mencoba mencari kemana orang-orang pergi.

Awalnya memang mereka akan menyewa hotel untuk tempat berganti, namun itu tak nyaman bagi Aldi. Hingga Aldi memutuskan untuk menyewa sebuah vila di pinggir pantai untuk tempat singgah selama menjalani sesi pemotretan. Supaya lebih leluasa dibanding dihotel. Akhirnya keputusan Aldi pun mendapat persetujuan dari semua rekan kerjanya.

Kemana mereka sekarang? Aldi sudah mengelilingi sekitar vila namun nihil. Semua tak ada. Aldi mulai memasuki satu persatu ruangan yang ada.

"Di?"

Aldi menoleh kebelakang, Kiara. Menagapa yang ditemuinya malah Kiara dari sekian banyak pekerjanya?

"Ngapain disini?" Tanya Kiara memicingkan matanya, karena ini adalah ruang ganti dan ruang rias yang digunakan oleh Kiara.

Aldi melihat seisi ruangan, sepertinya Aldi salah memasuki nya. "Oh, sorry. Gue nyari orang-orang, dan ga ada yang ketemu." Jawab Aldi dengan wajah datarnya.

Kiara mengangguk-angguk kecil dan membuang nafas beratnya. Mengapa hati Aldi begitu sulit untuk ia taklukan kembali. Ia harus bisa mendapatkan Aldi. Setelah kepergian ayah dan ibunya, Kiara merasa kebahagiaannya ikut hilang. Tinggal Aldi yang tersisa.

"Kamu mau kemana?" Kiara mencekal pergelangan tangan Aldi ketika Aldi ingin pergi meninggalkan ruangan ini, hingga Aldi berbalik dan dengan lembut melepaskan genggaman Kiara.

"Mau nyari mereka," Jawab Aldi santai. Aldi tak ingin menjadi gila jika terus mendengar kembali Kiara yang mengungkit masa lalu mereka dulu.

"Apa kita ga bisa untuk bicara sebentar saja?" Kiara berucap dengan nada bicaranya yang dibuat selembut mungkin, menyatukan kedua tangannya bertanda memohon pada Aldi, menampilkan wajah dengan puppy eyes nya.

"Ck!" Aldi berdecak kesal dan duduk di kursi dekat dengan jendela yang mengarah pada pesisir pantai.

Kiara tersenyum simpul, sangat merindukan sosok Aldi dalam hidupnya. "Aku pergi bukan kemauan aku, di. Ayah aku pindah kerja otomatis keluarga kami pindah. Aku mau ngabarin kamu di, tapi semua begitu mendadak. Aku udah di buru-buru karena hampir ketinggalan pesawat. Kalau saja ayah sama ibu aku masih hidup. Pasti dia akan bantu jelasin ke kamu. Itu janji mereka," Kiara menunduk, tak berani menatap Aldi yang sedari tadi sudah menghela nafasnya.

"Udahlah ki. Cukup." Jawab Aldi singkat, mendengar perkataan Kiara membuat pusing dikepalanya kembali datang.

"Waktu itu adik aku masih kecil. Dia belum ngerti masalah aku. Kalau saja dia sudah ngerti, pasti aku bakal minta dia untuk jelasin ke kamu." Kiara memberanikan diri menatap Aldi, menatap Aldi dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

"Kamu pergi, dan ga ada usaha untuk kabarin aku. Udah cukup Kiara." Ucap Aldi lembut mencoba agar Kiara tidak menitikkan airmatanya.

"Gimana aku mau kabarin kamu di? Aku ga tau sama sekali media sosial kamu, dan kamu tau itu."

"Kamu tahu nama panjang aku. Kamu ga berusaha untuk cari. Udah lah." Aldi cukup lelah dengan perdebatan yang tak berujung seperti ini.

"Asal kamu tau, aku belum hilangin perasaanku sedikitpun sama kamu. Aku fikir kamu masih nunggu aku kaya yang aku lakuin. Ternyata engga," Kiara tersenyum miris, airmata sudah berhasil lolos dari kelopak matanya yang terlihat lelah.

Please, Back. (Sequel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang