Jika angin berhembus kemanapun ia inginkan, maka cinta dapat kemanapun berlalu-lalang. Namun, takdir tetaplah takdir, akan selalu bersamamu. Takdir mengerti cinta yang layak untukmu.
Begitupun dengan Salsha yang sudah mencoba meyakinkan dirinya tentang perasaannya. Tentang keraguannya pada Aldi. Hingga berujung mereka tetap bersama walau banyaknya masalah yang telah mereka lewati.
Salsha bersyukur, dibalik dirinya yang tidak beruntung karena memiliki keluarga yang tidak membuatnya nyaman, namun ia dipertemukan oleh Aldi yang membawa kebahagiaan. Bibir Salsha selalu mengukir senyuman yang indah setiap kali mengingat masa SMA, saat dimana keduanya dipertemukan.
"Kamu kenapa senyum-senyum sendiri?"
Lamunan Salsha terganggu oleh suara yang terdengar di telinganya. Wajar saja jika fikiran Salsha sudah berlalu-lalang, sedari tadi Aldi sedang sibuk dengan laptop dihadapannya. Sedangkan Salsha duduk di sofa ruangan Aldi ditemani oleh setoples camilan.
"Biarin! kamu cuekin aku, sih," Salsha menjulurkan lidahnya pada Aldi dengan tatapan mengejek tentu saja.
Aldi menggelengkan kepalanya dan menutup laptop diatas meja lalu bangkit menghampiri Salsha yang menyandarkan tubuhnya disofa.
"Kan aku lagi kerja, sayang...," Ucap Aldi lembut mengacak rambut Salsha gemas, gemas oleh tingkah Salsha tentunya. "Lagian, kamu kan bisa pulang istirahat, atau engga sama Steffi," Aldi tersenyum ikut duduk disamping Salsha.
Salsha tersipu malu, sudah lama tidak mendapat perlakuan manis dari Aldi, "Oke, aku mau tempat Iqbaal aja deh," Salsha mengangkat kedua alisnya dengan cengiran lebar dan bangkit berdiri.
Namun, dengan cepat Aldi menahannya hingga Salsha kembali terhempas duduk dikursi dan Aldi dengan cepat merangkulnya. "Enak aja! Kan aku bilang, kamu pulang istirahat kalau engga sama Steffi," Aldi menyelusupkan kepalanya pada rambut Salsha, menikmati aroma rambut Salsha yang selalu Aldi rindukan.
"Kan kamu bilang suruh sama Steffi, Steffi kan satu ruangan sama Iqbaal," Salsha merasa merinding karena rambut Aldi menusuk-nusuk di kulit lehernya. "Aldi iihh," Salsha dengan kesal menjauhkan kepala Aldi dari kepalanya.
"Iih sayang, kan aku mau manja manjaan," Aldi mengerucutkan bibirnya membuat Salsha gemas melihatnya.
"Lebay kamu!" Salsha terkekeh pelan dan mencubit hidung Aldi dengan kuat, Salsha merasa tersaingi oleh mancung nya hidung Aldi.
"Sakit bego!" Aldi merasa kesal sendiri dengan kekasihnya ini, dirinya sedang ingin bermanja-manja namun Salsha malah meledeknya. "Ahh merah nih pasti idung aku," Omelnya sembari mengusap-usap hindung yang memang sedikit memerah.
"Abisnya gemes," Ucap Salsha masih dengan kekehannya.
"Gemes itu dicium beb, bukan di cubit idungnya," Aldi menaik turunkan alisnya menatap Salsha yang seketika menghentikan kekehannya.
"Yeehh, itumah mau kamu," Salsha kembali bangkit berdiri.
"Aku kangen tau ciuman kamu," Aldi menatap punggung Salsha yang mulai melangkah menuju pintu keluar.
Otomatis langkah Salsha terhenti mendengar ucapan Aldi, dengan cepat Salsha berbalik. Cup. Satu kecupan singkat mendarat di bibir Aldi. Dengan cepat Salsha berlari kecil meninggalkan ruangan Aldi.
"Ehh, bentar banget bikin nagih, awas kamu yaaaa!!" Ucap Aldi sebelum Salsha menutup pintu ruangannya.
Salsha meninggalkan Aldi yang saat ini hatinya sedang melayang diudara. Masih merasakan kecupan singkat Salsha. Kecupan hangat yang ia rindukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Back. (Sequel)
Fanfiction[END] Hello. Sequel dari cerita SUNFLOWER. Sebelum membaca cerita ini sebaiknya membaca dahulu cerita SUNFLOWER♡