Iqbaal tak henti-hentinya memandangi gadis dihadapannya dengan senyum yang terus mengembang. Gadis yang tengah sibuk melahap makanan nya. Gadis yang malam ini menggunakan kaos putih santai dan ripped jeans berwarna hitam. Sangat santai sekali malam ini ia berpakaian. Sedangkan Iqbaal sudah sangat rapih dengan kemeja maroon nya.
"Lo ga makan?"
Iqbaal sedikit tersentak dan kembali fokus pada makanan dihadapannya. "Ini makan, Sha," Jawab Iqbaal tersenyum kikuk.
"Apaan, orang lo ngeliatin gue mulu," Ceplos Salsha tepat sasaran hingga membuat Iqbaal mengerjapkan matanya untuk sesaat.
"Lo makannya lahap banget, sampe kenyang gue liatnya," Iqbaal menampilkan cengiran khas nya menatap Salsha dan menyuap makanan kemulutnya sendiri.
"Kaya baru kenal gue aja, gue emang hobi makan," Ucap Salsha terkekeh pelan meraih es jeruk lalu meminumnya.
"Sha,"
"Baal,"
Tanpa sadar keduanya berucap bersamaan hingga membuat keduanya saling menatap dan tersenyum kikuk.
"Lo duluan deh," Todong Salsha mengedikkan bahunya.
"Engga, lo dulu dong," Balas Iqbaal menggaruk tengkuknya menghilangkan rasa gugupnya.
"Ah lama lo," Ucap Salsha dengan wajah yang dibuat seolah kesal, padahal sama sekali tidak. "Lo tumben banget si ngajak gue makan malem beginian," Lanjutnya to the point.
"Eeeeem," Lagi-lagi Iqbaal menggaruk tengkuknya pelan. "Gue mau bilang sesuatu ke lo," Ucapnya pelan dan menatap Salsha.
"Ah lebay lo! Mau bilang sesuatu pake acara ginian. Bilang aja kali ah," Salsha terkekeh pelan dan mengibaskan tangannya ke depan.
Iqbaal diam sejenak dan menatap Salsha dengan tatapan serius hingga membuat Salsha ikut terdiam heran. "Gue tau gue salah,"
"Salah apaan, sih?" Potong Salsha yang merasa mulai aneh dengan sikap Iqbaal.
"Sha, please.. Jangan ngomong sebelum gue suruh," Pinta Iqbaal hingga Salsha terdiam dan menganggukkan kepalanya patuh.
"Gue tau gue salah nyimpen perasaan ke lo selama ini. You must be know, gue suka sama lo dari awal kita ketemu, dari awal dikampus saat lo ngira kalo gue temen lo, lo salah orang saat itu, dari situ gue langsung jatuh hati. Nama lo udah ga asing lagi di kampus, lo mahasiswi pintar berprestasi. Untuk itu gue tawarin lo jadi model di tempat kerja gue," Iqbaal menetralisir jantungnya yang berdegup tak beraturan. Menatap Salsha dihadapannya.
Salsha berusaha untuk tetap tenang mendengarkan kalimat demi kalimat yang Iqbaal ucapkan, walau sebenarnya ia ingin sekali marah, entahlah. Entah untuk apa, ia menjadi mengingat Steffi. Sahabatnya.
"Dan, untungnya lo ketrima di kantor tempat gue kerja sebagai model. Tanpa gue sadar itu nyiksa gue. Gue makin jatuh hati karena kita makin sering ketemu. Apalagi waktu gue tau kalau lo udah punya pacar di Indonesia. Gue fikir gue bisa rebut hati lo karena lo LDR sama pacar lo. Tapi gue salah, kalian susah untuk dipisahin," Iqbaal dengan detail menjelaskan perasaannya selama ini.
"Gue berusaha untuk hilangin perasaan gue. Tapi gue ga bisa sampai sekarang pun gue ga bisa," Iqbaal meraih tangan Salsha diatas meja dan menggenggamnya dengan lembut, sangat lembut.
Salsha sedikit terkejut dengan perlakuan Iqbaal, namun ia mencoba untuk tidak merespon apapun.
"Gu-e, eemm.. Gu-gue, Gue sayang sama lo, gue cinta sama lo Anindya Salsha Adriani," Dengan gugup Iqbaal mengucapkannya, diakhiri dengan nada yang begitu cepat namun Salsha masih sangat jelas mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Back. (Sequel)
Fanfiction[END] Hello. Sequel dari cerita SUNFLOWER. Sebelum membaca cerita ini sebaiknya membaca dahulu cerita SUNFLOWER♡