11

2.2K 168 24
                                    

Aldi menerawang jauh kedepan. Memandangi kota Paris di malam hari lewat balkon Apartemen nya. Angin malam menerobos masuk seenaknya ke dalam pori-pori kulit Aldi. Aldi terdiam memikirkan apa yang belakangan ini mengusik fikirannya.

Cinta pertama dengan pacar pertama apakah sama? Mengapa tiba-tiba Aldi memikirkan itu. Aldi meneguk secangkir kopi yang sedari tadi di genggamnya.

"Ngelamun aja lo,"

Aldi tak menoleh ketika mendengar pintu balkon terbuka diikuti dengan suara seseorang yang sudah pasti adalah Bastian. Aldi tetap memandangi gemerlap lampu-lampu gedung yang menjulang tinggi terhampar luas didepan matanya.

"Bas,"

Mungkin Aldi harus berbagi kegundahan nya pada Bastian. Mungkin Bastian bisa membantu Aldi menemukan jawaban yang selama ini Aldi cari.

"Ya," Jawab Bastian singkat duduk di kursi balkon dan memainkan ponselnya.

"Cinta pertama sama pacar pertama itu sama ga, sih?"

Aldi berbalik menatap Bastian yang saat ini meletakkan ponselnya diatas meja dan mulai mencoba serius dengan obrolannya saat ini. Jarang-jarang Aldi bercerita. Batin Bastian tersenyum.

"Beda, lah. Pacar pertama belum tentu bisa jadi cinta pertama. Cinta pertama itu, rasa cinta sama seseorang yang ga pernah lo rasain sama orang-orang yang sebelumnya. Menurut gue sih gitu," Jelas Bastian dengan senyum simpulnya.

Aldi diam dan menyandarkan tubuhnya di pagar balkon mencoba mencerna ucapan Bastian. Mengetuk-ngetuk kan jemarinya di cangkir kopi yang ia genggam.

"Hmm.. Rasa cinta yang ga pernah dirasain sama orang-orang sebelumnya? Contohnya?" Tanya Aldi yang mulai tertarik dengan obrolan malam ini. Ditemani dengan hembusan angin yang menyapu wajahnya.

Bastian menghela nafasnya, akan sulit memberi contoh pada Aldi, karena itu cukup di rasakan. "Kenapa sih? Lo kok tiba-tiba nanyain ini? Berat banget pembahasan kita," Bastian menggelengkan kepalanya menatap Aldi nanar.

"Gue lagi bingung sama perasaan gue, Bas." Aldi mengedikkan bahunya dan ikut duduk di kursi sebelah Bastian. "Makanya gue minta contoh dari penjelasan lo tadi. Lo jelasin, dong." Lanjutnya meletakkan secangkir kopi diatas meja memperhatikan wajah Bastian yang nampak mulai berfikir.

"Karena cewe yang deket sama kita cuma Salsha dan Steffi, jadi gue pake mereka sebagai contoh. Gini, misalnya Steffi itu pacar pertama gue. Terus gue putus dan pacaran sama Salsha. Gue bahagia sama Salsha sampai gue bisa lupain Steffi pacar pertama gue. Itu tandanya Salsha bisa ngobatin dan bantu gue ga kepikiran sama Steffi." Jelas Bastian panjang lebar memperhatikan wajah penasaran Aldi.

"Jadi, dari contoh lo tadi Salsha cinta pertama lo?"

"Belum tentu,"

Aldi menyatukan kedua alisnya tak mengerti. Bastian terlalu bertele-tele menurutnya hingga membuat Aldi sulit menangkap inti dari penjelasan Bastian.

"Kalo misalnya gue putus lagi sama Salsha dan dapetin cewe lagi, tapi hati dan fikiran gue masih ke Salsha, itu baru Salsha cinta pertama gue." Bastian membuka toples camilan yang tadi ia bawa dari dalam, lalu memakannya. "Itu sih menurut gue," Lanjut Bastian yang tengah asik mengunyah.

"Kalau misal sama Salsha lo ga putus?" Tanya Aldi yang lebih seperti wartawan, sedangkan Bastian sebagai narasumber nya.

"Oh, gue mulai faham. Jadi, siapa pacar pertama yang lo maksud?" Bastian akhirnya menemukan arah pembicaraan Aldi.

"Apaan sih lo!" Ucap Aldi berusaha mengelak dan kembali meraih secangkir kopi lalu meneguknya gugup karena Bastian yang mulai dapat membaca pikiran nya.

Please, Back. (Sequel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang