8

3K 179 27
                                    

Salsha menuangkan air putih kedalam gelas diatas meja. Masih dengan perasaan nya yang tidak karuan mengingat kejadian tadi. Apa jadinya jika Aldi tidak menariknya? Bayangan mobil yang melaju sangat cepat masih terngiang di kepala Salsha.

"Steffi belum pulang, Cha?"

Lamunan Salsha terpecah ketika Aldi menepuk pundak nya. Salsha meneguk air putih yang tadi dituangkan nya lalu melihat seisi apartemennya.

"Eh, gatau,"

Salsha berjalan menuju kamar mencoba mencari Steffi. Fikirannya yang kacau membuatnya lupa akan Steffi.

"Ada?"

Tanya Aldi yang duduk di sofa ruang TV memperhatikan gadis mungil dihadapannya yang baru saja memasuki beberapa ruangan di apartemen miliknya.

Salsha menggeleng dan ikut duduk di samping Aldi. Mencoba meraih tas yang tadi ia letakkan diatas meja dan mencari ponselnya.

Aldi memperhatikan Salsha yang memainkan ponselnya, sekilas Aldi melirik layar ponsel Salsha yang sedang menampilkan kontak. "Mau nelfon siapa?" Tanya Aldi melihat Salsha yang masih men-scroll layar ponselnya sedari tadi.

"Iqbaal," Jawab Salsha polos menatap Aldi disampingnya.

"Ngapain, eh?" Tanya Aldi posesif merebut ponsel Salsha. Mungkin Aldi lupa jika Salsha bukan lagi kekasihnya. Salsha bebas melakukan apapun. Seharusnya.

"Iihh!" Salsha kembali merebut ponselnya ditangan Aldi dengan tatapan kesal. "Kamu kenapa, sih?" Salsha menautkan alisnya.

"Kan Steffi yang ga ada, ngapain yang di telfon Iqbaal?" Tanya Aldi dengan wajah yang sudah ditekuk kesal.

"Karena tadi aku nyuruh Iqbaal jemput Steffi, Aldi!" Jawab Salsha masih juga dengan nada kesalnya. "Aku sudah faham dengan Steffi, kalau sudah malem gini pasti hape nya low, dan dia ga pernah bawa power bank." Lanjutnya menjelaskan pada lelaki menyebalkan disampingnya ini.

Aldi hanya mengangguk-angguk faham memperhatikan Salsha yang mulai menempelkan ponsel di telinga nya.

Aldi merogoh saku celana ketika merasa ponsel nya bergetar cukup lama. Aldi kembali merebut ponsel Salsha dan melihat layar yang menyala menampilkan kontak bernama "Iqbaal." Lalu mengapa ponsel nya yang bergetar? Aldi fikir Salsha salah menelepon. Ternyata setelah Aldi melihat layar ponsel nya tertera nama "Bastian."

"Apaan?" Tanya Aldi to the point pada Bastian lewat sambungan telepon, dan sedikit menjauh dari Salsha karena Salsha juga sedang menelepon Iqbaal.

"Salsha ga kenapa-napa kan, Di?"

Ucapan Bastian tentu saja membuat Aldi mengernyit heran. Mengapa tiba-tiba Bastian bertanya seperti ini?

"Kenapa? Ini dia lagi sama gue, tadi ada si insiden sedikit. Nanti gue ceritain," Jelas Aldi.

"Syukurlah. Ini tadi gue sakit perut, terus ke rumah sakit—

"Apa hubungannya curut!!" Ucap Aldi kesal pada Bastian yang terlalu berbasa-basi.

"Sabarr monyet! Gue belum selesai ngomong jangan di potong!"

Aldi mengangguk walau nyatanya Bastian pun tidak akan melihatnya.

"Di? Lo masih denger gue kan?"

"Masih lah bego! Tadi lo bilang jangan dipotong!" Nampak nya Aldi mulai emosi pada Bastian.

"Cih, ngeselin lo!"

Aldi dengan jelas mendengar Bastian berdecih kesal lewat sambungan telepon membuat Aldi terkekeh pelan.

"Tadi gue ketemu Steffi sama Iqbaal di rumah sakit. Waktu gue tanya, ternyata lengan Steffi ke gores gitu di. Dan goresannya lumayan dalem."

Please, Back. (Sequel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang