❄ Pembelaan • 6

13.8K 386 7
                                    

Ingatlah seseorang bisa berubah dalam sedetik kemudian tanpa kau sadari.

-Savira Winaya-
________________________
__________


Sesampainya di kelas, Vira duduk di sebelah Fifah yang tengah menekuk kedua alisnya yang hampir menyatu. Pasalnya Vira tak biasanya menunjukkan keterdiamannya. Tempat bekal yang ia jinjing daritadi, dengan malas ia masukkan ke dalam kolong meja. Vira membenamkan wajahnya ke dalam lekungan lengannya.

"Tumben lo kagak koar-koar?"

"Separah itu ya Vira?" sinis Vira mengangkat wajah.

"Gue tebak pasti lo lagi PMS."

"Kenapa gitu?"

"Gak koar-koar trus gak berisik. Udah gitu diam aja."

"Vira mau curhat." sela Vira cepat. Menegakkan tubuhnya.

"Eh, tumben."

"Mau denger kagak?" tanya Vira mulai dongkol.

"Ya curhat aja."

Vira menghela napas panjang. "Tadi kan Vira ketemu sama Andra ...." Ia bercerita dari awal ia bertemu Andra sampai penyebab keterdiamannya pagi ini.

Fifah menggebrak meja keras. "Seriusan? Andra ngebuang bekalan lo?" ulang Fifah tidak percaya.

"Iya Fah. Tadikan Vira udah cerita."

"Ya, ampun. Itu manusia apa batu sih gak ada hatinya banget. Buang bekalan orang sembarangan aja. Mendingan gitu buat gue aja tadi."

Vira menoyor jidat Fifah. "Ye, di otak Fifah sih cuman makanan doang yang ada, giliran badan aja kayak batang penyapu tapi pikirannya makanan melulu."

"Apa lo bilang? Batang penyapu? Enggak lah ya orang badan gue seksi kayak Selena Gomez gini dikatain batang penyapu." delik Fifah tak terima.

"Masa?"

"Iya."

"Bodoh."

Fifah mendelik. "Mulai datang nyebelinnya. Belum gue tonjok muka lo."

"Eh Vir. Saran gue sih mendingan lo ngejauh aja sama Senior resek itu. Daripada lo dijadiin umpan sama dia." ujar Fifah memberi tahu.

"Umpan apa? Umpan ikan?" tanya Vira oon.

Fifah menyentil jidat Vira kuat. "Lo polos amat sih. Greget gue, pengen gue obrak-abrik tuh otak lo. Maksud gue umpan kekasaran Andra. Nih ya cowok itu bukan dingin aja, yang gue denger dia itu jutek abis plus suka kasar sama cewek kalau ada yang ngedeketin dia."

"Menurut Vira nggak jutek-jutek amat. Kalau dingin mungkin iya." Vira mengangguk tanpa ragu.

"Udah deh jauhin aja. Tunggu apa lagi sih!"

"Hmm ... kalo Vira nyerah gitu aja otomatis Fifah menang dong."

"Jadi, lo takut kalah taruhan?"

Vira menggaruk kepala. "Gak gitu juga sih maksud Vira. Vira masih belum nyerah aja. Masih penasaran juga soal Kak Andra."

"Yang gue raguin, apa iya lo bakal tahan sama sikapnya dia ke lo?"

My Boyfriend Is My Senior🌌 {TAMAT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang