Setidaknya, aku dan kamu berada di bawah langit yang sama
-Savira Winaya-
Vote and Coment!
***
Vira menatap guyuran hujan yang belum juga kunjung reda. Seraya mendesah berat, Vira memangku wajahnya. Sudah hampir 1 jam ia di sini. Gadis itu beralih menatap Andra yang sibuk bermain ponsel, ia mulai bosan karna di acuhkan.
Vira tak ingin mengganggu kesibukannya, membiarkan Andra tetap sibuk dengan dunianya sendiri.
Vira bermain rintikan hujan, menadah air di telapak tangannya. Merasakan basah dan dingin yang bercampur menjadi menjadi satu. Vira menjadi terobsesi hujan dengan bau ketika rintikan itu jatuh mengenai tanah.
Entah kenapa matanya terasa berat, sudah berapa kali ia menguap. Vira memilih memejamkan matanya sebentar dan bersandar di dinding. Ia berjanji di dalam hati jika ia hanya memejamkan matanya. Hanya untuk melepaskan rasa kantuk yang melanda dirinya sedari tadi.
***
Andra men-screenlock hp-nya. Andra menatap hujan yang masih terus saja menumpahkan sesuatu yang basah. Andra meniup tangannya yang keriput karna dingin. Tangannya yang besar menempelkannya di kedua pipi.
Ia tak tahan dengan cuaca yang dingin dan paling tak suka basah yang mengguyur tubuhnya. Tak ada yang ia sukai di di dunia ini, kecuali satu hal.
Dia.
Ia kembali merasakan handphone-nya bergetar, menandakan pesan masuk dari seseorang.
Andra melihat notifikasi layar yang tertera nama yang tidak asing. Dengan malas walau tertarik, Andra membuka isi pesan yang dikirimkan Fahri untuknya.
---
Unyil : Ini gawat!Andra
Langsung ke inti!Unyil : Ceritanya panjang, Ndra. Gue telpon aja biar jelas!
---
Layar berganti nada sambungan. Andra menatap layar hpnya hingga panggilan itu terputus sendiri. Terlalu malas untuk menjawabnya, ia juga berpikiran jika Fahri hanya iseng-iseng mengerjainya.
Seperti waktu itu, tengah malam Fahri menelponnya dengan nada khawatir, setelah Andra bertanya apa yang membuat laki-laki itu khawatir. Dan Fahri mengatakan yang sebenarnya, dengan tarikan napas yang panjang, lalu Fahri mulai bercerita. Andra celongo, menutup sambungan tak bermutu dari sahabatnya itu dengan mengeluarkan sumpah serapah. Aktivitas tidurnya harus terganggu hanya karna Fahri bercerita bahwa sempak Tayo yang baru ia beli harus bolong karena digigit tikus.
"Terniat amat nelpon mulu." desis Andra.
Andra menggeser tombol hijau lalu menempelkan hp di daun telinga.
"Lama amat lo ngangkatnya, Ndra. Mana sambungan pertama gak diangkat lagi. Bikin orang pengen nabok lo aja."
"Langsung ke inti!"
"Oke, gue akan cerita ke intinya. Lo tau gak? Es krim pandle pop ada keluaran terbarunya loh. Lo mau beli?"
Andra mendengus berat. Ia tak lagi menempelkan hp di telinganya. Jari jempolnya hendak menyentuh tombol berwarna merah. Seketika terdengar pekikan Fahri. Padahal ia tak men speeker panggilannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Is My Senior🌌 {TAMAT}
Dla nastolatków[SELESAI REVISI] ____ Suatu rahasia yang perlahan terkuak ketika Andra Dirgantara mulai berhubungan dengan gadis yang bernama Savira Winaya. Gadis yang awalnya sangat merepotkan, berisik, cerewet tapi sangat baik hati. Andra, Senior yang sekaligus...