❄ Mustahil • 66

5.1K 221 65
                                    

Ketemu lagi. Sebelum baca kadit mau kasih challenge ke kalian dong. Dan ini berlaku buat chapter selanjutnya bahkan sampai tamat loh ya.

Challenge nya yaitu: jangan komentar next/lanjut tapi coba komentari isi ceritanya hehehe. Sejujurnya, komentar next/lanjut agak sedikit buat mood aku down dan semangat nulisnya langsung hilang. Bukan gak suka tapi kadit pengen yang lebih kerasa beda gitu🤗 percaya deh pasti semua penulis pengennya gitu bukan?!

Boleh? Makasih😁

***

Kamu tidak menyadari jika seseorang yang kamu harapkan dulu, malahan sekarang berada di sekitar mu.

-Andra Dirgantara-

***

Bagaimana cara bahagia tanpa harus tersakiti? Bahagia harus memilih atau mengalah?

Kenapa merasakan cinta juga harus merasakan sakit?

Vira menghela napas sebelum menutup laptop nya dengan tak santai. Akhir-akhir ini, Vira seringkali mencurahkan isi hatinya lewat cerita yang ia buat di aplikasi oren yaitu wattpad.

Vira meletakkan kedua tangannya di belakang kepala. Dengan kedua mata menatap langit kamar. Bibir kecil itu bergumam panjang sebelum berbicara.

"Apa Vira egois?" Pertanyaan itu yang sering kali menghantuinya. Dan tentu saja tak ada yang bisa menjawabnya.

Apa dirinya mesti mengalah dulu supaya hubungan antara Tae kembali membaik? Vira berulang kali memikirkan hal itu. Ini bukan dirinya. Tidak pernah se-emosi ini, se-posesive dan se-egois ini jika ada yang mendekati Andra. Sampai ia memusuhi sepupunya sendiri.

Ini benar-benar bukan dirinya.

Vira langsung terduduk. Setelah mendengar dentingan hp nya yang berbunyi berulang kali. Dibukanya chat dari seseorang. Jujur, Vira merasa heran. Tak biasanya Andra mengirim pesan sebanyak itu.

Sedetik, chat tersebut berubah menjadi sebuah panggilan. Ya, Andra menelponnya. Membuat jempol Vira beralih menggeser tombol hijau yang terus bergetar. Menempelkan benda persegi tersebut dengan kening berkerut tipis.

"Halo?" Suara di seberang sana membuka topik.

"Ya, ha-halo." sahut Vira gugup. "Kenapa Andra nelpon? Tumben nel--"

"Gue di depan." potong Andra tak basa-basi.

Vira menjatuhkan rahangnya dengan kedua mata membulat. Berjalan ke arah jendela lalu menyibak membuka tirai. Benar saja, mobil Andra sudah terparkir di halaman rumahnya.

Vira mengangguk, mengatakan bahwa ia akan segera turun dan menemuinya. Andra yang paham segera mematikan sambungan telpon.

Vira berlari kecil. Menuruni tangga, dengan cepat menuju pintu depan. Vira membuka knop pintu. Sosok yang selalu menghampiri pikirannya kini di depan mata. Seperti biasa Andra terlihat manly dengan tubuh terbalut jaket Army dengan dalaman kaos berwarna putih. Gadis itu terhipnotis beberapa detik.

"Kita pergi sekarang!" ajak Andra terburu-buru. Meraih tangan Vira dan menuntunnya ke arah mobil yang terparkir di sana.

Vira yang kaget, menarik kembali tangannya. Vira menatap Andra dengan wajah berkerut karena bingung.

"Pergi kemana?"

"Ke suatu tempat," balas Andra terdengar buru-buru.

"Ngapain malam-malam gini? Gak bisa besok?" terdengar nada protes dari Vira.

My Boyfriend Is My Senior🌌 {TAMAT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang