Hal yang menyedihkan adalah ketika aku sadar bahwa kamu tidak melihat sedikit pun ke arahku.
_______________________
_______Vote And Coment!!!😉
"Dia ..."
"Andra!"
Ke-3 pria itu menoleh, termasuk juga pria yang dipanggil namanya. Andra menghela napas cepat, ia gusar sendiri. Kenapa juga gadis itu harus ke sini.
Andra melirik cowok brengsek yang kini menyunggingkan senyumnya. Ia pasti hancur setelah ini, pikirnya.
"Ini dia sasaran empuk gue," lirih laki-laki itu, Andra melirik. Sudah tentu, ia mendengar kata-katanya.
Kalau dipikir-pikir, cepat ataupun lambat laun pria ini juga akan tau dengan Vira. Tetapi situasinya gak memungkinkan untuk sekarang. Malah sekarang muncul tidak pada waktunya.
Sebenarnya Vira selesai dari toilet, kebetulan melihat ke tiga pria di lorong yang sama. Vira beruntung bisa bertemu dengan Andra di sini.
"Ndra, ini siapa?" tanya Vira berbisik.
Dia berdehem pelan, mendekat satu langkah. Tangannya terulur memperkenalkan diri.
"Kenalin, gue Farrel Alvito Dinova Dirgantara, panggil aja Vito."
'Dirgantara? Kok sama dengan nama belakang Andra?' batin Vira keheranan.
Seolah tau apa yang dipikiran Vira, tak segan dia mengenalkan dirinya dengan senyum khas yang biasanya membuat para gadis akan berteriak. Kalau dibandingkan wajah Andra dan wajahnya hampir sama, tapi dari segi warna bola mata yang beda.
Vira hanya menatap tangan itu di udara lalu menatap Andra yang hanya menatap ke arah lain tanpa mau melihat ekspresi laki-laki bernama Vito itu.
"Ndra, Vira boleh gak salaman dengan dia. Mau ngenalin diri juga."
"Trus? Hubungannya sama gue?" sinis Andra.
Vito tersenyum kikuk, menurunkan kembali uluran tangannya.
"Gini deh, gue tebak. Nama lo pasti Vira. Savira Winaya kan? Bener?"
Vira berdecak kagum, belum juga kenalan cowok ini sudah mengetahui namanya. Vira menyambut uluran Vito dan tersenyum manis.
'Gue pastiin lo akan jadi boneka gue' batin cowok itu seraya tersenyum.
"Pasti lo heran, kenapa gue bisa tau nama lo. Yee kan?"
Vira mengangguk seraya melepaskan jabatan tangan itu. Tiba-tiba saja ia merasakan Andra menggenggam tangannya erat di samping tubuhnya. Ntah apa yang dirasakan Vira saat itu. Vira merasakan kalau pria itu terlalu kuat menggenggamnya.
"Kelihatan dari name tag lo, makanya gue tau. Pasti lo mikir gue cenayang kan."
Laki-laki itu tertawa meski kenyataannya Vira tertawa kikuk, hanya dia yang tertawa. Andra menatap datar sedangkan James masih bingung dengan pria itu.
"Udah leluconnya?" sahut Andra merusak suasana.
"Ayo kita pergi dari sini!" tegas Andra ke Vira dan membawanya menjauh.
Baru berjarak beberapa meter, suara Vito kembali membuat Andra menghentikan langkahnya. Ia mesti sabar dalam bertindak, apalagi di sampingnya ada Vira.
"Gue pastikan dia gak akan lama sama lo. Gue akan memperlakukan dia sama seperti gadis yang lo sakitin waktu itu." teriak Vito dengan senyum jahatnya. Ia menatap punggung Andra yang berhenti dan perlahan berbalik.
Genggaman tangan Andra mengerat, Vira merintih kesakitan. Genggaman itu semakin menekan kulitnya. Rahang Andra mengeras ketika dengan beraninya Vito mengungkit kejadian itu lagi.
"Kenapa? Kurang baik apa coba gue ingetin lo. Siapa tau lo lupa kan?"
"JAGA OMONGAN LO!" bentak Andra, suaranya menggema di koridor.
Vira terpelonjat kaget. Apalagi tangannya yang masih digenggam sama Andra. Ia tau Andra menahan emosi sedari tadi dan melampiaskan pada genggaman tanganya.
"Sak-sakit, Ndra." ringis Vira pelan, ia yakin tangannya terluka akibat kuku Andra yang menekan kulitnya.
Vito tertawa sumbang, semua menatapnya bingung kecuali Andra. Andra harus tenang dan berpikir jernih, dikit aja melenceng Vito akan berbuat semaunya.
Mulut Vira sebenarnya sudah gatal ingin bertanya, kenapa juga ia harus masuk ke dalam perdebatan kedua laki-laki ini. Ia tidak mengerti. Tapi ia urungkan mengingat Andra masih kelihatan sangat marah.
"Baiklah gue bakalan diam."
Vito memberi gerakan seperti mengunci mulutnya lalu membuang kunci khalayannya jauh-jauh.
"Tapi jangan salahkan gue jika perbuatan gue gak bisa dijaga. Itu memang sifat alami gue, masa lo gak tau. Kita kenal kan sudah lama banget."
Vito memelas, wajahnya tampak santai dan berbasa-basi. Berbeda dengan Andra yang justru berdecih sangat muak.
"Eh! Lo siapa sih ha? Bisa-bisanya lo ngamcem Andra."
Rahang Vito mengeras. Perlahan ia menoleh ke arah James. "LO DIAM!" murka Vito menunjuk James.
Andra memilij meninggalkan koridor. Ia membawa Vira untuk menjauh dari Vito.
Vito tersenyum sinis, ia berbatin penuh kejahatan, menatap kedua punggung orang yang sudah sangat jauh sebelum ia berbelok di tangga utama.
James yang masih tidak mengerti dengan pembicaraan Andra dengan pria disebelahnya ini.
"Lo gila ya?"
"Apa kata lo? Gila?"
"Daritadi senyum-senyum gak jelas." James menatap Vito aneh. Ia tak perduli kalo dibentak lagi.
Vito terkekeh.
"Lo kenal Andra?"
Vito tersenyum, "Kenal banget malah."
"Sejak kapan?"
"Sejak mama gue dengan mama dia brojolan." jelas Vito.
James mengangguk, "Trus lo siapanya dia?" tanya James lagi.
Vito memasukkan kedua tangannya di saku, menatap James dengan sedikit memiringkan kepalanya.
"Nyokab gue sahabat nyokabnya dia, jadi sejak kecil gue memang sahabatnya Andra. Tapi itu dulu. Sekarang gue, mantan sahabatnya."
Senyum Vito merekah, sama sekali tidak terlihat ada masalah dengan ucapannya. Seperti ada rasa kebahagiaan yang sangat besar terpancar di wajah Vito saat mengatakan kenyataan itu.
James melotot seketika, pria ini ... ternyata, Al. Pria yang sangat dibenci oleh Andra sejak dulu. Pria yang juga membuat perjanjian yang menjerat hidup Andra.
James perlahan memundurkan langkahnya, menggelengkan kepalanya sekilas lalu meninggalkan Vito seorang diri di koridor dengan senyum manis yang tak pernah luntur dari wajahnya.
Bersambung
Pendek ya part nya?
Gini aja, bagaimana author buat tantangan😁 . Kalau yang coment diatas 30 orang author janji bakal buat part paling panjang, jika comentnya dikit banget. Dikitttttttttt. Author nulisnya juga dikit, kan jadi deal.
Sekian dari author
Salam kedip mata, yolo-yolo. 👀
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Is My Senior🌌 {TAMAT}
Teen Fiction[SELESAI REVISI] ____ Suatu rahasia yang perlahan terkuak ketika Andra Dirgantara mulai berhubungan dengan gadis yang bernama Savira Winaya. Gadis yang awalnya sangat merepotkan, berisik, cerewet tapi sangat baik hati. Andra, Senior yang sekaligus...