❄ Kemauan • 42

6.6K 308 69
                                    

Mulut tak pernah sama dengan hati. Ketika aku berucap 'tak apa', lalu tersenyum. Justru itu berbanding terbalik dengan kenyataan.

-Savira Winaya-


Vote And Coment

****

Cahaya malam menampakkan keindahannya. Malam yang sudah berganti dengan taburan bintang dan bulan. Tak melupakan seorang seseorang yang tengah mempersiapkan diri.

Andra turun dari mobilnya yang terparkir di depan rumah seseorang. Ia berjalan ke gerbang rumah Vira, memencet bel rumah yang ada di samping gerbang.

Andra tersenyum kaku, melihat sosok wanita yang sudah lama tak ia jumpai. Wanita itu cukup cantik menggunakan jilbab yang selalu melekat di dirinya.

"Ya ampun, bunda kirain siapa yang datang. Ternyata Andra toh yang dateng." ucap Desi menyambut hangat kedatangan Andra.

Pintu gerbang di buka lebar oleh Desi, Andra pun sontak menyalami Desi dengan sopan.

"Assalamualaikum tante." sapa Andra berusaha ramah.

"Waalaikumsalam. Mau ketemu Vira ya?" tanya Desi langsung to the point.

Andra hanya bisa tersenyum mengiyakan. Tidak tau harus merespon bagaimana, ia segera mengikuti Desi dari belakang. Mereka berdua masuk ke dalam rumah.

"Duduk Andra, anggap aja rumah sendiri."

Andra mengangguk, ia duduk di kursi ruang tamu.

"Jadi, Andra ngajakin Vira makan malam nih?" tanya Desi membuka obrolan.

Andra mengangguk, tersenyum.

"Tadi, Vira udah cerita sama tante. Vira panik banget tadi harus gimana. Bingung harus make baju apaan." cerita Desi mulai membuka aib anaknya sendiri.

Andra mengangguk-nganggukan kepalanya, berusaha tetap mempertahankan senyumnya yang mulai lelah.

"Kalau gitu, tante panggilkan Vira dulu ya."

"Tunggu tante." cegat Andra. "Andra punya permintaan, kira-kira Tante mau gak ngabulin?" pinta Andra tiba-tiba membuat Desi membalikkan badannya kembali.

Desi tersenyum. "Tergantung, kalau permintaannya yang gak aneh-aneh."

"Gak aneh kok, tante."

"Yaudah."

Andra mendekat, membisikkan sesuatu di telinga Desi. Mereka mempunyai rencana. Desi mengangguk setuju.

"Ide bagus."

***

Jam menunjuk pukul 7. Vira masih bingung harus memakai baju dengan style seperti apa. Secara gitu, ini pertama kalinya ia makan malam bersama seorang pria pujaannya.

Vira membongkar seisi lemari. Meletakkan 5 dress di atas tempat tidurnya, berbeda warna dan desain. Berulang kali Vira mengganti baju dan mengenakannya secara berulang kali.

"Ini bagus gak ya?" Vira berputar mengecek penampilan. "Hueeee ini gak cocok. Terlalu norak."

Andra bentar lagi datang menjemputnya.

Vira meletakkan jari di depan bibirnya, berpikir baju apa yang akan ia pakai. Ia ingin terlihat berbeda malam ini.

Ketukan pintu mengalihkan pandangan Vira ke arah pintu. Terdengar suara seseorang di balik kayu berukuran tebal, Vira beranjak untuk membukakan pintu. Terlihat perempuan paruh baya yang selalu mengenakkan hijab yang tengah tersenyum ke arahnya.

My Boyfriend Is My Senior🌌 {TAMAT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang