Pagi amat ya update nya?
Moga ada yang sudah bangun dan akhirnya baca trus coment. :D
Yang udah bangun, absen dulu🙋
Komentar yang banyak agar cepetan update. Kadit janji deh :^
****
"Gak turun?" tanya Andra setelah mobil nya berhenti tepat di depan gerbang.
Vira menggeleng pelan.
"Andra mampir dulu ya kerumah, temenin Vira jagain bunda. Kapan lagi kita bisa bar--"
Andra tak memperdulikan ucapannya. Menyela perkataan adalah keahliannya.
"Gue harus ke bandara sekarang. Dia pasti udah lama nungguin di bandara."
"Oh gitu ya," lirih Vira pelan. Dalam sedetik Vira mendongak dengan kekehan. "Hehe, oke kalau gitu. Hati-hati."
Andra hanya mengangguk. "Gue harap lo ngertiin gue,"
"Maaf." lirih Andra setelahnya.
Andra menatap Vira dengan satu alis terangkat. Vira benar-benar terdiam tanpa menatapnya. Pria itu benar-benar bingung ketika melihat Vira yang berjalan keluar dari dalam mobil lalu menjauhinya tanpa sepatah kata pun lagi.
Andra mengejar Vira yang buru-buru membuka kunci pagar rumah. Untungnya dengan sigap, Andra menahan lengan Vira.
"Lo marah?"
Dapat Andra dengar Vira menghela napas kasar. Vira memutar tubuhnya dengan senyum manis yang terpaut di wajahnya.
"Vira gak marah. Vira mau cepetan jagain bunda. Andra kalau mau pergi, pergi aja sekarang. Gak papa hehehe."
Andra menatap Vira yang tiba-tiba menunduk memainkan jarinya. Vira menarik napas gusar.
"Dia beneran hanya sahabat Andra kan?" cicit Vira kecil, mengulang kembali pertanyaan. Perasaannya masih gelisah.
Andra terdiam beberapa detik, membuat Vira gemas. Gadis itu mengguncang tangan Andra, merunggut seperti anak kecil.
"Gak ada pertanyaan lain. Bosan gue dengan pertanyaan itu mulu!" protes Andra dengan keras.
"Vira cuman mau mastiin lagi. Siapa tau jawabannya kali ini beda." Perkataan Vira membuat Andra terdiam. Vira tersenyum miris.
"Padahal tinggal jawab iya atau nggak susah amat keknya. Hidup Vira gini amat yak, ribet." cibir Vira tak kalah menusuk.
"Iii-iya itu sahabat dekat gue. Kagak perlu lo tanya lagi setelah ini."
Vira dapat bernapas lega. "Janji kalau itu cuman sahabat?"
Andra terdiam lalu menjawab seadanya. "Iya."
Vira tersenyum. Mengarahkan jari telunjuknya di depan wajah Andra. Memang ada maksud lain Vira melakukan itu.
Andra mengerutkan dahi, tak mengerti.
"Janji?"
"Gue harus apa sekarang?" tanya Andra tak tau situasi.
Pipi Vira mengembung, menghembuskan napasnya pelan. "Tempelin telunjuk Andra ke telunjuk Vira."
"Untuk apa ?" tanya Andra semakin tak mengerti.
"Untuk janji. Biasanya kan kalo janji dengan pacar dengan mengaitkan jari kelingking. Kalau Vira bed--"
"Gue bukan pacar lo." sela Andra memang pengen digigit gemay.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Is My Senior🌌 {TAMAT}
Teen Fiction[SELESAI REVISI] ____ Suatu rahasia yang perlahan terkuak ketika Andra Dirgantara mulai berhubungan dengan gadis yang bernama Savira Winaya. Gadis yang awalnya sangat merepotkan, berisik, cerewet tapi sangat baik hati. Andra, Senior yang sekaligus...