❄ Hal Yang Berkesan • 67

1.9K 94 23
                                    

Jangan lupa challenge nya ya: ¤Jangan komentar next / lanjut tapi coba komentari isi ceritanya hehehe.

Sejujurnya, komentar next/lanjut agak sedikit buat mood aku down dan semangat nulisnya langsung hilang. Bukan gak suka tapi kadit pengen yang lebih kerasa beda gitu🤗 percaya deh pasti semua penulis pengennya gitu bukan?!

***

Vira dibuat bingung dengan Andra yang melesat masuk ke dalam rumah. Dan Vira memutuskan untuk menunggu di mobil saja.

"Huff," Napas Andra terengah. Mungkin efek berlari. Tangannya menarik pintu mobil lalu menutupnya.

"Kek habis lari marathon aja Ndra." kekeh Vira.

Andra membelokkan tatapan. Senyumnya terbit sekilas. "Siniin tangan lo."

"Buat apa?"

Andra mendengus sembari tersenyum. Tak menjawab pertanyaan Vira. Memilih mengambil tangannya.

Sebuah gelang terkait. Gelang yang sudah terlihat lusuh dan warna nya sedikit hilang. Jika kalian tahu, gelang ini bentuknya simple. Hanya sebatas tali warna-warni.

"Gelang?" tanya Vira mengangkat tangan kanannya.

Andra mengangguk, "Dipake aja sampai tempat tujuan kita sampai."

"Andra hutang penjelasan setelah ini sama Vira." Vira memicingkan kedua mata.

Andra menangkup wajah Vira lembut. Dengan begini, Andra menunjukkan sisi lembutnya ke gadis itu.

"Nanti gue jelasin."

"Tapi Vira maunya--" Perkataan Vira terpotong ketika Andra beralih menggenggam tangannya.

"Nanti juga lo tahu."

Setelahnya Vira memilih diam. Sembari memperhatikan Andra yang mulai menghidupkan mesin mobil.

"Dan gue pinta sama lo. Pegang amplop ini."

Vira menerimanya. Hampir membukanya kalau saja suara Andra tidak menginstruksinya.

"Jangan dibuka dulu!"

Vira nyengir membuat Andra mendengus geli lalu mengusap pucuk kepala Vira.

Menggemaskan sekali.

***

Kendaraan Andra berhenti di suatu tempat yang gelap. Perasaan Vira menjadi tidak enak dalam satu waktu. Jangan salahkan dirinya. Siapa saja pasti mulai curiga dibawa tempat gelap seperti ini. Mana tadi Vira terus menanyakan perihal kemana mereka akan pergi. Namun Andra menjawabnya dengan elusan tangan Andra dipunggung tangannya.

Dan jangan lupakan. Senyum itu terus terbit.

Vira celingukan di balik kaca jendela. Tangannya mulai gemetaran. "K-kok gelap?"

"Ya ... di sini tempatnya," kata Andra singkat sambil membuka seatbelt, "dia udah nunggu momen ini."

"Serius?"

Andra mengangguk.

"Vi-Vira kok gugup ya?" Menyentuh dadanya yang bergemuruh. Bagaimanapun ia sudah lama tidak melihat sahabat lamanya itu. Sekarang pasti sudah sepantaran dirinya.

"Gue harus tutup mata lo."

Vira yang awalnya menggerutu mendadak terdiam. Ia menatap Andra curiga, "kenapa ditutup?"

Andra mengangkat bahu cuek. "Maunya dia."

Vira terdiam kembali, ia berpikir. Dengan begitu Andra langsung mendekatkan kain yang dilipat kecil tersebut ke arah matanya.

My Boyfriend Is My Senior🌌 {TAMAT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang