❄ Pengakuan • 57

6.3K 294 51
                                    

Sudah lama nunggu ya?

Ada yang kangen VirAndra? Atau kangen Kadit?

Pleaseeee kasih komentar ya!!! Komentar kalian bikin mood Kadit naik, seriusan deh. Bahagia gimana gitu, nggak bisa diungkapkan deh pokoknya. Kalau sepi Kadit kan males buat lanjutinnya :"(

Warning!!! 💯Baper

****

"Makan apa sih berat banget?"

"Aaaakh capek, nyusahin amat sih Andra."

Vira menarik napas. Kembali mengayuh pedal dengan sekuat tenaga.

"Masa Vira yang kecil gini di suruh ngayuh sepeda. Mana boncengin Andra lagi, arghs berat!"

"Maksa aja lagi buat make sepeda. Gue nawarin pake motor kagak mau." sahut Andra, mengeratkan pegangan pada sisi jaket Vira.

Andra mengangkat lebih tinggi kedua kaki jenjangnya agar tak menyentuh tanah. Membuat sepedanya oleng.

"Kan biar romantis aja gitu, Ndra. Kan nggak beda jauh ama drakor-drakor."

"Panas telinga gue dengar cewek ngomongin drakor mulu." protes cowok itu.

"Auhhh, berat ya Allah. Makan apa sih Ndra tadi pagi?"

"Spageti sekuali." celutuk Andra ngasal.

"Pantesan. Bapak gorilla yang Vira bawa bukannya manusia."

"Salah badan lo aja yang kecil." timpal Andra tak berdosa di belakangnya. Laki-laki itu tertawa pelan mendengar suara erangan dari Vira yang tak berhenti.

Vira mendesis tak suka, mengelap sudut pelipisnya yang mengeluarkan keringat. Mengayuh sepeda dengan sekuat tenaga. Vira berharap betis nya akan sekecil lidi setelah berolahraga mengayuh sepeda membawa batu nisan 70 ton.

"Kenapa jadi nyalahin badan Vira? Kalau udah kecil gini mau diapain juga." omel Vira.

Vira mengerem, membuat kedua ban yang tadinya berputar perlahan berhenti. Vira mengambil napas, dadanya naik turun tak beraturan. Gadis itu terlalu capek, Vira membaringkan kepalanya di pegangan sepeda.

"Nyerah, gak kuat." erang Vira pelan, mengangkat kedua tangannya di depan kamera. Eh salah, maksud nya di depan wajah Andra.

"Ya Allah, Ariana Grande capek banget. Butuh segalon air buat nyegerin tenggorokan."

Vira menarik napas panjang lalu berteriak, "Capeeekkkk. Kalau bawa batu gunung seberat ini tiap hari bisa ngericut Vira jadi semut sangking kurusnya." kata Vira berbicara pada dirinya sendiri. Andra turun dari sepeda dan berdiri di sebelahnya.

"Nih," ajak Vira sambil mencoba memberikan sepedanya kepada Andra.

"Apa?" katanya heran.

"Andra aja nih yang bawa sepedanya. Masa cewek yang harus boncengin cowok sih." katanya kesal. Tetapi laki-laki itu hanya diam dengan tatapan gelagapan.

"Gue nggak bisa naik sepeda." jawabnya polos, Andra menggaruk kepala belakang yang tak gatal.

Vira melongo dengan mulut terbuka. Matanya mengerjap secara tak sengaja. Apa ia tak salah dengar?

"Masa sih kagak tau. Main motor aja tau masa sepeda yang gampang gini nggak tau."

"Motor beda lagi, Vir. Tinggal gas ngengg dah jalan, lah sepeda?" Andra terdiam lama, ia menggeleng. "Serius, gue kagak tau main sepeda."

My Boyfriend Is My Senior🌌 {TAMAT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang