He's not my boyfriend. But, i do love his smile, his laugh, and your attention. I guess
i am not in love with him. It turns out I like it in my own way.-Nicki Nataeva-
__________________________________________
Tidak ada kata kecewa dalam Andra menghadapi ujian cintanya. Kini gilirannya yang berjuang. Karna ia tau Vira pasti syok mengetahui kenyataan ini.
Setelah Vira meninggalkannya dengan alasan ingin sendiri, Tae senang mendapatkan kesempatan itu. Merangkul lengan Andra bahkan bernada manja. Anehnya, Andra hanya diam sembari memperhatikan setangkai bunga berkelopak putih berwarna suci itu dengan kepala tertunduk lesu.
Andra menarik napas. Membalas tatapan Tae yang bermanja di bahu lengannya.
"Gue kecewa sama lo. Gak seharusnya lo lakuin itu." gumam Andra dengan pelan. Dari suaranya Tae sudah tau kalau laki-laki di depannya saat ini benar-benar tidak mengatakan sebuah kebohongan.
Tae menjauhkan tubuhnya.
"Kecewa? Bukannya harus seneng kalau gue sekarang pengen deket. Seperti keinginan lo dulu." erang Tae kenyataan yang membuat Andra menjambak rambutnya frustasi. Tae meraih kedua tangan Andra, membuat kedua green eyes itu menatapnya.
"Ada yang mau gue omongin. Waktu itu lo pernah suka sama gue kan? Pernah nembak gue tapi gue nggak terima. Tapi sekarang, waktunya gue terima pernyataan cinta itu." Tae memberi jeda. Menarik napas dengan jantung yang berdetak cepat. Tersenyum, berbanding jauh dengan wajah Andra yang memerah.
"Gue suka sama lo, Ndra."
"Maaf," kata Andra melepaskan tautan tangan Tae walau sedikit sulit. Terlalu erat menaut. Andra mundur, memberi jarak di antara mereka.
"Mana lo yang dulu? Sekarang lo baru berani nyatain perasaan lo. Gue udah ada kehidupan baru dan dengan seenak jidat lo masuk lalu ngancurinnya."
Tae menggelengkan kepalanya pelan. Pertanda gadis itu tidak setuju dengan pernyataan Andra.
"Gue cuman berharap kita sahabatan. Sama seperti perkataan lo waktu itu. Tidak ada yang berubah di antara kita. Sampai kapanpun itu! Pria humoris dan jahil yang pernah lo kenal dulunya sekarang sudah dingin, cuek sama siapa saja yang menganggu privasinya." ujar Andra dengan bersungguh-sungguh. Mata Tae memanas ketika mengingat apa penyebab pria itu berubah total.
Semua karna dirinya!
"Dan itu juga berlaku buat lo." Andra menekan perkataan agar gadis di depannya memang berpikir kalau ia sangat serius.
Tae menatap melas, Andra sangat benci tatapan yang membuat dirinya luluh kapan saja. Namun, dengan cepat Andra meraup mata tajamnya.
"Tapi, Ndra gue ...-"
Andra mengangkat jari telunjuk di udara. Seolah menyuruhnya untuk segera diam, tak mau mendengar penjelasan apapun. Andra mengakui kehadiran Tae sangat buruk untuk orang yang jelas sudah memulai hubungan seperti dirinya.
Satu pertanyaan yang mewakili!
Tae PHO? Atau PHS? Perusak Hubungan Sahabat.
"Lo baru aja ngancurin kepercayaan gue. Dan," Andra menjeda ucapannya, membungkukkan badannya agar wajahnya sejajar dengan Tae. "Ngancurin hubungan gue. Tau kata yang cocok buat lo?" Tae bungkam, sudah jelas Andra menganggap itu sebuah jawaban.
"Ter- lam- bat!" Mengucapkannya dengan pelan. Tae menelan ludah getir, sepertinya tau dengan apa yang terjadi kedepannya.
"Beri gue kesempatan lagi Ndra." pinta Tae menggigit bibir bawah melihat Andra yang menggeleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Is My Senior🌌 {TAMAT}
Teen Fiction[SELESAI REVISI] ____ Suatu rahasia yang perlahan terkuak ketika Andra Dirgantara mulai berhubungan dengan gadis yang bernama Savira Winaya. Gadis yang awalnya sangat merepotkan, berisik, cerewet tapi sangat baik hati. Andra, Senior yang sekaligus...