Hei hei hei, ada yang rindu tidak?
Jangan merindukanku, karena rinduku hanya untuk Taehyung
🤣🤣🤣Yoora tengah berberes kamarnya saat ponselnya berdering di pagi hari. Panggilan telepon dari Jimin, sang kekasih pujaan hati.
"Halo, Jim."
"Halo sayang, selamat pagi."
Membuat sebuah senyuman di wajah Yoora terkembang, membayangkan bagaimana Jimin tengah memanggilnya sayang dengan menatap kedua matanya. Sejenak hati Yoora terlalu membuncah bahagia, membuat jantungnya berdebar menyenangkan.
Yoora menjatuhkan tubuhnya di ranjang, beristirahat sejenak dan memilih memfokuskan diri dengan Jimin walau hanya lewat sebuah ponsel.
"Kau dimana? Jam berapa mau datang kemari?"
Yoora mengambil Monki-nya, boneka monyet pemberian Jimin saat kencan pertama mereka di taman hiburan.
"Maafkan aku, sayang. Aku tak bisa menemui mu pagi ini."
Yoora mengernyit, "kau kemana?"
"Paman Kim meminta Taehyung datang kerumahnya di Gangnam, dan aku menemaninya."
Yoora mendengus pelan. Ya, semenjak Taehyung datang, waktu Jimin memang sedikit terbagi untuk menemani sepupu nya itu. Makanya Yoora jadi lebih banyak menghabiskan waktu di apart mereka, hanya supaya bisa lebih banyak menghabiskan waktu bersama Jimin.
"Kau lama disana?" Yoora memeluk Monki, membayangkan Jimin yang dipeluknya sekarang.
"Aku belum tahu, Paman Kim bilang ada hal penting yang perlu dibicarakan."
Yoora kembali mendesah pelan, acaranya seharian untuk bersama Jimin sudah dipastikan batal. "Lalu aku bagaimana seharian ini? Hoseok oppa pergi dengan teman-temannya."
Satu pelajaran bagi Yoora, jangan pernah berteman hanya dengan satu kelompok orang, disaat mereka semua pergi karena acara lain, maka dipastikan Yoora tak mempunyai orang untuk menemaninya.
"Jungkook ada di apart, aku bilang untuk menemanimu hari ini."
Baiklah, sepertinya menghabiskan waktu berdua dengan Jungkook hari ini tak ada ruginya. Beruntung memang Yoora memiliki Jimin. Lelaki itu terlalu percaya pada Jungkook dan Taehyung jadi dengan tenangnya bisa menitipkan Yoora pada mereka.
"Mungkin sebentar lagi Jungkook akan tiba dirumahmu, aku sudah memintanya kesana sejam yang lalu."
Tingtong—
Tingtong—Tepat saat Jimin selesai bicara, bel rumah Yoora berbunyi. Membuat fokus Yoora terpecah sekejap.
"Ahh— sepertinya dia sudah datang."
Perlahan Yoora bangkit dari ranjangnya. Merapikan sejenak bajunya yang terkesiap, sebelum beranjak ke arah pintu rumah yang kembali terdengar bunyi belnya.
"Baiklah kalau begitu, Jim. Kau hati-hati ya selama perjalanan. Jangan lupa makanmu."
"Iya, sayang. Sekali lagi maafkan aku ya tak bisa menemanimu, semoga kau bersenang-senang."
"Iya, baby. Sampai ketemu lagi."
Dan kemudian Yoora mematikan panggilan ponselnya saat telah tiba di depan pintu dan membukanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PAROXYSM ✔️
FanficCOMPLETE [Another Story of 'He is Gay'] Paroxysm (n) : ledakan emosi yang secara tiba tiba ☘️☘️☘️ Mempunyai kekasih seperti Park Jimin, seorang lelaki yang hangat, penuh perhatian, dan bisa selalu mengerti untuk menyeimbangi ego mu yang keras. Dan b...