Gift

11K 1.2K 206
                                    




Yoora mendekat, menyibak selimut dan kembali bergelung di pelukan Jimin di bawah selimut tebal. Di atas ranjang, didalam kamar dimana terpajang foto pernikahan mereka dengan tinggi penuh hampir mencapai atap kamar.

Yoora sempat kembali melirik foto pernikahan itu sebelum tersenyum bahagia dan kembali mendekapkan diri dalam pelukan Jimin. Mengamati Jimin membuka matanya, dengan satu tangannya yang menggenggam hadiah untuk suaminya.

Yoora mengamati, menatap bagaimana mata Jimin yang terpejam. Mata yang selalu menatapnya dengan keteduhan dan menenangkannya. Mengecup kecil sebagai hadiah lain disana.

Tatapannya beralih ke pipi gempal Jimin, tempat dimana dia selalu memberikan curian ciuman untuk kelembutan yang ada disana. Dan sekali lagi, Yoora mendaratkan ciuman dengan gigitan kecil disana.

Beralih ke penghidu Jimin, tempat Jimin selalu menghembuskan nafas kehangatan untuknya. Yoora mengulurkan tangannya, mencuil kecil puncak hidung Jimin. Dan tersenyum kecil saat Jiminnya terganggu karena kelakuannya.

"Eeeuuunnngghh-"

Yoora mengamati Jimin, menanti suaminya itu membuka mata. Namun nyatanya Jimin hanya melenguh dan kembali tidur terlelap.

Membuat Yoora sekali lagi berpikir bagaimana cara membangunkan suaminya itu dan memberikan hadiahnya.

Kali ini Yoora mengamati bibir Jimin. Begitu penuh dan menggoda. Jika diibaratkan makanan, begitu lembut, manis, dan tak akan pernah habis.

Yoora mengamati jam dinding yang menunjuk angka 8. Masih pagi dan Yoora belum sarapan, pantas perutnya terasa begitu lapar. Sepertinya memakan bibir Jimin akan memulihkan kondisi kelaparannya dan akan membangunkan Jimin dengan cara yang tepat.

Dan Yoora mengerling nakal, tepat sesaat sebelum menangkup bibir Jimin dalam lumatannya.

Hingga dalam beberapa saat, Yoora merasakan pergerakan Jimin yang mulai terbangun. Dan membalas lumatannya lembut sebelum memutusnya dan beralih memelukanya erat.

"Kau sudah bangun?"

Jimin mulai mendapatkan kesadarannya. Mengeratkan pelukannya dan berdehem sebagai balasan. Mengendus kembali aroma tubuh Yoora yang memabukkannya.

"Bangun, Jim!"

Jimin hendak menjatuhkan kembali kesadarannya saat suara Yoora memaksanya membuka mata dan memberikan atensinya penuh pada Yoora.

"Aku tak akan berbicara padamu sebelum kau sepenuhnya bangun."

Dan kali ini Jimin menangkap keseriusan disana. Membuatnya membuka mata lebar, memberikan satu kecupan di bibir Yoora dan tersenyum hangat.

"Ada apa, sayang?"

Yoora tersenyum, saat menyadari Jimin telah bangun sepenuhnya. Tangan kanan yang semenjak tadi bersembunyi dibawah selimut pun perlahan terangkat. Menunjukkan benda kecil itu pada Jimin. Lengkap dengan dua garis merah disana.

Seketika mata Jimin terbuka lebar. Secara sempurna menatap bergantian antara hadiah kecil itu dan Yoora didepannya.

"Ka-kau?"

Yoora tersenyum menyadari Jimin yang mendadak tergagap. "Aku hamil, Jim. Aku akan menjadi ibu, dan kau menjadi ayah."

Jimin tersentak dalam kejutannya, merenggut kembali tubuh Yoora. Memeluknya erat penuh posesif untuk memberitahu betapa bahagianya dia.

"Terima kasih, sayang."

Ciuman Jimin terbubuh di seluruh tubuh Yoora. Mulai dari kening, menuruni pelipis hingga ke rahang. Sebelum kembali ke bibir dan ke dagu. Beralih ke leher dan tubuh atas Yoora. Hingga berhenti di perut Yoora yang masih datar. Mencium disana sangat lama dan dalam.

"Tumbuh yang sehat ya, Nak. Ayah mencintaimu."

Jimin membubuhkan satu ciuman lagi disana, sebelum beralih mengukung Yoora di bawahnya.

"Jim-Jimiin-"

Mendadak kegugupan beralih ke Yoora. Ini sudah kesekian kalinya mereka bersama. Namun letupan kegugupan dan kegirangan itu masih merasuk disetiap Jimin menatapnya dengan pandangan sayu seperti ini.

"Aku akan melakukannya perlahan."

Dan perkataan Jimin mutlak tuntutan bagi Yoora untuk harus mematuhinya.

Yoora hanya mampu memejamkan mata, menjatuhkan testpack dengan dua garis merah sempurna itu di sisi ranjang. Menarik tangannya untuk mengalihkan cengkeramannya di surai Jimin. Melenguh pelan saat perlahan Jimin menelanjanginya. Menjadikannya polos seperti kembali lagi terlahir dengan sempurna.

Kecupan-kecupan ringan memborbadir tubuhnya. Mengiringi setiap langkah kakinya yang dibawa Jimin untuk tidak lagi menapaki bumi. Jimin menjunjungnya, tinggi ke langit yang lagi-lagi hanya mampu mereka berdua kunjungi saat bersama.

Dan perlahan, dengan rengkuhan Jimin dari belakang, beserta kecupan hangat di tengkuknya. Yoora kembali menyadarkan diri bahwa dia masih bernafas dan masih hidup dan tinggal di dunia bersama Jimin yang tengah bersiap memenuhinya.

Hingga Yoora mengernyit, mengeratkan genggamannya pada pelukan Jimin diperutnya. Menahan jutaan kupu-kupu yang mendadak terbang dalam perutnya, membawa euphoria kesesakan dalam hatinya disaat Jimin telah memenuhi tubuhnya. Dan Jimin telah menempatkan dirinya di tempat yang seharusnya.

Dan perlahan, selangkah demi selangkah. Dengan tautan kedua jemari mereka yang semakin mengerat didepan perut Yoora. Perlahan Jimin kembali membawanya, mendayung tubuhnya untuk semakin meninggalkan bumi. Menuju nirwana yang hanya diketahui keduanya.

Hingga tepat di pijakan terakhirnya, Jimin semakin mengeratkan pelukannya, menenggelamkan bibirnya di bahu Yoora, dan mendorong semakin memenuhi Yoora. Dan bersama, Jimin membawa Yoora terjun dan terjatuh dengan bebas. Menikmati setiap lecutan buncahan perasaan dan tubuh mereka. Seperti fireworks yang melesat ke angkasa dan meledak menghasilkan keindahan.

Jimin sama. Membawa Yoora ke angkasa dan meledakan mereka bersama disana. Sebelum kembali ke bumi dan sekali lagi menyadari, bahwa surga adalah dimanapun saat mereka bersama seperti ini.

Keduanya terengah, tepat setelah Jimin mengembalikan Yoora dari kenikmatan. Memutar tubuh Yoora untuk menghadapnya sebelum meraih selimut menutupi keduanya.

Jimin mengecup pelan puncak kepala Yoora, memberitahu Yoora betapa besar buncahan perasaannya. Tersenyum sebelum kembali memberikan lumatan di bibir Yoora.

"Terima kasih, Yoo. Aku sangat bahagia bisa memilikimu dan anak kita."




Fin
- May 10, 2018

PAROXYSM ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang