Selamat hari libuuur..
Nih yang kemarin nagih update
💋💋💋🌸🌸🌸
IG : Adoreyna
🌸🌸🌸
Jimin mengerang, mendecap lidah saat aliran Whiskey dari gelas terakhirnya mengalir melewati indera pengecapnya dan menelusuri rongga kerongkongannya. Menyisakan rasa panas dan pahit yang menyengat di setiap sel di syaraf perasa yang dilewatinya.
Ini sudah tegukan dari 3 botol terakhir, telah mampu membuat pening menumbuk kepala bagian belakangnya. Membuat Jimin hanya mampu menjatuhkan keningnya di meja. Dan memejam untuk menetapkan kesadarannya masih nyata, meski hanya setipis matanya yang menyipit.
Degungan musik yang menghentak keras, mampu menambah pening di kepalanya hingga menjalar kedepan, membuatnya semakin mengernyit. Tapi Jimin suka sensasinya, setidaknya rasa sakit ini mampu membuatnya melupakan hatinya yang telah pergi. Terlebih jika kesadaran telah terenggut. Jimin yakinkan bahwa dia telah di angan dan melupakan semuanya secara total, meski hanya sementara. Karena di hari selanjutnya, dia akan menemukan dirinya kembali terhempas di kenyataan yang masih menghancurkannya.
"Jim, bangun!" Suara berat bariton kembali menarik kesadarannya. Mencoba bangkit dan dengan mata yang menyipit, menyorot sosok yang duduk di sebelahnya dan baru saja menyenggol bahunya.
"Sudah jam 1 malam, ayo pulang."
Jimin menghempaskan badannya ke belakang, memijat pangkal hidung di antara dua matanya untuk mengurangi pusingnya. Berdehem sejenak sebelum memutarkan pandangannya mencari seseorang.
"Dimana Jungkook?" Jimin menoleh, menatap Taehyung yang tengah menegak minuman coklat gelap dari gelasnya. Sebagai catatan, Taehyung tidak mabuk, dia hanya minum soda karena lambungnya tidak sanggup menerima asupan alkohol sedikitpun.
"Dia sudah pulang dengan Seobi semenjak dua jam yang lalu." Jimin mengangguk, seolah mengingat jika dua jam lalu Jungkook telah ijin pulang duluan mengantar Seobi, kekasihnya.
Sekali lagi pandangannya berputar untuk mencari seseorang. Namun nihil.
"Dimana Heeyoung?"
"Aku memintanya mengambil mobil di parkiran. Jadi aku bisa membawamu sekarang dan kita pulang bersama."
Jimin menyeringai, saat menatap Taehyung yang telah bangkit dengan tangan terulur ke arahnya. Hendak membantu memapah Jimin berjalan.
"Kenapa tidak kau saja yang mengmbilnya? Jadi biarkan Heeyoung memapahku." Seringaian mesum yang mengesalkan dimata Taehyung, membuat Taehyung tak bisa menahan tangannya saat meluncur bebas ke belakang kepala Jimin. Dan sekali lagi Jimin mengernyit menahan pening yang kembali menghantamnya.
"Sialan!" Makian Taehyung mampu memancing gelak tawa Jimin yang senang telah mampu memancing emosi sepupunya.
"Tak akan kubiarkan kau menyentuhnya sedikitpun, Jim." Jimin tersenyum dengan mata yang masih terpejam. Membayangkan bagaimana sepupunya kini mempunyai kekasih seorang perempuan. Namun pikiran jahil sejenak melintas di benaknya.
"Kau masih hutang satu sentuhanku pada kekasihmu, Kim!"
Dan Taehyung tak berkutik, menyorot Jimin dengan pandangan yang membinasakannya karena rasa bersalahnya. Ya, Jimin mengalami hal ini karena kesalahannya dan Jungkook. Dan kini Yoora menghilang, meninggalkan Jimin yang semakin memburuk. Hingga akhirnya Taehyung dan Jungkook hanya mampu menemani Jimin untuk kembali menemukan Yoora.
"Aku bercanda, man. Jangan terlalu dipikirkan." Jimin kembali meraih sisa Whiskey di botol terakhir, menuangnya ke gelasnya sendiri sebelum kembali meneguknya untuk menghilangkan kesadarannya malam ini. Sekali lagi sensasi menyengatnya dalam rasa sakit itu menelusuri kerongkongannya dan menyalur kembali ke kepala bagian belakangnya. Dan Jimin telah bersiap menghadapi ketidaksadarannya, saat bangkit mencoba meraih Taehyung yang berdiri di sampingnya.
Namun Taehyung bergeming dalam diam, membuat Jimin kembali tersengat pening lebih saat berdiri terlalu lama hingga kembali menjatuhkan dirinya ke sofa.
"Sialan, kau bilang mau segera pulang!"
Jimin mencoba membuka matanya, menangkap keberadaan Taehyung yang masih berdiri disana. Hanya saja kini Taehyung diam, terpaku seperti terkejut menatap sesuatu.
Dan sialnya rasa pening itu semakin menusuk kepalanya. Menghempasnya membawa lapis kesadaran semakin menipis. Membuat Jimin kembali memijat kepalanya mencoba menghalau sedikit rasa sakitnya. Jika boleh meminta, lebih baik dia langsung diambil kesadarannya.
Namun gumaman Taehyung memecahkan konsentrasinya. Jimin yakin dia tidak salah dengar, nama Yoora terselip di ucapan Taehyung. Itu sangat jelas bagi Jimin, meski terbentur dengan suara musik yang keras.
Dan perlahan Jimin kembali mendongak, menatap Taehyung dan mengikuti arah sorot mata Taehyung. Jimin pun menoleh, menangkap sosok perempuan yang berdiri di sisi kirinya.
Namun kesadaran terlanjut terenggut darinya. Tepat saat Jimin menatap sorot yang didambanya, saat itu pula fisiknya tidak mampu menahan lagi. Dan kegelapan perlahan menyelimuti wajah cantik yang perlahan memanggil namanya dalam sebuah kerinduan itu.
"Yoora-"
- May 10, 2018
Jungkook dan Taehyung sudah punya pasangn sendiri ya gaes ☺️☺️
Dan Yoora??
Salam peluk cium dari Jimin
💋💋💋
- Adoreyna
Mereka sukanyaa yaaa, bikin khilaaaf 😍😍😍
KAMU SEDANG MEMBACA
PAROXYSM ✔️
FanfictionCOMPLETE [Another Story of 'He is Gay'] Paroxysm (n) : ledakan emosi yang secara tiba tiba ☘️☘️☘️ Mempunyai kekasih seperti Park Jimin, seorang lelaki yang hangat, penuh perhatian, dan bisa selalu mengerti untuk menyeimbangi ego mu yang keras. Dan b...