22

10K 1.5K 417
                                    

Selama hari minggu readers kesayangan..
Siapkan hati untuk menghadapi Jimin..
💋💋💋💋














🌸🌸🌸

Yoora kelelahan menangis, hanya membaringkan diri di ranjang sepanjang malam. Sudah hampir dua jam terkurung dan menangis sendirian.

Yoora benar-benar tidak pernah tahu bagaimana takdir menemuinya. Beberapa hari yang lalu dia masih berhubungan baik dengan Jimin, masih saling mengungkapkan cinta dengan lembut. Namun tidak untuk sekarang, semuanya berubah. Yoora tak lagi menemukan kelembutan pada diri Jimin.

Terlebih setelah Jimin mengetahui apa yang terjadi padanya, Yoora masih tidak paham mengapa Jimin malah menjanjikan sumpah padanya. Dan bodohnya, Yoora tak mampu menolak dan mengangguk menerimanya.

Dirinya telah terikat dengan Jimin, hanya berdua dihadapan Tuhan. Dan mengingat keadaannya yang jauh dari wanita yang baik-baik saja, membuat Yoora mencelos di hatinya. Jimin mendapatkannya yang merupakan bekas sentuhan orang lain.

Dan lagi Yoora tergugu, terisak hingga sudut matanya terasa perih. Namun hati Yoora jauh lebih mengenaskan dari sekedar perih itu sendiri.







Yoora mencoba berpikiran positif, mungkin Jimin sedang mencari makan malam untuk mereka. Namun pikirannya pupus saat malam larut, Jimin masih tak menampakkan diri. Dan Yoora sudah terlalu lelah menangis.


Hingga tengah malam, Yoora mendengar suara mobil berhenti di depan rumah. Disusul suara kunci pintu yang terbuka dan daun pintu yang berderit. Yoora tahu, Jimin datang, dan perlahan jantungnya berdebar.

Yoora tak bisa sama sekali menebak pikiran Jimin sekarang. Ada rasa nyaman disaat dia mengetahui keberadaan Jimin bersamanya seperti ini, namun ada pula rasa takut yang terselip saat menyadari Jimin masih menyimpan amarahnya.

Dan semuanya membuat Yoora terlalu pening memikirkan nasibnya.

Hingga pintu kamarnya terbuka, menampilkan Jimin dengan pakaian yang masih dikenakannya sore tadi. Mata Jimin memandang Yoora yang tengah ketakutan melihatnya. Perlahan Jimin mendekat, membuat Yoora beringsut menepi dan menarik selimut untuk perlindungan diri. Mata Yoora sempat melihat respon Jimin yang terkejut pada penolakannya.

Jimin semakin mendekat, duduk di tepi ranjang dan menatap Yoora tajam. Jimin tak bisa menggambarkan kondisi hatinya. Amarah dan kecewa masih mengukungnya. Namun melihat Yoora yang ketakutan padanya seperti ini, membuat sudut lain hatinya semakin menyesal.

"Kau takut padaku?" Pertanyaan retoris dari Jimin keluar, menatap tajam Yoora yang menunduk menatap selimutnya.

"Jawab aku, Jung Yoora!" Membuat Yoora terkesiap saat mencengkeram pergelangan kakinya. Dan anggukan Yoora sukses menjadikan hati Jimin kacau saat itu juga.

"Jawabanmu kuanggap bahwa kau tahu betapa marahnya aku saat ini. Bukan begitu?" Sekali lagi Yoora mengangguk dalam ketakutannya, semakin menutup diri untuk perlindungannya.



Dan keheningan hadir, disaat Jimin lebih memilih menatap Yoora dalam diamnya. Mencoba sekuat tenaga menghilangkan rasa kecewa dalam hatinya yang tak mungkin hilang. Sedangkan Yoora, masih menunduk dalam ketakutannya, mencoba mengalihkan perhatian Jimin darinya meski sia-sia.


"Kau darimana? Mengapa mengunciku?" Pertanyaan Yoora meluncur begitu saja, ketakutan akibat Jimin yang mengurungnya didalam rumah sendirian seperti ini.

PAROXYSM ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang