Buket putih pernikahan itu telah jatuh. Beberapa saat yang lalu tengah dipegang dengan cantik oleh sang pengantin wanitanya.Namun kini telah tergeletak di lantai, dengan salah satu bunga mawarnya terlepas dari ikatan dan terpisah dari lainnya.
Buket itu teramat indah, dengan sentuhan nyata anemon putih dengan pusat hitam di bangian tengah, lily lembah, peony merah muda, tulip putih, hop, dan eucalyptus dan mawar. Tepi buket dipenuhi dengan daun sutra dan dibungkus dengan pita satin gading beraksen emas. Terlihat klasik dan elegan, terlampau sempurna jika disandingankan dengan pengantin wanita.
Yoora, sang pengantin wanita. Tengah terdiam, melepaskan hidupnya pada takdir yang akan dialaminya. Memasrahkan semuanya pada seorang Park Jimin yang tengah menatapnya penuh kecewa.
Yoora sangat tahu bagaimana perasaan Jimin akan menjadi sangat kacau setelah pengakuan Jungkook baru saja. Yang berakhir dengan satu pertanyaan telak Jimin yang terasa seperti menghakiminya.
"Jadi, kau yang mengajak Jungkook melakukannya?"
Menjadikan Yoora terdiam, menahan matanya yang memanas dan mengangguk pelan. Yoora mungkin bisa menahannya. Namun saat perlahan mendongak dan mendapati Jimin menatapnya dengan terluka, Yoora tak mampu menahan apapun.
Seketika bunga dalam genggamannya terjatuh bersama air mata yang merebak keluar. Terisak pelan meski telah sekuat hati menahan tangisannya.
Dan Jimin membiarkannya, hatinya terlampau sakit menyadari jika nyatanya Yoora yang menawarkan diri dalam hubungan itu.
Jimin melemah, tak mampu berucap apapun selain mundur beberapa langkah hingga kakinya menubruk sofa dan menjatuhkan dirinya. Hati Jimin kembali dirusak. Membuatnya menunduk, mencengkeram kepalanya dan menjambaknya pelan, tanda sebagai pelampiasan atas apa yang mengecewakannya.
Yoora masih tergugu, dengan gugup memainkan pernak-pernik di gaun pengantinnya. Otaknya bekerja keras, mencoba mencari jalan keluar apapun yang ada untuk saat ini. Namun nyatanya, pernikahan mereka telah ada di depan mata. Dan kini, Jimin lah yang mempunyai kekuasaan penuh dalam memilih. Meneruskan atau berhenti. Bukan Yoora.
"Kau bisa membatalkan semuanya. Sebelum terlambat. Aku yang akan pergi, jadi namamu tak akan mendapatkan keburukan." Tak ada pilihan apapun selain membiarkan Jimin pergi meninggalkannya.
Yoora mulai kacau, hingga mengucapkan perkataan yang menurutnya diluar batas kemampuannya. Ya, Yoora hanya berkata omong kosong. Karena pada kenyataannya jika Jimin benar-benar pergi darinya, Yoora tak akan mampu dan tak akan bisa membayangkan bagaimana kehidupan selanjutnya.
Karena Jimin adalah nyawanya, Jimin adalah nafasnya. Dan Yoora tak akan bisa hidup tanpa Jimin.
Namun lagi-lagi, Jimin lah yang menjadi penentu. Yoora tak lagi mempunyai hak untuk menentukan.
Namun Jimin-nya masih diam, seolah-olah mengunci mulutnya. Tak ingin mengatakan apapun untuk mereka, mencoba mengacuhkan perkataan Yoora, tak memperdulikan bahwa tindakannya ini semakin membuat calon pengantinnya dilanda kebimbangan yang ada di tahap kritis. Memberikan suasana yang terlalu mencekam hingga membuat Yoora merasa kehilangan nafasnya secara perlahan.
Jimin hanya menatap Yoora dengan sorot yang kini berubah lebih dingin dan menakutkan, meski masih terselip kepedihan disana.
Jimin bangkit, kembali berjalan mendekati Yoora. Membungkuk dan mengambil kembali buket bunga Yoora beserta satu mawar yang terlepas sebelum memasangkannya di saku dada kirinya.
Jimin kembali memajukan dirinya, sembari merapikan buket bunga dan membersihkannya di beberapa sudut yang dirasa Jimin menjadi berantakan. Jimin mendekat ke arah Yoora dan perlahan meraih tangannya. Mengembalikan buket bunga cantik itu ketempat yang seharusnya.
"Kau tahu bukan apa keputusanku?" Yoora mendongak menatap Jimin. Jimin masih menatapnya tajam sebelum berujar dengan dingin, "Jangan membuatku menyeretmu ke altar untuk yang kedua kalinya, Jung Yoora."
FIN
May 05, 2018Ada yang kecewa sama endingnya?
Aku sudah mencoba yang terbaik jadi semoga suka
🙏🙏🙏Dan bakal masih ada dua epilog sebagai pelengkap ending. Ditunggu ya ☺️☺️
Salam peluk cium dari Jimin
- Adoreyna
😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
PAROXYSM ✔️
FanfictionCOMPLETE [Another Story of 'He is Gay'] Paroxysm (n) : ledakan emosi yang secara tiba tiba ☘️☘️☘️ Mempunyai kekasih seperti Park Jimin, seorang lelaki yang hangat, penuh perhatian, dan bisa selalu mengerti untuk menyeimbangi ego mu yang keras. Dan b...