Hai hai hai..
Biasakan salam sebelum membaca ..🌸🌸🌸
Entah aku yang terlalu terkejut atau apa, dalam waktu beberapa detik setelah Taehyung mengenalkannya, mataku tak sedetikpun mengubah ukurannya menjadi lebih kecil. Kurasa mataku masih membulat sempurna disaat melihat bagaimana Jimin dengan masih sikap hangat meraih tangan pemuda itu dan menjabatnya.
"Yoo—" goncangan Jimin di bahuku cukup membuatku sadar jika lelaki — yang dibilang kekasih Taehyung — tadi mengulurkan tangannya untuk menjabatku.
"Ah, maaf. Perkenalkan, aku Jung Yoora."
"Hei, aku Jungkook."
Perkenalan yang singkat tentu saja, aku menjabat tangannya yang bahkan stukturnya masih sama dengan tangan lelaki pada umumnya. Sehingga aku masih cukup tidak percaya dengan apa yang dikatakan Taehyung tadi.
"Hei Yoo, ngomong-ngomong, Jungkook benar-benar kekasihku. Jadi jangan melihatnya terus!"
Baiklah, kurasa aku masih berada di fase keterkejutanku hingga tanpa sadar terus memandangi Taehyung dan Jungkook bergantian.
"Ah, maafkan aku, Taehyung-ssi" aku segera menunduk meminta maaf tepat sebelum Jimin merangkulku dari sebelah. Menarik pinggangku mendekatnya.
"Akan kuceritakan lagi nanti. Maaf belum menceritakan apapun."
Aku mencoba mengerti dengan tersenyum pada Jimin. Sesungguhnya bukan masalah untukku juga jika Jimin bersaudara dengan gay. Hanya saja aku terlalu terkejut melihat bagaimana Taehyung memperkenalkan diri dengan nyata.
"So, kapan kita pergi? Aku sudah sangat ingin beristirahat, man!"
Taehyung mengambil alih bahu Jimin dari sisiku. Menariknya dan membawa Jimin berjalan ke arah parkir mobil. Meninggalkanku yang hanya memberi senyuman awkward pada Jungkook.
Jimin dan Taehyung sudah berjalan beberapa langkah kedepan saat aku menyadari sesuatu. Monyet bodoh yang dibilang Jimin tadi meninggalkan kopernya tepat di depanku. Sialan!
Aku sudah akan meraih koper itu dan menyeretnya saat tiba-tiba tangan kekar Jungkook meraihnya terlebih dahulu, "biar aku saja yang membawanya."
Membuatku mengangguk dengan sedikit ketakutan sebelum tersenyum dan berjalan menyusul Jimin dan Taehyung. Bersama Jungkook yang memilih berjalan di sisi sebelahku.
Kurasa jalan ke areal parkir ini terlalu panjang, membuatku merasa tidak nyaman sesungguhnya. Entah bagaimana aku selalu mencuri pandang ke arah Jungkook. Dan tidak adilnya, Jungkook hanya berjalan dengan tenangnya tanpa sedikit pun terganggu dengan keberadaanku.
Dan entah bagaimana aku baru merasakan jantungku berpacu sedikit lebih cepat, otakku masih melayang dan suara bagaimana Taehyung menyebut Jungkook sebagai kekasihnya tadi masih bergema di telingaku. Membuatku terus menerus merasakan perasaan yang tidak nyaman.
Aku pernah merasakan jantungku yang memacu keras, tentu saja saat aku bersama Jimin. Tapi kini aku merasakan juga saat bersama Jungkook. Tidak, ini tidak sama tentu saja. Otakku hanya masih belum menalar kenyataan didepanku hingga berefek pada kinerja jantungku.
"Yoora, awas!"
Nafasku tercekat. Sebuah troli yang penuh dengan koper dan tas besar berada tepat satu meter didepanku dan akan menubrukku. Kurasa pikiranku terlalu masih kacau saat aku sama sekali tak menyadari keberadaan troli itu.
Aku sedikit bernafas lega saat sadar jika aku terlempar berlawanan arah dengan troli yang telah jatuh di lantai sana. Bernafas lega setidaknya tak sedikitpun tubuhku yang kejatuhan tas berat itu.
Namun tak berlangsung lama, saat aku menyadari dimana aku terjatuh. Masih di lantai yang sama, sedikit lebih empuk dan tidak terasa sakit. Dan saat aku menoleh, ada Jungkook disana. Sedikit merintih kesakitan saat aku menindihnya.
Baiklah, sepertinya ingatan bagaimana tadi Jungkook meraih lenganku untuk menghindari troli itu mengakibatkan tubuhku tertarik kuat dan reflek menimpa Jungkook hingga aku terjatuh.
"Jungkook!!"
"Yoora!!"
Itu teriakan yang terdengar dari pasangan kekasih kami yang terkejut dengan suara tubrukan. Dan begitu menoleh melihat kami yang terjatuh, keduanya langsung berlari menolong kami.
Dan sialnya, "ahhh—" pergelangan kakiku ngilu, sepertinya Jungkook menarikku cukup kuat hingga aku terjatuh dalam posisi kaki yang menekuk.
Ini terlalu sakit. Aku menatap Jimin yang telah ada di hadapanku. Menahan sakitnya, kurasa mataku memanas saat aku sudah tak bisa menahannya lagi.
"Hiks— hiks—" Aku bisa merasakan bagaimana ketiga lelaki di sekitarku menatapku terkejut karena mendengar isakanku. Tapi ini sakit, sungguh. Aku tak bisa menahan lagi hingga, "Jimin— sakit, Jim. Hiks— hiks— kakiku sakit—"
Dan tangisku pecah di bahu Jimin. Memeluknya untuk menyembunyikan diri karena terlalu malu menangis di tempat umum. Tapi ini terlalu sakit, sumpah. Aku tak bisa menahannya.
Dan akhirnya, kami pulang dengan Jimin yang menggendongku di punggungnya. Taehyung pun akhirnya mau membawa kopernya sendiri dengan sedikit memapah Jungkook di sampingnya yang berjalan sedikit pincang.
Dan kami berhenti di area penjemputan, membiarkan Jimin dan Taehyung mengambil mobil yang terparkir di area parkir.
Kembali, berdua dengan Jungkook. Aku meliriknya. Sedikit merasa bersalah karena ikut menyebabkannya kesakitan di sana.
"Jungkook-ssi, terima kasih sudah menolongku—" Jungkook menolehkan pandangannya ke arahku. Aku baru menyadari sorot mata Jungkook begitu gelap. Sedikit menakutkan bagiku.
"Dan maaf telah membuatmu ikut terluka." Jungkook masih menatapku tajam, ada sorot tidak suka disana. Namun aku tak berani menyimpulkan apapun karena kami baru saja pertama kali bertemu. Tapi jawaban Jungkook bisa meyakinkan semua kesimpulanku.
"Terima kasih dan maafmu diterima—" Jungkook menjeda perkataannya dan masih terus menatapku. " Yoora-ssi, mungkin bagimu hubunganku dengan Taehyung adalah hubungan yang pertama kali kau lihat, tapi semua ini adalah kenyataan. Kami saling mencintai seperti kau dan Jimin. Jadi kuharap—" sorot matanya sedikit meredup, namun tidak mengurangi kesan intimidasi di dalamnya. Yang menyorotku terlalu dalam.
"Jangan memperlihatkan rasa jijikmu pada kami. Aku tidak suka melihat orang menatapku dengan pandangan tidak percayanya! Karena meskipun kami berbeda, kami masih punya hati untuk menyukai yang kami suka, dan membenci apa yang kami benci."
Dan perkataan Jungkook siang itu, membuatku tahu jika Jungkook memang tidak menyukaiku.
- February 12, 2018
Gaes, aku kok ngerasa tulisanku aneh ya? Kaya kurang feelnya gt. 😭😭
Btw yang keberatan soal pasangan gay JK-Tae. Aku g bisa komen apa-apa. Soalnya cerita ini kan emg nyeritain Taehyung yang gay. Yang pasti aku g bakal bikin adegan enaena mereka, karena aku juga g mau klo Tae beneran gay. Tapi paling kiss aja.
Yang keberatan anggep aja kiss nya kaya di Run. Jadi buat lucu2an mereka.Salam peluk cium dari Jimin Taehyung Jungkook
😘😘😘
- Adoreyna
KAMU SEDANG MEMBACA
PAROXYSM ✔️
FanfictionCOMPLETE [Another Story of 'He is Gay'] Paroxysm (n) : ledakan emosi yang secara tiba tiba ☘️☘️☘️ Mempunyai kekasih seperti Park Jimin, seorang lelaki yang hangat, penuh perhatian, dan bisa selalu mengerti untuk menyeimbangi ego mu yang keras. Dan b...