Selamat hari Rabuuuu..
😘😘😘😘🌸🌸🌸
Kata orang itu penyesalan datang terlambat.
Yoora tahu, dalam sejarah hidupnya, tak pernah dia mengeluh ada menyesal sekali pun. Hidup bersama sang kakak yang terlampau baik dan tak pernah memarahinya, Yoora tumbuh menjadi pribadi yang lembut yang tahu bagaimana bersyukur dalam setiap detik yang dilaluinya.
Namun tidak untuk saat ini, pertama kalinya Yoora begitu menyesal melakukan sesuatu yang akhirnya menghancurkan dirinya sendiri. Merusak masa depannya dan memusnahkan harapannya untuk mendengar alasan Jimin dalam memperbaiki hubungan mereka.
Yoora tahu bagaimana cara meluluhlantakan dirinya hanya dengan satu pemikiran egois dalam menikmati malam penuh dosa.
Senja itu Yoora terbangun lagi, setelah siang tadi mengalami kembali pergulatan panas dengan Jungkook. Sekali lagi Yoora perlu membersihkan tubuhnya. Tubuhnya telah kotor dengan sentuhan dua lelaki sekaligus. Bahkan Yoora bisa merasakan bagaimana pusat tubuhnya merasakan nyeri.
Tapi setidaknya, kali ini Yoora terbangun dengan lebih baik. Matanya terbuka perlahan dengan adanya Jungkook disebelah. Membawa sepasang pakaian wanita dan meletakkannya di nakas sebelah. Tersenyum lembut menatap Yoora yang masih terluka.
"Mandilah, aku menyiapkan air hangat!"
Setidaknya perlakuan lembut Jungkook mampu meredakan keguncangan dalam hati Yoora. Sekuat tenaga Yoora menghadapi kenyataan. Karena dia sendiri yang telah mengicipi nikmat surga yang membawanya ke neraka.
Yoora membersihkan diri, menggosok kuat seluruh tubuhnya sekuat mungkin, menghilangkan bekas merah yang tertinggal. Namun bukannya hilang, bekas itu malah semakin nampak jelas membawa luka gesekan yang parah, memanjang di leher Yoora hingga dadanya.
Hingga pada akhirnya Yoora berhenti menggosok disaat kulitnya terasa perih. Ya, Yoora kembali meninggalkan luka ditubuhnya.
Mendiamkan diri di ranjang setelah merasa cukup segar. Yoora kembali mengosongkan pikirannya, membayangkan apa jadinya sang kakak jika tahu adiknya sudah segini parah. Yoora yakin Hoseok tak akan menganggapnya lagi. Suatu bayangan yang terlampau menakutkan.
Jungkook datang, membawa segelas susu hangat, meletakkan di nakas sebelah Yoora sebelum duduk di sebelah Yoora yang masih belum memberikan atensinya.
"Yoo.." panggilan lembut Jungkook menyadarkan Yoora, membuatnya menoleh menatap Jungkook dengan pandangannya yang tak mampu dijelaskan. Penuh luka yang terperih.
"Kau menyesal?"
Yoora menunduk, begitu ingin berkata iya namun tidak bisa. Yoora sadar, dia yang mengajak Jungkook berhubungan. Semua karenanya.
"Maafkan aku!" Menghela nafas, kembali membuat Jungkook menatap nanar ke arah Yoora. Sepenuh hati memohon maaf pada wanita dihadapannya. Membuat Yoora mengangguk kecil sebelum kembali membuang pandangannya ke lantai kamar Jungkook yang dirasa lebih indah. Mencoba mengembalikan kelonggaran hati yang terhimpit begitu erat.
"Semua sudah terjadi, yang hilang tak akan bisa kembali, Jung!"
Jungkook sudah hendak menyela Yoora, namun mendadak suara bel apart berbunyi. Membuat Jungkook segera keluar ruangan meninggalkan Yoora yang masih terdiam.
"Bagaimana kau tahu aku disini?"
Lamunan Yoora terpecah saat mendengar suara Jungkook yang meninggi di luar kamar.
"Bukan hal yang sulit untuk mencari tahu semua tentangmu, Jung! Aku mengenalmu dengan baik, sayang!"
Yoora menegang, itu suara Taehyung. Yoora tahu dengan jelas.
"Jangan pernah memanggilku seperti itu lagi, brengsek!" Dan kekehan Taehyung menjadi jawaban dari geraman kemarahan Jungkook.
"Dimana Yoora?"
Dan mendadak bumi berhenti berputar, saat pertanyaan tentangnya terdengar, begitu tajam begitu dalam dan menuntut.
Jantung Yoora semakin menghujam kala mendengar langkah kaki mendekat. Dan dalam beberapa menit, pintu kamar telah terbuka dengan Taehyung yang menatapnya nanar.
Harusnya Yoora membuang muka untuk tidak menatap Taehyung, namun apa yang terjadi disana tak mampu mengalihkan satu detikpun pandangan Yoora.
Jungkook menatap Taehyung nyalang, menarik tubuhnya sebelum membantingnya ke dinding. Taehyung nampak sedikit terkejut, namun tubuh Jungkook telah mampu menguncinya hingga membuat Taehyung tak bisa bergerak sedikitpun.
"Katakan padaku, apa kau masih bisa menyentuhku?"
Suara Jungkook rendah, begitu dalam dan menusuk, sarat amarah.
"Katakan padaku, apa kau masih bisa menikmati tubuhku?"
Jungkook sedikit meninggikan suaranya, menatap tajam ke arah Taehyung. Taehyung terdiam, bukan karena takut atau terkejut lagi, namun matanya tengah menatap jawaban yang disiapkannya untuk Jungkook. Menatap Yoora yang tengah menatap mereka tak percaya.
"Kim Taehyung, jawab pertanyaanku, bangsat!"
Taehyung tergelak, membuang wajahnya kesamping dan terkekeh pelan. Sebelum kembali menoleh menatap tajam Jungkook di hadapannya.
"Kau sudah tahu sendiri, baby. Sudah sangat jelas bukan? Aku tak bisa menikmatimu lagi, sayang!"
Kali ini Jungkook yang tergelak, melepaskan kunciannya pada tubuh Taehyung dan melangkah mundur. Menatap Taehyung dengan pandangan angkuhbya.
"Ya, aku tahu kau akan menjawab seperti itu. Kau sudah mendapatkan penyembuhmu bukan?" Jungkook menjeda ucapannya, sebelum menoleh kecil ke belakang ke arah Yoora. Melihat bagaimana Yoora cukup terguncang dengan apa yang dilakukannya pada Taehyung. Jungkook menatap Yoora dengan perasaan bersalah, sebelum kembali menatap Taehyung tajam dan mengatakan ucapan jahatnya.
"Karena aku juga telah mendapatkannya, sayang. Kurasa kita benar-benar tak perlu berhubungan lagi!"
Bagai lesakan pedang, kali ini Taehyung yang terkejut. Menatap Jungkook dengan tajam. Pikiran buruknya telah berkelana hanya karena satu perkataan Jungkook yang telah mampu memancing amarahnya.
"Apa kau bilang?"
Jungkook tergelak, menahan senyum kemenangan saat melihat amarah Taehyung yang telah meruncing. Menyiapkan kata-kata sebagai final kepuasannya. "Aku juga bisa menikmatinya, Taehyung. Aku bisa menikmati tubuh Yoora!"
Dan dalam hitungan detik, Taehyung melesak maju. Menarik kerah Jungkook dan mengayunkan satu pukulan telah di rahang Jungkook.
"Bajingan! Kau menyentuh Yoora?"
Satu lagi pukulan, diikuti beberapa pukulan lainnya. Dan sialnya Taehyung tak memberi jeda untuk Jungkook membalas, hingga dalam beberapa menit Jungkook telah terkapar penuh darah.
Taehyung bangkit, mendekati Yoora dan mengabaikan Yoora yang tengah ketakutan menatapnya. Meraih tangannya dan menariknya pergi dari sana.
"Lepaskan aku!"
Yoora memberontak, mencoba melepaskan cengkraman tangan Taehyung. Namun sia-sia, kekuatan Taehyung lebih darinya. Hingga tiba di basement, Taehyung melepaskan cengkeraman tangannya di pergelangn tangan Yoora, membuat Yoora mampu melesakan satu tamparan dan tepat mengenai wajah Taehyung.
"Jangan pernah menyentuhku lagi, brengsek!"
Satu umpatan Yoora mampu menghentikan laju pernafasan Taehyung, membuat jantung Taehyung berdenyut mengerikan.
- April 04, 2018
Maapin ya nunggu lamaa.. I miss you so much gaes 😘😘😘
Salam peluk cium dari Taehyung
😘😘😘
- Adoreyna
KAMU SEDANG MEMBACA
PAROXYSM ✔️
FanfictionCOMPLETE [Another Story of 'He is Gay'] Paroxysm (n) : ledakan emosi yang secara tiba tiba ☘️☘️☘️ Mempunyai kekasih seperti Park Jimin, seorang lelaki yang hangat, penuh perhatian, dan bisa selalu mengerti untuk menyeimbangi ego mu yang keras. Dan b...