27

8.9K 1.5K 372
                                    




"Jimin, kamu kemana saja?"

Jimin menoleh, untuk pertama kalinya setelah keduanya bersama memasuki mobil Jimin yang terparkir di pelataran kampus Yoora. Jimin menoleh dan menatap Yoora lekat.

"Kenapa? Kau mulai kehilanganku?"

Yoora tak bisa berbohong, nafasnya tercekat membuatnya menunduk. Menghindari pandangan Jimin yang masih sama disana, menatapnya dengan luka.




"Ya. Aku kehilanganmu. Aku merindukanmu, Jim."

Membuat Jimin tak bisa berkutik lagi. Hatinya mencelos, menatap satu-satunya wanita yang dicintainya sepenuh hati. Sekecewa apapun dan sebenci apapun, Jimin benar-benar mencintai Yoora.

"Yoora, ayo kita menikah! Benar-benar menikah. Aku tak ingin kau lepas dariku lagi."

Membuat Yoora kini mendongak, menatap Jimin tak percaya. "Jim, aku tahu kamu masih terbawa emosimu. Aku-"

"Persetan dengan apa yang kau alami! Aku menginginkanmu, Yoo. Dan aku ingin mendapatkan hak-ku atasmu!"

Membuat Yoora kini tak berkutik. Menatap jauh lapangan depan yang terlihat kosong.

"Jim, boleh aku bertanya sesuatu?"

Tatapan lembut Yoora kini mulai berani menyorot Jimin. Memberikan semua perasaan yang mengganggunya. Jimin mengangguk dan masih menatap Yoora.

"Setelah tahu apa yang kualami, tidakah sedikitpun kau meragukan cintaku? Maksudku, aku sudah melakukannya dengan dua orang Jim. Dan kau tak mendapatkan yang pertama dariku!"

Jimin menghela nafas panjangnya, mengalihkan pandangannya dan menatap arah depan. Jauh disana di titik dimana dia telah membuang semua perasaan yang menghancurkannya.

"Aku pernah mencoba menjauhimu, Yoo. Di hari kedua kita bersama dirumah itu. Aku sudah akan meminta Hoseok hyung menjemputmu saat itu." Jimin memejamkan matanya, membayangkan kembali bagaimana malam itu hatinya hancur setelah menyakiti Yoora. "Tapi aku tak bisa. Menyakitimu dan membayangkanmu bersama lelaki lain itu ternyata lebih menyiksaku. Bahkan hanya beberapa jam aku meninggalkanmu saat itu saja aku tak sanggup."

"Aku kecewa padamu, sangat. Tapi rasa cintaku lebih dari itu, Yoo."

Jimin menatap Yoora, tak menyadari bahwa ternyata gadis itu tengah tersedu di sebelahnya.

"Aku tak ingin melepasmu. Tak akan pernah."

Membuat Yoora terdiam, tangannya terkepal dan matanya memejam. Meyakinkan diri memberikan permintaan pada Jimin.














"Jim, ayo menikah secepatnya!"





- April 24, 2018



Jangan bahas tentang pernikahan, please 😭😭

PAROXYSM ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang