Hai hai hai..
Selamat weekend..
💋💋💋🌸🌸🌸
Makan malam itu sangat hening. Tak ada satu percakapanpun yang ada. Tak ada yang memulainya.
Jimin menyibukan diri dengan berfokus pada makanannya, sedangkan Yoora mencoba berfokus, meski selalu gagal karena harus merepotkan diri mencuti tatap ke arah Jimin.
Jantung Yoora berdetak tidak normal, ketakutan masih menyelimutinya. Terlebih dengan kondisi Jimin yang hanya diam seperti ini. Yoora tahu Jimin benar-benar kecewa dengannya.
Namun tak ada yang bisa dilakukannya, semua telah terjadi dan tubuhnya telah terjamah oleh lelaki lain. Hal yang Jimin jaga nyatanya telah terenggut oleh lelaki lain.
Yoora tahu seberapa kecewa dan hancurnya Jimin. Hingga membuat ketakutan akan pikiran buruknya telah bergumul dalam benaknya.
Yoora sangat takut. Sangat. Karena nyatanya Jimin telah berikrar untuknya dihadapan Tuhan. Untuk mempermudah tujuannya tanpa melanggar sumpahnya yang dulu.
Dimana Jimin pernah bersumpah tidak akan menyentuh Yoora di titik terdalam sebelum mereka berikrar janji dihadapan Tuhan.
Nyatanya Jimin telah berikrar siang tadi. Dan Jimin telah mempunyai leluasa penuh untuk menyentuh Yoora malam ini.
Yoora terlalu terbelenggu dalam pikirannya sendiri. Hingga tak menyadari Jimin telah menyelesaikan makan malamnya dan menatap Yoora yang tengah melamun dalam pikirannya.
"Ada apa? Apa yang tengah kau fikirkan?"
Suara dingin Jimin pada akhirnya memecahkan lamunan Yoora. Membuat gadis itu tergagap hingga tangannya bergetar saat memegang sendok.
"Ti-tidak ada yang kupikirkan."
Hati Jimin mencelos, mendengar gadis dihadapannya tergagap dalam perkataannya. Jimin tahu Yoora masih takut padanya.
"Kau masih takut padaku?"
Yoora yang tadinya merunduk, kini sedikit mengangkat kepalanya ke atas. Melirik Jimin sekilas sebelum kembali merunduk.
"Maafkan aku." Yoora melirih, Yoora benar-benar tak bisa menutupi ketakutannya.
Membuat helaan nafas panjang terdengar dari seberangnya. Sebelum memberikan perkataan yang lebih dingin dan tajam hingga membuat Yoora mempercepat makan malamnya.
"Jangan membuat kekecewaanku semakin besar! Cepat habiskan makan malammu!"
Dan Yoora sempatkan mengangguk kecil sebagai jawaban sebelum cepat-cepat menyelesaikan makan malamnya.
Dan malam itu Yoora benar-benar hanya menuruti perkataan Jimin tanpa sedikitpun bantahan.
Saat Yoora hendak membersihkan peralatan bekas mereka makan malam, Jimin melarangnya dan meminta Yoora langsung masuk kedalam kamar dan kembali istirahat. Membuat Yoora langsung beringsut dan melarikan diri ke dalam kamar, menyelimuti diri untuk berlindung di baliknya. Mencoba kembali memejamkan mata meski sia-sia.
Hingga akhirnya Jimin datang, dan disanalah puncak ketakutan Yoora saat Jimin mendudukan diri diranjang yang sama dengannya.
Yoora tahu Jimin menginginkan tubuhnya. Hingga reflek Yoora semakin menutupi tubuhnya dengan selimut. Sepelan mungkin agar Jimin tidak menyadarinya.
Hanya saja Jimin tidak melakukan apapun. Hanya berdiam disana dan menatap Yoora yang bersembunyi di balik selimut. Jimin hanya diam dan terus menatapnya hingga Yoora mulai merasa tidak nyaman saat Jimin menatapnya intens.
KAMU SEDANG MEMBACA
PAROXYSM ✔️
FanficCOMPLETE [Another Story of 'He is Gay'] Paroxysm (n) : ledakan emosi yang secara tiba tiba ☘️☘️☘️ Mempunyai kekasih seperti Park Jimin, seorang lelaki yang hangat, penuh perhatian, dan bisa selalu mengerti untuk menyeimbangi ego mu yang keras. Dan b...