2. Bingung

7.6K 349 9
                                    

Happy reading~

.

.

Waktu terus berputar sampai Randy tak menyadari hari sudah sore. Tari yang tahu matahari akan mulai terbenam pun memutuskan untuk pulang dari rumah Randy. Sebagaimana pun Tari tahu, yang namanya laki-laki dan perempuan tidak boleh terlalu lama di dalam satu ruangan berdua saja apalagi sampai malam. Bisa-bisa akan menjadi fitnah tetangga Randy. Walaupun Tari tak begitu mengusai ilmu agama tapi dirinya juga mengetahui hal itu sehingga dia memilih untuk pulang ke kostnya saja.

Randy berniat untuk mengantarkan sahabatnya itu pulang namun Tari menolaknya. Tari memilih pulang dengan angkutan umum saja. Randy mengalah, melihat gelagat Tari yang sudah serius sangat menyeramkan di mata Randy. Randy hanya menghela napasnya.

Kontrakannya begitu sepi karena kepulangan Tari. Televisi sedari tadi yang masih hidup pun tak terlihat di mata Randy. Malah televisi yang menonton Randy bukan Randy yang menonton televisi.

Randy membanting tubuh cungkring-nya di sofa. Randy menatap langit-langit rumahnya. Pikirannya sudah melayang tidak tahu kemana.

Apa-apaan ini?

Randy mengulang pertemuannya dengan Tari satu tahun yang lalu. Pertemuan konyol yang membuat dirinya bertemu dengan sosok perempuan jutek dan dengan anehnya mereka bersahabat sampai sekarang.

Bibir Randy tersungging. Ingatannya kembali saat Randy bertemu dengan Tari hanya karena merebut sebuah buku sampai-sampai mereka berdua diusir dari perpustakaan karena membuat keributan disana. Konyol kan? Padahal saat itu Randy hanya beralibi saja membaca buku. Jangan kan membaca buku, membeli buku saja Randy ogah-ogahan kalau itu tidak terlalu penting untuknya. Namun beda pula dengan komik, Randy sangat mencintainya. Kenapa? Kalau kata Randy di komik itu lebih banyak gambarnya daripada tulisannya. Ya sudah bodoamat keleus.

Kembali ke topik awal.

Untuk pertama kalinya, Randy berada di perpustakaan kampus. Iyaps, padahal sudah memasuki semester tiga dan Randy baru saja menginjakkan kakinya di perpustakan. Sungguh keajaiban luar biasa. Sebenarnya yang menjadi tujuan pertama Randy bukan lain adalah mengecek mangsa selanjutnya yang sedang duduk manis disana. Gebetan maksudnya.

Lalu agar dirinya tidak diketahui, Randy berpura-pura mencari buku yang sebenarnya tidak sesuai dengan bidangnya. Tanpa membaca judulnya Randy mengambil sebuah buku namun mata Randy masih mengikuti gerak si gebetan. Tak berapa lama, saat Randy sudah menarik buku itu dari rak buku. Sosok tangan juga ikut menarik buku tersebut. Randy pun akhirnya tersadar ternyata tangan perempuan asing.

Ini cewek nggak liat apa? Cowok ganteng kayak Randy gini udah mau ngambil buku ini bahkan udah digenggam Randy. Bisa-bisanya nih cewek main tarik.

Randy melengos. Tanpa bersuara, Randy menarik buku itu. Randy tidak mau kalah, kan dia duluan yang mengambilnya. Ternyata oh ternyata, perempuan itu tidak mau mengalah. Perempuan itu juga membalas dengan menarik buku tersebut.

Randy terngaga. Randy baru pertama bertemu dengan orang seperti perempuan di depannya ini. Biasanya perempuan yang bertemu dengannya akan cengengesan atau tersenyum malu-malu. Tolong catat, Randy itu GANTENG. GAN.TENG.

Tapi perempuan di depannya ini? Berwajah datar lalu tak mau mengalah malah memaksa menarik buku yang sudah dipegang Randy.

"Ini buku mau gua baca."

"Sorry, Kak. Gue butuh buku ini." Wajah perempuan didepan Randy lempeng-lempeng saja. Tak ada ekspresi memohon atau apapun. Ini perempuan orang bukan sih?

Detak Waktu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang