Happy reading
.
.
Cara terbaik untuk mengalahkan seseorang adalah mengalahkan dia dengan KESOPANAN
-UMAR IBN KHATTAB-Randy sudah kembali ke Surabaya setelah menghabiskan weekend-nya dia habiskan bersama kedua orang tuanya. Dan jangan lupakan hari Senin kantor tak pernah libur kecuali tanggalnya diwarnai dengan warna merah. Tapi jangan diwarnai sendiri.
Hm kerja lembur bagai quda.
"Randy, saya mau minta tolong. Laptop saya tiba-tiba saja eror, nggak bisa hidup. Bisa kamu cek? Soalnya saya butuh sekarang. Nggak pake lama."
Randy menoleh. Sebenarnya hatinya sudah sedikit panas dengan nada perintah yang disampaikan dari salah satu pegawai kantor kepadanya. Begini lah resiko menjadi anak magang.
Randy tidak boleh gegabah dan mengutamakan emosinya. Randy sadar jika dirinya disini hanya lah anak magang yang memiliki batas waktu tertentu. Dan dirinya harus menghadapi setiap karakter manusia.
"Baik, Pak. Sebentar." Randy mulai melancarkan aksinya. Akhirnya laptop tersebut hidup namun ada yang ganjal, layar LCD malah berwarna hitam tak menampilkan apapun. Pegawai laki-laki tersebut sedikit tidak sabar.
"Bisa cepat sedikit? Nanti saya lembur jadinya gara-gara kamu."
"Hm maaf, Pak. Laptop Bapak nggak bisa diperbaiki dengan waktu yang cepat karena memang ada sistem yang bermasalah," jawab Randy sesopan mungkin.
"Loh kok gitu?! Padahal saya nggak pernah ngapa-ngapain laptop saya. Nanti kamunya lagi yang nggak becus!" intonasi suara si pegawai meninggi. Untungnya kantor lumayan sepi sehingga tidak membuat kehebohan.
Randy menguatkan dirinya. Bisa saja Randy membalikkan meja yang ada dihadapannya tapi Randy sadar jika Randy marah bukan menyelesaikan masalah yang ada menambah masalah plus memalukan namanya sendiri.
Sabar, Ran. Mungkin Bapak ini lagi lapar atau kurang minum.
"File Bapak dan aplikasi laptop terlalu banyak bisa jadi salah satu penyebabnya. Sebenarnya yang bermasalah di laptop Bapak itu rata-rata di software bukan di hardware makanya nggak keliatan kerusakannya, Pak." Pegawai tersebut menggaruk kepalanya. Randy melihat dari gelagat si Bapak sepertinya Bapak ini menyadari sesuatu.
"Hm yasudah kalau begitu. Jadi saya harus bagaimana?" jawab si pegawai sedikit melunak.
"Mending Bapak pakai komputer kantor aja nanti saya kabarin lagi tentang laptop Bapak," saran Randy. Si pegawai hanya mengangguk tanpa sepatah kata langsung meninggalkan Randy.
Randy menghembuskan napasnya sedikit lega tapi pekerjaannya malah bertambah. Ya sudah lah.
Fano menepuk-nepuk bahu Randy.
"Keren lu! Bisa buat Pak Geri diam begitu!" Randy hanya tersenyum tipis, memang sedikit sulit menghadapi karakter orang-orang yang baru dirinya temui apalagi di dunia perkantoran seperti ini. Ya, kantor sangat berbeda dengan kampus.Tanpa pikir panjang, Randy mulai memperbaiki laptop si pegawai tadi.
"Lu nggak dzuhur?" tanya Fano.
"Sebentar deh. Gua mau nyelesain ini lagian waktu dzuhur juga masih lama." Fano menggeleng. Kinerja Randy memang bagus dalam bekerja tapi untuk masalah ibadah sepertinya Randy perlu diingatkan.
"Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung."
(Q.S Ali 'Imran:104)