24. Lepaskan

3.2K 168 16
                                    

Happy reading~


Masa lalu mengajarkan kita untuk memperbaiki diri menjadi lebih baik lagi


Randy menata rambutnya serapi mungkin lalu memakai peci berwarna hitam. Randy bersiap untuk pergi ke mesjid mengerjakan shalat subuh. Randy mulai belajar membiasakan sunnah yang Rasulullah anjurkan. Dagunya saja sudah ditumbuhi bulu-bulu ya memang tidak begitu tebal karena baru beberapa hari Randy sengaja tidak mencukurnya.

Bismillah

Randy melangkahkan kakinya keluar rumah. Jarak mesjid dengan kontrakan Randy tidak terlalu jauh, Randy hanya perlu berjalan tanpa menggunakan Robert.

Adzan subuh telah usai, sebelum melaksanakan shalat berjamaah Randy mengerjakan shalat sunnah  dua rakaat sebelum subuh atau sering disebut shalat sunnah qabliyah subuh. Dari yang Randy pelajari akhir-akhir ini, orang yang mengerjakan shalat sunnah sebelum subuh lebih baik dari dunia dan seisinya.

Setelah itu Randy melanjutkan shalat wajib secara berjamaah. Untuk hari ini Randy harus absen menjadi imam karena memang bukan jadwalnya.

***

"Skripsi lu gimana? Lancar?"

"Alhamdulillah, gua lagi ngerjain bab tiga. Doain aja minggu depan gua udah bisa sidang proposal."

Riyan dan Denis mengamini.

"Gue tuh stres banget deh liat dospem* gue! Bawaannya tuh, gue mau nyakar mukenya. Seriusan deh!"

Randy menyeruput kopi hitam yang sudah terhidang di depannya. Tidak menghiraukan Denis dengan segala ocehannya yang kadang tidak jelas itu.

"Woy! Lu pada dengerin nggak sih kisah pilu mahasiswa ganteng macem gue ini?"

"Lo ngoceh mulu. Meja depan lo udah kena banjir tau kaga gara-gara hujan lokal dari mulut lo."

"Sialan kamu, sayang!"

Seorang mahasiswi tiba-tiba saja datang dan berdiri disamping kursi Randy. Mahasiswi tersebut dengan malu-malu menyodorkan kue cokelat yang berukuran kecil.

"Ini kue buatan aku, Kak. Cobain deh. Khusus aku buat untuk Kakak."

Denis yang melihat kejadian itu bersiul menggoda Randy.

"Maaf, saya tidak bisa menerima kue buatan kamu. Mending kamu kasih aja ke orang yang sangat membutuhkan." Randy berdiri dan berjalan menuju kasir, meninggalkan mahasiswi serta kedua temannya --Denis dan Riyan.

Raut wajah mahasiswi tersebut terluka karena mendapat penolakan Randy.

"Songong banget itu bocah!" cibir Denis. Riyan hanya tersenyum miring melihat tontonan menakjubkan siang ini.

Randy benar-benar meninggalkan kedua sahabatnya sehabis membayar seluruh makanan dan minuman yang dia beli tadi. Sebentar lagi masa-masa kuliahnya akan selesai dan sesuai rencananya, saat acara wisuda selesai  Randy akan langsung ke Surabaya untuk mencari rumah atau mungkin apartemen sebagai tempat tinggalnya. Randy tidak akan kembali ke Jakarta kecuali ada kepentingan darurat atau mungkin karena ada pekerjaan nantinya.

Detak Waktu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang