Happy reading~
Jadi gini ya rasanya digantungin kayak jemuran? Gua baru tau soalnya kebiasaan ngegantungin cewek dan gua memilih tobat aja.
-Randy Setiawan-Randy menatap layar ponselnya yang tergeletak mengenaskan diatas meja berulang kali. Hal yang paling di tunggunya tak kunjung muncul.
"Kamu itu ngapain sih, Ran? Dari tadi liatin liatin hp mulu. Udah sholat isya belum kamu!?" Desi membuka toples, mengunyah keripik pisang hasil belanjaannya tadi sore.
"Udah, Ma. Tadi kan Randy singgah ke mesjid dulu sebelum ke apartemen. Ma, kenapa Mama kesini nggak pernah bareng sama Papa?" sebenarnya bukan apa-apa cuma sekalian ada yang memang ingin Randy bicarakan pada kedua orang tuanya. Perihal Randy yang berniat untuk serius dengan Tari walaupun sampai sekarang jawaban atas proposalnya belum Randy terima.
"Papa lagi dinas ke luar kota makanya mama ke Surabaya. Rumah sepi banget. Kamu nggak suka ya kalau mama ke apartemen kamu terus?!"
Allahuakbar. Salah mulu cogan mah yaelah.
"Nggak lah, Mamaku sayang. Randy seneng dong Mama disini cuma apa ya Ma. Ada yang emang pengen Randy bicarakan jadi kurang lengkap aja gitu kalau Papa nggak ada." Desi melihat wajah Randy yang tampak serius beda seperti biasanya. Ini Randy loh Randy! Putranya yang jarang banget serius hobinya suka ngeleus.
"Mau bicarakan apa? Nanti mama sampein ke Papamu. Bilang sini jangan buat mama kepo deh."
"Ma. Randy kemarin. Tapi Mama jangan heboh dulu. Randy bukan ngelamar cewek cuma semacam itu lah." Desi terkejut bukan main.
"Randy." Desy menghela napasnya.
"Kamu ngelamar cewek bukan karna mama kan?" Randy bingung dengan pertanyaan sang mama.
"Maksud Mama?"
"Kamu ngelamar cewek biar nggak mama omelin lagi kan soal istri? Ya Allah, Ran. Jangan sampai kamu sembarangan milih perempuan ya, Ran! Mama nggak mau!"
Gubrak! Randy hampir saja terjungkal ke belakang.
Serba salah ferguso di mata baginda kanjeng ratu.
"Ma, Randy nggak sembarangan milih cewek kok. Maafin Randy yang nggak pernah cerita sama Mama. Perempuan ini perempuan yang udah Randy kenal sejak kuliah terus ketemu lagi di kantor." Randy sengaja tidak menceritakan soal Tari merupakan mantan sahabatnya karena Randy tahu apa yang akan dikatakan mamanya nanti.
Ya Allah, anakku korban gagal move on sama friendzone.
Atau mungkin, yasalam anakku bucin.
Sudah berapa orang yang mengatakan itu pada Randy? Jadi Randy skip aja bagian itu.
"Terus-terus?!" Desi semakin excited.
"Setelah Randy periksa semua datanya dan dia ternyata belum menikah, Randy langsung aja ke Bandung ketemu ayahnya." Tiba-tiba saja Desi merentangkan tangannya. Randy mengernyitkan dahinya melihat kelakuan mamanya.
"Sini! Mau mama peluk!" mau tak mau Randy mengikuti apa yang diperintahkan mamanya. Sesekali Desi memukul punggung putranya.
"Ya Allah, anakku sudah dewasa. Bangga mama sama kamu, Ran." Randy hanya memejamkan matanya menahan rasa sesak napas karena dikekepin.
Iya, Ma. Randy berani tapi masalahnya jawabannya masih di gantungin kayak jemuran! Jadi ini status Randy masih diawang-awang. Bisa di langit bisa juga di tanah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Detak Waktu
General FictionCerita mainstream. Semuanya akan indah pada waktunya.