happy reading~
.
.
Perbaiki diri dulu kalau mau dapat pasangan yang baik
-Lestari Indrian-Rumah lumayan besar yang berdominasi warna abu-abu dan putih sudah berada di hadapan Randy. Setelah menempuh perjalanan hampir 2 jam lebih dengan menaiki kereta akhirnya Randy sampai di rumahnya. Randy memang sengaja tak memberi tahu kedua orang tuanya kalau dirinya akan pulang. Tak ada salahnya memberikan kejutan kepada Mamanya yang cerewet itu, pikir Randy.
Randy menekan tombol bel yang tersampir di sebelah pintu rumah. Belum ada tanda-tanda akan dibuka akhirnya Randy pun bersuara.
"Assalamu'alaikum! Ma! Randy pulang!"
Hm gagal dong kejutan gua buat Mama kalau gua nyebutin nama gua sendiri. Semoga aja belum didenger sama Mama.
"Assalamu'alaikum, paket! Bu, ini ada kiriman paket!" Randy mengubah suaranya.
Pintu terbuka sedikit menandakan yang empunya ternyata ada di rumah.
"Maaf, Mas nung- Loh ini anak siapa?" Perempuan paruh baya dengan rambut yang hampir memutih itu berkacak pinggang."Ya Allah, Ma. Masa sama anak sendiri aja lupa." Randy cengengesan.
"Ya habisnya kamu jarang banget pulang udah kayak bang toyib tau nggak! Apa pula lagi tadi pake nyamar jadi mas-mas kurir antar paket!"
Desi -Mama Randy melenggang masuk ke dalam rumahnya.
"Kan ngasih kejutan, Ma. Ih Mama nih nggak seru! Anaknya datang bukannya dipersilahkan masuk malah dibiarin." Randy berekspresi seperti tersakiti.
Desi memutar tubuhnya bersiap akan mengoceh pada anaknya. Randy ini anak siapa sih sebenarnya?"Kamu tuh bukan tamu ya, Ran. Tinggal masuk aja apa susahnya."
"Mama nggak rindu sama Randy? Anak Mama yang paling ganteng sejagat raya ini?"
"Nggak!"
"Sakit hati Randy, Ma. Jawabannya singkat bener. Kalau misalnya dijadiin sinetron nanti judulnya 'Anak yang tersakiti anak yang malang'."
"Nggak usah ngawur! Habisnya kamu ganggu tidur cantik Mama!" Randy dan Mamanya duduk di ruang tamu.
"Kalau Mama nggak cantik, Papa mana mau sama Mama."
"Heh! Kurang asem itu mulut kamu ya, nanti Mama cabein baru tau! Papa kamu tuh cinta sama Mama apa adanya bukan ada apanya!" Randy bertepuk tangan heboh. Mamanya ini memang mantap luar biasa kalau sudah berhubungan dengan Papa Randy.
"Widih Mama memang top markotop! Btw Papa masih di kantor, Ma?"
"Eh tapi kan ini weekend. Ngapain juga ke kantor coba." Randy menjawab pertanyaannya sendiri.
"Tanya sendiri malah jawab sendiri! Papamu ada di halaman belakang, lagi bersihin kandang si George. Udah kamu samperin sana Papamu. Papa rindu kayaknya sama kamu sampe-sampe si George pun dia anggap kamu!"
"Ya Allah, masa anak yang ganteng kayak Randy begini disamain sama George, si burung kakak tua hinggap di jendela."
Desi tak mengindahkan omongan ngawur anaknya dan beralih menuju ke dapur untuk menyiapkan makan siang. Randy berjalan menuju ke halaman belakang menyapa Papa satu-satunya. Randy menggeleng, memangnya Papanya ada berapa? Yang Randy punya itu ya satu, Bapak Suryanto.